Custom Search

Kamis, 26 Februari 2009

Sahabat Oleh catur

Perang segera akan terjadi, sementara itu Andi dan Anto segera mempersiapkan diri menghadapi perang. Andi dan Anto adalah dua pemuda disalah satu desa yang rencananya akan diserang oleh Belanda. Mereka berteman dari kecil, sehingga mereka sangat akrab dan seperti saudara kandung. Waktu mereka sedang sibuk dengan dengan mempesiapkan diri menghadapi Belanda, terdengar desas – desus bahwa Belanda akan menyerang Desa mereka, mendengar hal ini warga desa menjadi panik dan ketakutan. Dengan berani Andi mengajukan usul ke Pak Kades”, Pak Kades, bagaimana kalau kita mengadakan pertemuan untuk mempersiapkan diri menghadapi serangan Belanda?”, usul Andi.
“Bagus, itu usul yang baik”, jawab Pak Kades.
“Baiklah, kita akan berkumpul di Balai Desa nanti malam jam 19.00, diharap semua warga dapat datang karena ini keadaan darurat”, tambahnya.
“Jadi sudah jelas, nanti malam jam 19.00 saudara – saudari diharap datang ke Balai Desa”, tegas Andi.Lalu para wargapun membubarkan diri dan kembali ke rumah masing – masing. Begitu juga dengan Andi dan Anto, mereka pulang kerumah masing – masing.

Malampun tiba, Andi dan Anto pergi ke Balai Desa tepat pukul 19.00 bersama – sama. Mereka tak menyangka, ternyata warga sangat peduli dengan keamanan Desa, sehingga banyak sekali yang datang. Sambil gugup Andi bertanya ,” Anto, apa betul ini warga desa kita”.
“ Ya benar, inilah warga desa kita”,sahut Anto.
“Wah, banyak sekali. Aku tak percaya warga desa kita sebanyak ini”, tambah Andi.
“Iya, ayo kita menemui Pak Kades. Sepertinya Pak Kades sudah menunggu kedatangan kita”, tambah Anto.
Merekapun pergi menemui Pak Kades, lalu Pak Kades menyambut dengan baik dan pembicaraanpun dimulai.

Setelah berunding beberapa jam, akhirnya diperoleh kesimpulan yang berisi warga desa siap melawan penjajah atau siap untuk melakukan perang melawan penjajah Belanda. Dengan kesimpulan tersebut Andi dan Anto lebih semangat, karena mereka ditunjuk Pak Kades untuk menjadi pemimpin perang. Dengan hal ini mereka selalu berlatih menggunakan bambu runcing senjata khas desa dengan rutin dan selalu waspada.

Hari – haripun berlalu, demikian pula dengan warga desa yang semakin lihai bermain bambu runcing. Lalu di pagi hari seorang warga yang sedang berpatroli tak sengaja melihat bahwa Belanda telah menyerang dan menduduki desa tetangga. Andi mengetahui hal ini, lalu pasukan pun bersiap – siap untuk melakukan perang. Mereka berencana untuk membuat kaget Belanda dengan serangan – serangan mendadak. Rencana itu disetujui oleh Pak Kades, Operasi ini disebut operasi Beruang Hitam.

Setelah bersiap – siap, pasukan pun berangkatkan. Setelah siap diposisi masing – masing mereka mempersiapkan diri dan menunggu perintah dari Andi dan Anto untuk menyerbu pasukan Belanda. Setelah menunggu berjam – jam, terlihat para serdadu Belanda berbaju hijau berbondong – bondong melintasi perbatasan desa. Setelah para serdadu Belanda berada tepat dititik serang lalu Andi dan Anto berteriak,”Serang...... Jangan sampai Belanda menduduki desa kami..... Serbuuuu”.
Dengan adanya perintah tersebut Belanda mulai panik, lalu muncullah para pasukan desa. Belanda sangat kaget dan bingung karena tiba – tiba banyak pasukan menyerang. Perangpun dimulai, peperanga terjadi sangat sengit.

Setelah beberapa lama, akhirnya pasukan desa telah berhasil mengusir Belanda walaupun aa sedikit pasukan yang terluka. Pasukanpun kembali ke desa sambil bernyanyi – nyanyi seraya menikmati kemenangan. Setelah sampai di desa Andi mengajukan usul ke Pak Kades,” Pak Kades bagaimana untuk merayakan kemenangan, kita mengadakan pesta?”
“Oh, itu ide yang bagus”, jawab Pak Kades.
Tiba – tiba Anto memotong pembicaraan,” Jangan Pak Kades, karena hal itu akan membuat pasukan menjadi lemah”.
“ Diam kau Anto, kau tidak tahu apa – apa tentang kemenangan,” sahut Andi. Perseturuan antara merekapun berlangsung sengit, sampai – sampai mereka bertengkar. Lalu dengan rasa egoisnya, andi Anto pergi dari pasukan, karena tidak setuju dengan pendapatnya. Dengan rasa kesal dan kecewa Anto dan melakukan perang gerilya sendirian melawan Belanda ke hutan. Dengan hal ini Andi merasa puas, karena pendapatnya terlaksana dan pestapun dimulai.

Hari telah berganti, Andi telah merencanakan untuk melawan benteng Belanda di desa tetangga. Serangan itu dilakukan tanpa ikut serta Anto, sehingga daya serangnya kurang, ditambah tadi malam habis pesta, jadi stamina para pasukan berkuranng. Hal ini membuat Andi merasa kecewa dan malu kepada Pak Kades. Andi sedih dan teringat akan sahabatnya yang selama ini berjuang bersama menghadapi Belanda yang kini entah dimana. Dia sangat menyesali perbuatannya karena rasa egoisnya dia tega mengusir sahabat sejak kecilnya.

Andi sadar dan Ia mempunyai rencana untuk mencari sahabat dan minta maaf kepadanya. Setelah desa agak aman, Andi memutuskan untuk pergi bergerilya melawan Belanda dan mencari Anto sahabat karibnya Andi pun pergi dengan membawa sedikit pasukannya. Diperjalanannya Andi menemukan Arti kehidupan dan menyadari bahwa sahabat itu sangat penting dari segalanya. Merekapun melanjutkan perjalanannya.

Dua tahun telah berlalu, dari jauh terlihat seorang pria yang tidak asing lagi bagi Andi. Ternyata pria tersebut adalah sahabatnya yakni Anto.
“Anto..”, Andi teriak dengan rasa bahagia. Antopun menoleh kearah Andi.
Sambil berlari Andi berteriak,” Anto, maafkan aku”.
“ Iya, aku sudah melupakan hal itu,”jawab Anto.
Andi sangat bahagia karena bisa bertemu kembali dengan sahabat karibnya. Setelah melepas rindu, lalyu mereka pulang ke desa.

Sesampainya di desa, Pak Kades sangat senang karena Anto telah kembali. Tanpa berlama – lama merekapun langsung membicarakan tentang menghancurkan benteng Belanda di desa Tetangga. Setelah berbicara panjang, lalu diperoleh kesimpulan bahwa besok akan menyerbu Belanda di Desa tetangga.
Esokpun tiba, setelah siap – siap pasukanpun berangkat dan dipimpin oleh Andi dan Anto. Disaat Belanda lengah, pasukan pun langsung menyerbu...”Serbu....serbu,” teriakan para pasukan. Setelah beberapa jam, Belanda pun akhirnya menyerah dan berlarian kabur. Akhirnya perjuangan melawan Belanda berhasil dan keberhasilan ini terjadi karena persahabatan dua sahabat karib yang mampu melakukan segalanya.

Pengasuh Penyihir Oleh johan

Pada tahun 1936 di sebuah desa di kota belanda tinggalah seorang duda bersama 7 anaknya dan 2 pembantunya. Duda itu kerja di sebuah perusahaan pembuat peti jenazah di kota itu, saat itu duda yg bernama Tuan George itu sedang kebingungan mencari pengasuh untuk ke tujuh anaknya yg sangat nakal dan bandel, sudah 16 pengasuh meninggalkan rumah itu karena kenakalan ke tujuh anak itu. Saat George sedang berfikir bagaimana dia mendapat pengasuh barunya dia mendengar bisikan aneh dari sebuah Koran tua, saat dia membuka dan membacanya dia kaget karena tiba-tiba bisikan aneh itu dating kembali dan mengatakan “pengasuh Phee(nama orang) dapat membantumu”.
George sangat bingung terhadap bisikan aneh itu kemudian malam hari ketika hujan mengguyur desannya dia pergi ke sebuah perusahaan penyaluran pengasuh namun saying pemiliknya Ny. Elina tidak mau membuka pintunya untuk keluarga George karena sudah 16 pengasuhnya menyerah mengasuh 7 anaknya. Akhirnya dengan persaan sedih dia pulang.
Saat dirumah dia kaget karena di ruang kerjanya tiba-tiba telah duduk seorang wanita berwajah jelek dengan jerawat dan tahi lalat yg besar di atas mulutnya berdiri dengan payungnya dan berkata “selamat malam tuan george”, dan george menjawab dengan gugup “selamat malam nyonya, maaf kenapa anda tiba-tiba berada di ruangan saya? Apakah pembantu saya yang mempersilahkannya?” “tidak! Saya kemari untuk menjaga 7 anak anda yg nakal” jawab wanita itu. “lalu siapa nama anda? Dikirim oleh siapa anda?” Tanya George. “saya datang atas kemauan saya sendiri untuk mendidik anak anda. Bolehkah?” jawab wanita itu. “ya tentu tapi saya harap anda sabar dan bijak dalam menjaga mereka”
Malam itu saat anak-anak sedang bermain dikamarnya wanita pengasuh yang bernama Phee itu dating dan membuka pintu. 7 anak itu kaget dan berteriak “ohh tidak siapa wanita jelek itu” dengan senyum yg sinis phee menjawab. “akulah pengasuh ke 17mu”
Anak-anakpun kaget mengapa dia bias mengetahui semuanya dan saat itu dia menyuruh anak-anak merapikan kamar tapi anak-anak malah mengobrak abrik kamarnya dan lompat-lompat di atas kasurnya, saat itu juga pengasuh menghantam payungnya yang tua ke lantai, sontak saat itu juga anak-anak yang berlompatan tak bias berhenti melompat mereka si Sulung berkata “ heii kau apakan kami, mengapa kami terus seperti ini” dan phee menjawab “inikah maumu, bermain terus hingga lelah, aku akan hentikan ini asalkan kalian berkata sopan” namun saying mereka malah mengoceh dan mencemooh phee setelah agak lama si bungsu berkata kepada sulung untuk meminta maaf dan menghentikan semua ini, dan akhirnya dengan hentakan paying tua itu ,ereka semua berhenti dan tanpa sadar membersihkan kamar dengan cepat dan langsung berbaring di kasurnya, mereka berkata “ii ajaib sekali, dia penyihir ini berbahaya dan kita bias di makan olehnya” phee hanya tertaw kecil dan berkata “ aku akan bekerja disini saat kalian tidak membutuhkanku namun aku akan pergi jika kalian membutuhkanku” “kami tidak membutuhkanmua Phee!!!” jawab sulung. Phee kembali tertawa dan pergi sambil mengucapkan selamat tidur pada mereka.
Pagi hari tiba mereka dibangunkan oleh phee pada pagi hari sekali namun mereka tidak mau dan berbohong kepada phee dan berkata, ” phee nampaknya kami sakit dan kami tidak bisa bangun dari tempat kami”, ”oh jadi kalian sakit?” phee tau mereka berbohong dan dengan payungnya phee membuat mereka sakit dan tidak bisa bangun kemudian dia pergi dan berkata ”tidurlah anak-anak”. Anak-anakpun senang dan mereka akan bermain main lagi tapi mereka tiba-tiba sadar bahwa tubuhnya terkunci dan bersuhu tinggi dan mereka menangis keras karena itu, phee datang dan menanyakan kenapa mereka menangis dan mereka mengaku kalau tadi mereka berbohong, akhirnya phee membebaskannya dan 7 anak itu minta maaf pada phee, saat mereka megucapkan kata maaf tiba-tiba jerawat phee hilang separuh dan phee tertawa kecil dan mengatakan pada 7 anak supaya mereka selalu mengucapkan maaf ketika bersalah. ”heii phee ambilkan kami makan pagi sekarang” celoteh anak sulung, namun phee menggeleng dan berkata ” katakan Tolong!” ”tidak” jawabnya.”baiklah kalau begitu aku tidak akan mengambil malakan untuk kalian”. Dan phee meninggalkan mereka
Setelah satu minggu mereka diasuh oleh Phee akhirnya satu demi satu anak sadar bahwa mereka harus mengharhgai pengasuh, mengucapkan maaf ketika salah, mengucapkan tolong ketika ingin di bantu, dan berusaha untuk tidak nakal lagi, setelah 2 minggu mereka sudah berubah menjadi baik dan wajah jelek phee berubah sedikit demi sedikit setiap anak-anak merubah sikap mereka. Mereka akhirnya menjadi sopan dan akrab pada phee, phee pun ikut senang dan saat mereka malah membutuhkan phee, phee pergi meninggalkan mereka untuk mendidik anak-anak nakal lainnya karena dia berhasil mendididk 7 anak itu.
Dan merekapun sadar kalo phee adalah pengasuh yang baik hati dan sihirnya digunakan hanya untuk medidik anak nakal, ayah merekapun sangat senang dengan perubahan ke7 anaknya yang kini menjadi baik dan sopan terhadap orang tua. Dia kini sudah tidak butuh pengasuh lagi karena anak-anaknya sudah mandiri dan baik.

Selamat Tinggal Kucingku Oleh Fella

Jam weker berbunyi, adzan shubuh mulai berkumandang dari setiap masjid / musolla yang ada disekitar rumah Priska. Tak ketinggalan musolla yang ada di belakang rumah Priska pun telah menyerukan panggilan sholat subuh. Priska langsung bangun dari tidurnya dan langsung mengambil air wudlu. Setelah siap – siap, ia pun berangkat ke musolla untuk sholat subuh berjamaah.
Priska langsung beranjak pergi keluar musolla setelah ia sholat subuh berjamaah, berdzikir, serta berdo’a. Saat akan menutup pintu musolla ia melihat sesosok tubuh kucing yang terbaring kaku. Priska pun menyadari bahwa sesosok tubuh kucing itu adalah Kirara. Melihat Kirara telah mati Priska pun langsung mengelusnya dan terus menyebut asma Allah. Ia juga menyebut nama Kirara seraya matanya berkaca – kaca.
“ Kirara, Kirara….”
Kirara terlihat sudah kaku. Terdapat busa dimulutnya seperti baru saja diracun oleh orang. Tidak hanya sampai disitu, mata kirara melotot kearah atas dan dari duburnya keluar kotoran. Semua itu membuat Priska sangat sedih melihatnya.
Setelah beberapa saat, Priska langsung pulang dan membawa Kirara pulang. Pagi pun datang dan matahari muncul dari arah Timur untuk menyinari dunia. Keluarga Priska dibuat gempar oleh Kirara. Semua itu karena Priska terus menangis sambil mengucap nama Kirara, saat Kirara akan dikubur di pekarangan rumahnya.
“ Kirara, Kirara, Kirara, hiks, hiks…..”
Kirara telah dikuburkan, Priska pun sepertinya berat saat akan meninggalkan kuburan Kirara. Saat sekarang ia hanya melamun saja di kamarnya. Ia merasa sangat kehilangan hewan kesayangannya yang sangat ia sayangi. Saat melamun Priska mengingat pada saat pertama kali Kirara datang
Pada saat itu di rumah tetangga Priska sedang diadakan pertemuan. Priska pun turut dalam acara tersebut. Saat berjalan – jalan, ia melihat ada seekor kucing kecil yang sedang mengikuti langkah – langkah kaki orang disekitarnya. Priska merasa iba melihat kucing itu, saat ada kaki, kucing itu mendekat tetapi orang – orang malah menendangnya. Kucing itu akhirnya hanya duduk di bawah motor seorang tamu. Saat pulang Priska pun akhirnya mengambilnya.
Kucing yang diambilnya waktu itu, ia berinama Kirara. Nama Kirara berasal dari nama tokoh kartun yang Priska sukai. Priska memberi makan, membawanya tidur, mengajak bermain, dan masih banyak lagi lainnya yang ia lakukan bersama Kirara. Priska sangat manyayangi Kirara dan juga sebaliknya, Kirara juga sangat senang mempunyai pemelihara yang sangat baik padanya.
Priska adalah anak yang bertanggung jawab, sehingga ia pun yang hanya Priska yang mengurusi Kirara. Ia merasa sangat senang memelihara kucing seperti Kirara. Meskipun kadang – kadang sikap Kirara menyebalkan. Tetapi rasa sayang Priska tak kurang sedikitpun. Seperti saat itu, karena badan Kirara besar maka ia tak bisa naik ke meja atau tempat tinggi lainnya. Tetapi Kirara sangat pandai membuka pintu lemari yang berisi makanannya. Priska pun akhirnya harus selalu mengunci pintu lemari itu. Tetapi paling – paling Priska hanya mengomentari sedikit.
“ Kirara, Kirara, lucu banget sih kamu, tapi gak boleh nakal dong!” kata Priska sambil menepuk tubuh Kirara yang gendut.
Sebelum Kirara mati, Kirara juga pernah membuat Priska sedih. Kaki belakang Kirara sakit, sehingga Kirara tak dapat berjalan. Priska sangat sedih melihat Kirara seperti itu. Lalu ia berbicara pada mamanya.
“ Mama, Kirara sakit, dia enggak bisa jalan. Kasihan banget dia.” Priska berbicara kepada mamanya sambil berkaca – kaca.
“ Ya sudah, ya sudah, kita bawa Kirara ke dokter hewan saja, sekalian membeli makanannya yang sudah habis.” Kata Mamanya sambil menenangkan Priska.
“ Oh ya, Kirara dimana?” Tanya Mama pada Priska
“ Itu ma, di tempat tidurnya.” Jawab Priska
“ Kalau begitu, Priska mengambil Kirara, sementara, mama akan siap – siap.” Kata Mama pada Priska.
“ Kita akan ke dokter ya ma?” Tanya Priska ragu.
“ Iya sayang.” Jawab Mama sambil tersenyum.
Priska dan Mamanya pun membawa Kirara ke dokter. Saat di dokter ia mengeluhkan semua keluhan Kirara yang ia lihat. Mamanya hanya tersenyum melihat anaknya seperti itu, sambil mengambil makanan Kirara untuk dibelinya.
“ Dokter, Kirara sakit, tolong sembuhkan dia ya dokter.” Kata Priska pada dokter hewan
“ Priska, kau tak usah terlalu khawatir seperti itu. Saya akan berusaha untuk menyembuhkan penyakit Kirara.” Kata dokter seraya menenangkan Priska.
“ Dokter memangnya Kirara sakit apa?” Tanya Priska
“ Di paha Kirara terdapat cairan, sehingga ia tidak dapat berjalan.” Jawab dokter.
“ Lalu bagaimana cara menyembuhkannya?” Tanya priska seraya ia tak sabar melihat Kirara sehat kembali.
“ Hanya disuntik saja, mungkin Kirara akan sehat kembali.” Kata dokter.
“ Kenapa mungkin dokter ? Pokoknya Kirara harus sehat seperti dulu.” Kata Priska sambil agak membentak dokter tersebut.
“ Sudah – sudah, Priska Kirara pasti akan sehat kembali, Priska jangan terlalu khawatir, pasti dokter bisa menyembuhkan Kirara, Mama sangat yakin.” Kata Mama Priska sambil menenangkan anaknya itu.
Priska hanya menunggu dan menunggu Kirara sehat. Ia jadi lebih menyayangi Kirara. Saat Kirara membutuhkan pertolongan Priska pasti membantu. Priska juga jadi sangat menjaga Kirara dengan penuh perhatian. Melihat semua itu Mama Priska hanya bingung mengapa anaknya bisa sangat menyayangi Kirara, yang hanya kucing seperti itu. Tetapi setelah berfikir Mama Priska pun tahu, mungkin karena Priska tidak punya teman dekat yang mau menemaninya kapan saja selain Kirara, jadi Priska merasa kesepian dan hanya bisa bermain –main bersama Kirara.
Karena kesabaran Priska dalam menjaga Kirara sangat besar, kesehatan Kirara pun berangsur – angsur membaik. Kirara juga sudah memulai kebiasaan nakalnya. Kirara menjadi sangat sering ingin membuka pintu lemari yang berisi makanannya. Kadang – kadang ia berhasil masuk lemari itu dan memakan makanan yang ada di dalamnya. Tetapi tidak jarang pula tangannya terjepit pintu lemari karena kurang hati – hati. Melihat Kirara yang seperti itu Priska pun kadang –kadang memukul perut Kirara, tetapi Priska sangat senang karena dengan perilaku Kirara yang sekarang berarti Kirara sudah sehat kembali.
Karena Kirara sangat menggemaskan, Ia sangat sering di jahili oleh keluarga Priska yang lain. Priska kadang – kadang memarahi keluarganya, tetapi tak jarang pula ia ikut menjahili Kirara. Meskipun Kirara tak dapat berbicara tetapi Priska tahu bagaimana cara untuk berkomunikasi dengan Kirara. Sikap memehami kebiasaan Kirara adalah cara Priska untuk dapat berkomunikasi dangan Kirara.
Lamunan Priska berhenti sampai di situ, ketika Mamanya menepuk bahu Priska. Priska pun kaget.
“ Ada apa Ma ?” Tanya Priska.
“ Kamu sedang melamun ya.kamu makan dulu ya. Kalau kamu anggak mau makan nanti kamu sakit.”Kata Mama.
“ Nanti dulu aja Ma, Priska masih belum lapar.” Jawab Priska.
“ Priska masih teringat pada Kirara ya ?” Tanya Mama pada Priska
“ Iya Ma, Priska masih menyesal kenapa tadi malam saat Kirara tidak masuk ke rumah untuk tidur, Priska tidak mencarinya.” Kata Priska.
“ Padahal biasanya, Priska selalu mencari Kirara saat dia tidak masuk kerumah. Priska sangat menyesal Ma.” Sambung Priska.
“ Sudahlah Priska. Kamu tidak boleh begini terus.” Kata Mama sambil mengelus rambut Priska.
“ Kira – kira Kirara diracuni oleh siapa ya Ma ?” Tanya Priska.
“ Kenapa ya Ma ada orang yang sangat jahat seperti itu ?” Sambung Priska.
“ Mama mau tanya, apa malam itu Priska lupa memberi makan Kirara ?” Tanya Mama.
“ Sepertinya memang begitu, waktu tadi malam kita sekeluarga makan malam di luar dan pulangnya malam, jadi mungkin Priska memang lupa memberi makan Kirara.” Jawab Priska seraya menunduk.
“ Ya sudah berarti mungkin saja Kirara makan sembarangan, dan mengkin juga makanan itu memang sudah busuk atau sudah diberi racun.” Kata Mama.
“ Berarti kirara mati karena Priska ya Ma ? Kirara maafkan aku atas kecerobohanku itu.” Kata Priska sambil menangis.
“ Sudahlah Priska, itu bukan salah Priska.Ya sudah Priska, sekarang Kita makan pagi dulu ya.” Jawab Mama sambil memeluk tubuh Priska.
“ Sudah ya, ayo kita makan dulu biar kamu tidak sakit.” Kata Mama.
Priska dan Mamanya pun keluar dari kamar Priska. Mereka langsung menuju keruang makan dan bergabung dengan anggota keluarga lain untuk makan pagi bersama. Hari demi hari terus dilalui oleh Priska tanpa adanya Kirara. Rasa kesepian pun datang menghampiri Priska.
Di sebelah rumah Priska ada keluarga yang baru pindah rumah. Di rumah itu ada anak perempuan yang seumuran dengan Priska. Keluarga Priska pun datang kerumah tetangga baru itu untuk sekedar berkenalan sebagai tetangga dekat.Tadinya Priska tidak mau diajak untuk ikut, tetapi setelah dipaksa oleh Mamanya ia pun mau ikut. Kedua keluarga pun sudah berkenalan, mereka makan malam bersama. Setelah beberapa saat priska pun mendekati anak yang seumuran dengannya. Anak itu bernama Luna.
Setelah mengobrol – ngobrol Priska pun tahu bahwa Luna juga sama –sam menyukai kucing sebagai teman. Banyak kesamaan antara Priska dan Luna dari apa yang mereka sukai hingga yang mereka tidak suka pun semuanya sama. Mereka pun menjadi teman. Setiap hari mereka bermain bersama. Tetapi lama- kelamaan mereka bosan juga bermain hanya itu –itu saja.
Saat berlari – lari pagi Luna melihat ada anak yang sedang mengelus –ngelus kucingnya. Sepulangnya dari lari paginya, Luna pun langsung beranjak pergi ke rumah Priska. Luna menceritakan apa yang ia liat tadi. Lalu Luna pun mempunyai inisiatif untuk memelihara kucing bersama dengan Priska.
“ Priska kamu mau enggak memelihara kucing bersama – sama ?” Tanya Luna pada Priska.
“ Boleh juga. Tapi kucingnya dari mana ?” Tanya Priska.
“ Ya kita cari kucing yang enggak ada yang punya atau kita beli aja kucing di toko hewan.” Jawab Luna.
“ Emang boleh apa sama Mama kita berdua ?” Tanya Priska lagi.
“ Ya bilang dulu dong !” Jawab Luna dengan agak menekan.
“ Ya udah sekarang aku pulang dulu ya, aku mau tanya ama Mamaku dulu, trus kamu juga jangan lupa Tanya Mamamu ya. Dadah.” Kata Luna sambil meninggalkan Priska.
Setelah itu mereka berdua pun menanyakan rencana itu pada Mama masing – masing. Dengan merayu – rayu, akhirnya rencana memelihara kucing pun disetujui oleh orang tua masing – masing. Tetapi mereka berdua harus janji untuk bertanggung jawab dan tidak boleh melakukan kecerobohan dalam memelihara kucing.
Keesokkan harinya, Priska dan Luna pun langsung mencari kucing biasa di sekitar rumah mereka. Dari pagi hingga siang mereka tidak melihat satu kucing pun berkeliaran di dekat mereka. Saat ada kucing yang mendekati mereka, mereka akan mengambilnya. Tetapi sudah ada pamiliknya. Dileher kucing itu sudah terpasang kalung bertilskan nama dan nama pemiliknya. Akhirnya Priska dan Luna pun mengurungkan niatnya untuk mengambil kucing itu.
Setelah beberapa hari Priska dan Luna belum juga mendapatkan kucing biasa. Padahal Mama mereka tidak mau membelikan kucing import kerena harganya mahal.
Tetapi saat Priska sedang main bersam di rumah Luna mereka melihat kucing kecil yang sangat kasihan. Di sekitar tubuhnya kucing itu ada bekas luka dan di telinga bagian kanan terdapat luka yang sepertinya bekas di gatal dan di garu olehnya. Kucing itu terlihat sangat tidak terawat. Karena merasa iba melihatnta Luna mengambilnya dan menaruhnya didekat mereka.
“ Luna kenapa kucing itu kamu ambil ?” Tanya Priska terheran – heran.
“ Kucing in kasihan banget, emang kamu enggak kasihan apa sama dia ?” Jawab Luna.
“ Kita bawa kucing ini ke dokter aja, kamu mau iku enggak ?” Tanya Priska pada Priska yang terlihat terbengong – bengong.
“ Ya. Deh aku ikut.” Jawab Priska.
Setelah berbicara pada Mama, mereka pun langsung berangkat ke dokter hewan. Setelah dibersihkan dan diberi obat oleh dokter, kucing itu pun terlihat lebih bagus. Priska dan Luna pun jadi sangat menyayangi kucing itu. Mereka berdua merawatnya dengan baik. Karena belum terbiasa Priska dan Luna pun kadang – kadang kewalahan dengan kucing itu. Tetapi mereka berdua sangat senang mempunyai kucing itu dan Priska pun jadi tidak terlalu kehilangan Kirara, kucing kesayangannya yang dulu. Semua itu karena ia telah mempunyi teman baik seperti Luna dan kucing kesayangan yang baru.


_SEKIAN_

Sms Gado-gado Oleh Gilang

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan lepas dari apa itu yang namanya CINTA. Mungkin kita semua dapat mengartikan apa itu arti CINTA. Akan tetapi kita juga tak bisa mengerti apa arti CINTA itu sesungguhnya. CINTA…….CINTA……dan CINTA…..

Suatu sore, dalam tetesan gerimis senja. Saat matahari melakukan rutinitas seperti biasanya yang mulai menggelincirkan diri turun menjadi petang ke batas cakrawala, dan temaram-temaram panjang disekitar kota mulai memancarkan cahaya senjanya. Saat siang terjemput malam terlihatlah seorang gadis manis berambut pendek sebahu dengan warna kulitnya sawo matang. Gadis manis itu sedang terduduk bersila manis dengan di sofa pink kecil di beranda luar kamar tidurnya dengan memeluk erat handpone kesayangannya yang sering ia namai dengan sebutan “DEKA” handpone itu adalah teman setianya dikala susah maupun senang. Gadis manis itu sedang Menangis seolah-olah ada suatu masalah yang sangat berat sedang menimpa dirinya. Akan tetapi gadis manis itu menangis justru karena dia mendapat kebahagiaan yang belum lama direngguhnya.
“PUPUT”
Nama yang cukup sederhana yang tak asing lagi untuk orang-orang disekitarnya. Yang secara langsung ada di benak mareka kata manis, energic, pintar, supel, sederhana, mengasikan dan banyak lagi mungkin yang akan mereka bayangkan dalam diri Puput. Akan tetapi kesempuranaan yang ada dalam diri Puput sangat bertolak belakang dengan keadaan kisah CINTAnya. Untuk mendapatkan CINTA SEJATInya tak semudah bagi Puput bagaikan membalikan telapak tangan. Banyak sekali masalah yang datang dari jalanan yang menikung tajam yang penuh dengan batuan terjal yang selalu menghadangnya.
Puput kerap kali putus nyambung CINTA. Dalam buku hariannya banyak sekali terpampang nama-nama mantan cowo Puput. Mungkin dari abjad A sampai Z ada disitu.
Sesungguhnya tak terbesit niat sedikitpun Puput untuk mempermainkan setiap cowo yang selalu datang dalam kehidupannya . Akan tetapi ada saja masalah yang selalu menimpanya. Entah itu yang selingkuh, tak cocok ataupun saat Puput menduakan cowo-cowo itu dan minta putus. Sampai Puputpun heran dan kadang sering kali kesal akan semua nasib CINTAnya. Namun apa boleh dikata CINTA dan PERASAAN seseorang tak ada yang bisa memaksakan. Karena kadang hal yang diharapkan berbenturan dengan kenyataan. Sering pula orang menganggapnya dengan takdir. Takdir yang sering kali membawa kita ke jurang tangisan air mata.
“ADE”
Itulah nama cowo yang selalu menghiasi hari-hari Puput sekarang dan yang Puput inginkan mungkin untuk selamanya. Cowo yang sangat Puput CINTAi. Kadang Puput membayangkan bagaimana kelanjutan kisah CINTA DAN KEHIDUPANnya apabila setelah Puput ditinggal ADE. Karena rasa sayang yang selama ini Puput rasakan itu tak sebesar rasa sayang Puput untuk dirinya sendiri. Karena Puput tulus menyayangi Ade.
“ADE” adalah salah satu nama yang tertulis rapi di buku harian Puput sebagai mantan kekasihnya. Yang sekarang talah kembali menjadi belahan jiwa Puput. Awal kisah CINTA dua sejoli itu adalah di saat Ade sedang menjalani PKL (Praktek Kerja Lapangan) sebagai tugas wajib di sekolahannya apabila telah kelas XI yang harus setiap siswa laksanakan setiap tahun tiba gilirannya. Jurusan yang Ade pilih adalah TPTL (Tekhnik Pemanfaatan Tenaga Listrik) di salah satu STM yang cukup terkenal di kota Purwokerto ini, tepatnya waktu Ade kelas XI STM dan Puput kelas IX SMP. Perbedaan umur mereka berdua adalah 2 tahun. Saat Ade dan para teman-tamannya yang mereka sebut dengan Genk CERIA sedang menginap dirumah Heri (salah satu anggota Genk CERIA yang kebetulan adalah tetangga sebelah rumah Puput).
Pada saat itu pagi yang cukup dengan sedikit sinar matahari yang ada karena sebagian sinar terangnya tertutupi kabut yang lumayan tebal dimana semua makhluk di alam semesta ini sedikit malas untuk memulai semua aktivitasnya. Puput sudah lebih dini bangun dibandingkan dengan beberapa anggota keluarganya yang lain. Hari itu tepat hari minggu, hari dimana Genk CERIA itu libur dari PKLnya. Sebenarnya sudah lama Puput memperhatikan Ade pada saat itu. Akan tetapi Puput belum berani mengungkapkan dengan sikap. Hanya dengan memperhatikan setiap gerak langkah dan senyum Ade itu sudah cukup membuat hati Puput sedikit bahagia.
Pagi itu saat Puput melakukan rutinitas setiap hari minggu pagi yaitu lari pagi untuk sekedar refresing setelah satu minggu penuh belajar sebagai salah satu kewajibannya sebagai seorang siswa. Saat Puput mulai merasa lelah dan merasa cukup dengan lari paginya, segeralah Puput kembali kerumah. Betapa terkejutnya Puput dengan suara merdu yang menyapa di depan tatapan matanya. Seseorang yang berwajah cukup manis yang tak asing lagi bagi indra penglihatan Puput.
Yupz…..seseorang tersebut yang tak lain lagi adalah Ade. Mengulurkan tangan seraya mengucapkan “ADE”. Puputpun dengan suara yang sedikit gemetar mengeluarkan suara dinginnya untuk menjawab “PUPUT”. Kemudian mereka lalu berjabat tangan. Puput terkejut setengah mati dengan sapaan lembut perkenalan Ade yang tertuju untuk dirinya. Tubuhnya dan wajahnya yang telah lelahpun tak bisa menutupi rasa bahagian dan terkejutnya dengan perkenalan Ade. Palagi saat menyentuh tangan Ade yang lembut itu. Uch……bahagianya Puput. Ingin rasanya Puput pergi ke luar angkasa dan meneriakan bahwa ini kejutan yang terindah yang Puput dapatkan di hari minggu yang sedikit tertutup kabut ini, agar semua orang di jagad raya ini tau bahwa orang yang selama ini ia perhatikan menyapanya dan ingin berteman dengannya.
Sejak perkenalan pagi itu hubungan pertemanan merekapun semakin akrab. Tak sulit bagi Puput untuk mengerti dan memahami semua sifat-sifat Ade begitu juga dengan Ade. Sampai pada akhirnya perasaan mereka berduapun tumbuh. Dalam hitungan minggu mereka berdua telah menjalin CINTA. Akan tetapi hubungan mereka hanya berjalan selama 1 bulan saja. Ternyata sikap yang Ade tujukan selama satu minggu terakhir ini ini sering membuat kecewa Puput. Bertepatan dengan itu masuklah seseorang dalam kehidupan Puput “TIO” namanya. Ternyata Puput lebih senang berpaling dengan Tio dari pada memperbaiki hubungannya dengan Ade karena pada saat itu Tio lebih mengerti apa yang Puput mau dibanding dengan sikap Ade yang akhir-akhir ini berubah menurut Puput. Tanpa pikir panjang Puput berani menduakan Ade dengan Tio. Akan tetapi perasaan takut akan kehilangan keduanya sering kali muncul di benak Puput. Akhirnya dengan beberapa pertimbangan dan saran-saran dari teman-teman Puput, Puput akan memutuskan salah satu diantara mereka. Puput memutuskan akan memilih Tio sebagai kekasih yang benar-benar Puput sayangi. Akan tetapi ternyata Tuhan berkehendak lain. Setelah beberapa minggu Puput menjalaninya dengan Tio, secara tiba-tiba dan sepihak Tio memutuskan Puput. Rasa kecewa Puput memuncak, hidupnya menjadi tak seimbang. Dengan penuh penyesalan yang amat dalam karena pilihan yang Puput pilih ternyata hanya membuat hatinya sakit. Dengan hati lapang dan sabar Puput menerima keputusan itu dan belajar memperbaiki penyesalaan yang telah Puput perbuat. Penyesalan karena Puput telah menyia-nyiakan kebesaran CINTA yang telah diberikan Ade kepadanya dulu. Awal perbaikan penyesalan itu adalah dengan mencari informasi kembali tentang Ade. Berkali-kali Puput meminta bantuan kepada Heri. Namun sayang ternyata Ade telah menemuka pengganti Puput. Rasa kecewa dan bahagia Puput bercampur menjadi satu. Bahagia karena mungkin Ade telah menemukan orang yang benar-benar bisa mengerti dan menerima Ade apa adanya. Rasa kecewa karena rasa sayang yang masih Puput miliki kini harus Puput pendam untuk melihat kebahagiaan yang Ade rasakan sekarang ini. Walaupu saat ini hidup Puput serasa tak bernyawa lagi. Sering kali Puput melamun dan kerap menyalahkan dirinya sendiri “mengapa setiap kisah CINTAnya harus berakhir dengan tetesan air mata kepedihan dan kekecewaan?” itulah kata yang sering muncul dibenak Puput. Kadang saat Puput SMS Ade untuk sekedar tanya kabar atau yang lainnya, Adenya selau bilang kalau dia sedang bersama cewenya. Betapa hancurnya hati Puput bahwa orang yang Puput sayangi sedang marasakan kebahagian akan tetapi bukan bersama dengan dirinya melainkan dengan cewe lain. Bisa dibayangkankan orang yang kita sayangi menceritakan semua kegiatan dan perasaan bahagiannya dengan orang yang dia sayangnya akan tatapi orang yang dia sayangi itu bukan kita melainkan orang lain. Uch……sakit banget tau, aku juga bisa ngerasaain.hee.heee..
Setelah hari berganti minggu, minggu berganti bulan, setelah kurang lebih 4 bulan melewati penyesalan itu ternyata Ade dengan cewenya itu telah putus hubungan. Dalam waktu 4 bulan itu tentunya Puput tidaklah sendiri. Puput menjalin hubungan dengan DIKA. Namun kekecewaan itu diulang kembali oleh Dika. Tanpa Puput sangka, belum sembuh dari sakit hatinya dan penyesalan itu ternyata Dika membuat goresan luka baru dihati Puput.
Sejak saat itu Puput takut untuk mencintai lagi. Walaupun dalam hatinya masih menyimpan sedikit CINTA untuk Ade. Akan tetapi Puput merasa tak pantas lagi untuk menjadi cewe Ade, untuk menjadi sahabat Ade juga sudah sangat bagus dari pada menjadi musuh. Apalagi untuk berangan-angan menjadi cewenya. Puput rasa itu sangat tak mungkin dan berlebihan banget. Puput malu dengan kesalahan yang telah Puput perbuat 4 bulan yang lalu. Akan tetapi sedikit demi sedikit suasana itu telah memudar. Persahabatan seperti dulu terjalin kembali. Sungguh kebahagiaan yang telah Puput nanti-nantikan setelah melukai hati dan menduakan CINTA Ade. Sekarang Ade sudah mau mengantar-antar Puput kemanapun Puput mau. Kedekatan Puput dan Ade semakin dekat saja ketika kakanya Heri (tetangga Puput ) hajatan. Kemana-mana selalu bersama. Bisa dibilang dimana ada Puput pasti disitu ada Ade.he..he…Romantis amat yach….jadi iri.he..he..
Setelah berjalan beberapa bulan Puput memberanikan diri untuk membuka pembicaraan tentang masa lalu mereka 4 bulan yang lalu. Sesungguhnya Ade sudah memaafkan Puput. Akan tetapi Ade belum bisa melupakan semua yang telah diperbuat oleh Puput. Segores luka 4 bulan lalu diakuinya masih terpendam dalam hati Ade samapi sekarang. Puput memaklumi hal itu, mungkin Puput dulu sudah keterlaluan sama Ade. Puput bingung dengan cara apalagi untuk bisa menebus kesalahan yang dulu itu. Akhirnya dengan keraguaan rasa takut dan tanda tanya besar Puput mengungkapkan dan mulai menceritakan semua kejadiaan masa lalu mereka itu. Satu per satu Puput menjelaskan semua. Awalnya Ade memberontak tak terima dengan semua penjelasan Puput. Banyak pertanyaan yang terlontar dari bibir Ade. Puputpun mulai bingung dengan semua pertanyaan yang ditanyakan Ade itu. Puput berpikir saat itu kejujuran lebih dari segala-galanya walaupun kadang kejujuran yang membuat semua berantakan. Akan tetapi Puput ingin menjelaskan dan menjawab semua pertanyaan Ade dengan jawaban yang sejujur-jujurnyanya. Awal persahabatan Puput dan Ade telah diawali dengan kejujuran dan keterbukaan dan juga harapan Puput kembali sama Ade yang besar. Harapan suatu saat Ade akan kembali menyayangi Puput seperti dulu lagi.
Ternyata awal kejujuran Puput tersebut membuahkan hasil yang cukup amat membahagiakan. Sekarang Ade mulai percaya lagi kepada Puput. Tidak lama kemudian kepercaaan itu tumbuh kembali menjadi CINTA seperti dulu lagi. Ade belum berani mengungkapkan kepercayaan dan rasa sayangnya pada Puput telah kembali walaupun Puput telah labih dulu mengakui bahwa Puput masih menyimpan perasaan yang dulu telah Puput sia-siakan. Sikap Ade sekarang menjadi cuek banget kepada Puput. Perasaan kecewa Puputpun kadang-kadang muncul, Puput merasa rasa sayangnya sekaranglah yang tak terbalas oleh Ade. Namun, dengan kemauan dan keyakinan yang besar untuk bisa memiliki Ade kembali, Puput memutuskan untuk tetap selalu menunjukan perasaan sayangnya kepada Ade walaupun rasa itu tak terbalas oleh Ade.
***
Di suatu sore yang agak mendung dan berawan itu. Puput menelepon Ade. Awalnya tujuan Puput menelepon Ade hanya sekedar untuk melepas sekelumit rindu yang sudah lama mendera di hati Puput akhir-akhir ini. Lama kelamaan mereka berbincang-bincang, kini Puput mengawali dengan semua pertanyaan yang selalu ada di benaknya selama ini. Dan sampai pada akhirnya Puput telah menemukan jawaban yang telah lama Puput nanti-nantikan. Ternyata selama ini sikap cuek Ade kepada Puput dikarenakan Ade sedang menguji Puput untuk rasa sayang yang selama ini Puput bilang itu masih Ada di hatinya. Sedikit lega hati Puput sekarang karena dugaannya selama ini tentang perasaan Ade selama ini ternyata salah. Di salah satu resepsi pernikahan kaka heri, disaat itulah Puput mulai pembicaraan dari hati kehati. Dan dihari itulah Puput dan Ade mulai mengikat suatu komitmen hati untuk saling menyayangi kembali seperti dulu. Bahagia banget jadi Puput, karena ia telah diberi kepercayaan dan kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya pada masa lalunya itu. “11” itulah tanggal komitmen itu dibuat yang menjadi tanggal CINTA mereka berdua. Kini keadaan hubungan mereka menjadi labih baik dari pada hubungan CINTA mereka dulu. Mereka berdua menjadi saling terbuka dan jujur satu sama lain. Hubungan yang nyamanpun mereka rasakan sekarang. Bahkan kedua orang tua Ade telah mengetahui dan Puput diterima baik di keluarga Ade. Sekarang celah kebahagiaan Puput terasa lebih dekat.
***
Malam yang dingin karena tadi sore baru saja turun hujan. Jalanan aspal depan rumah Puputpun masih cukup basah karenanya. Malam yang malas untuk melakukan aktifitas apalagi untuk belajar. Yang sedari tadi Puput lakukan adalah memencet tombol handpondnya. Ternyata Puput sedang SMSan dengan Ade sejak sore tadi.
“beBzQuw yaNg maZ caYang N cIntaI, maZ tiDuR dULu eAh beBz. daH maLam maZ daH ngAntuK nEch. BebZQuw tiDurNya JaNGan kemalaMan eaH.KEY mOga mImpiiN maZ sElalU…………LoVe U.”
Romantis banget SMSnya………….
BEBZS adalan panggilan sayang yang sering Ade ucapin untuk Puput.
“eaH MaZ, loVe U toO………..”
Itulah balasan SMS Puput untuk Ade soalnya Puput juga sedikit kecewa dengan Ade. Sebenernya malam ini Puput masih ingin SMSan dengan Ade, berhubung Ade sudah merasa mengantuk ya Puput tidak dapat memaksa Ade untuk menemaninya SMSan.
Puput masih memencet-mencet tombol handpondnya itu. Sampai tidak sengaja Puput menemukan nama di barisan buku teleponnya “WAHYU”. Sekilas Puput mencoba melihat dan kembali ke masa lalunya waktu masih di sekolah dasar. Pada saat itu di waktu masih polos-polosnya menjadi anak SD, Puput ditembak seorang cowo yaitu WAHYU. Entah kenapa Puput juga suka dengan WAHYU. Mungkin pada saat itu Puput hanya memandang paras WAHYU yang ganteng, akan tetapi dibalik kegantengan paras Wahyu juga termasuk anak yang lumayan pintar di kelasnya dia jugaa baik, ramah kepada teman dan tidak sombong dan bisa dibilang SEMPURNA. Kisah CINTAnya berawal dari perlombaan bidang studi matematika tingkat kabupaten yang masing-masing sekolah diwakili oleh Puput dan Wahyu. Dan ditambah lagi dengan lomba gerak jalan antar sekolah dasar yang juga memilih Puput dan Wahyu menjadi pemimpinnya. Singkat cerita, mereka kemudian jadian. Umur pacaran mereka cukup lama juga yaitu sekitar hampir satu tahun. Kenapa mereka bisa putus karena waktu lulusan mereka berbeda sekolah. Rumah merekapun jaraknya lumayan jauh. Akhirnya Wahyu memutuskan Puput. Puput tidak setuju dengan keputusan Wahyu akan tetapi Wahyu tetap bersikeras untuk tetap meminta putus dengan Puput. Sampai pada akhirnya Puput dengan berat hati menerima keputusan Wahyu tersebut. Sejak putus itu, Puput masih sering mengirim SMS untuk Wahyu untuk sekedar bertanya kabar dan mengucapkan selamat malam. Akan tetapi SMS Puput tidak pernah ditanggapi oleh Wahyu. Bahkan Wahyu pernah bilang kepada Puput untuk jangan mengganggunya lagi. Puput memaklumi keadaan Wahyu. Mungkin dia lebih nyaman tanpa kehadiran Puput disampingnya. Apalagi dulu disekolah barunya Wahyu menjabat menjadi ketua OSIS. Puput berfikir dirinya tak pantas menjadi pendamping (cewe ) Wahyu.
Itulah singkat cerita masa lalunya dengan Wahyu dulu waktu mereka masih di sekolah dasar. Malam ini Puput ingin iseng-iseng mengirim SMS untuk Wahyu.
“Malam Wahyu, g’ngapZ nech????masih ingEt maQ gaX????.”
“Malam juGa, Tapi MaAf neCh ciApa yaH???.”
“maSa seCh ma temEnd senDiri Lupa, Aq Puput temend Kamu MasiH ingEt gax???.”
“oOw……..maAf yah Puput temEnQuw yanG maNa????teMenQuw yanG namAnya Puput juGa banYak seCh. Puput yaNg mAna yah??????.”
“Iiiiiiih……..jaHat banGet si WahYu. neCh Puput temend kaMu waKtu SD. ingEt gaX?????maSa seCh nOmer HPku daH kaMu haPus darI HP kamU????.”
“maaF yaH pUt, ku CumA berCanda. Ku ingEt kaMu kox. Ku CuMa laGi pengEn iSeng zA……..Jangn marAH yAh. Maaaaaaaaaaaaaaaaaaaaffffffffffffff baNget.hiX…Hix….”
“jaHat Banget SicH Yu, kirain kaMu dah gax ingEt ma Puput Lagi………”
Itulah beberapa SMS dari Puput ke Wahyu. Lama kelamaan wahyu menanyakan STATUS Puput sekarang ini (maksudnya bukan satus jandanya.he..he..tapi status dah punya cowo belum.geto……)
“Put, maaf yaHku leh tanYa seSuatu gaX ma kaMu???ini tentAng PRibaDi kaMu????taPi aku minTa kaMu janGan maraH yaH………..”
“oH………Mau tanYa tentaNg apaN??????tergantunG perTanyaan kaMuku marAh pa gaX mA kaMu.”
“sekArang kaMu dah punYa pacAr beLum???.”
“manG kenApa kaMu kox tanyanYa gEto??????????emanG apa huBungannyA samA kamU???????.”
“yA……..Gax ada hubUngannyA Apa-apA siCh ma akU. Cumaku penGen taU ajA. Gax bolEh pA??????.”
“aKu daH punyA pacAr.EmanG kenapA siCh???????.”
“berArti kesempaTanku Dah gax adA lagI donX buaT dapatin kamu put????.”
“Lho…..emAngnya kamu belUm punYa cewE pA Yu??????.”
“seBenerNya SicHku Dah Punya, taPi gimAna ya……….”
“gimaNa apAnya???????????????????.”
“sekarang ceweku kelas IX.kan bentar lagi mu ujian kita ga pernah pergi palagi buat jalan-jalan. So,Q penGen caRi hiBUran yanG lain Dong.”
Membaca balasan SMS Wahyu, Puput merasa kaget bukan main. Puput tidak menyangka ternyata sikap Wahyu selama ini itu seperti ini. Sangat jauh dengan sikap Wahyu selama dulu masih bersamanya. Ternyata gosip-gosip teman satu SDnya itu benar bahwa Wahyu sekarang menjadi Playboy (suka gonta-ganti cewe). Tapi yang masih Puput bingungkan kenapa sudah punya pacar tetapi masih tetap mencari pacar lagi. Sedikit-demi sedikit Puput mengulas semua kecurigaannya.selama beberapa hari ini Puput masih SMSan dengan Wahyu. Kadang suatu ketika Puput tida membalas SMS dari Ade akan tetapi malahan asyik SMSan dengan Wahyu. Kadang Puputpun mulai merasa bosan dan jenuh SMSan dengan Ade. Maka dari itu, untuk sekedar hiburan Puput SMSan dengan Wahyu. Tak ada sedikit niatpun untuk menghianati Ade. Puput hanya ingin mencari tau tentang kebenaran gosip yang sering Puput dengar oleh indra pendengarannya tentang sikap Wahyu sekarang ini. Puput berfikir kelak akan merasa bangga apabila bisa membuktikan bahwa gosip itu benar atau salah untuk teman-temannya. Hari demi haripun telah terlewati, SMS demi SMSpun telah banyak Puput kirim untuk sekedar membalas SMS dari Wahyu. Pada suatu ketika saat Puput sedang SMS biasa dengan Wahyu. Puput kaget dengan SMS Wahyu .
“Put, Mau gAx jAdi paCarKu??????.”
Kontan Puput kaget setengah mati. Kenapa Wahyu bisa menembak Puput. Apa alasan dan tujuan Wahyu ingin jadi pacar Puput. Puput penasaran banget dengan pernyataan itu. Padahal Wahyu tau kalau Puput sudah punya pacar. Dan Puput juga sudah tau kalau Wahyu juga sudah punya. Bahkan Wahyu bilang kepada Puput kalau Wahyu sangat menyayangi Sinta (pacar Wahyu). Tetapi kenapa Wahyu ingin menduakan Sinta. Ingin sekali rasanya Puput mendapat jawaban dari semua pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam benak Puput. Puput bingung harus berbuat dan menjawab apa dengan pertanyaan Wahyu. Disalah satu sisi Puput ingin menuntaskan penyelidikannya dengan Wahyu. Tetapi Puput takut jikalau Ade tau bahwa Puput menduakan Ade. Puput takut tak akan mendapat kata maaf dari Ade. Namun, misinya tinggal berapa langkah lagi untuk membuktikan kebenaran gosip itu, karena Puput belum bisa percaya dengan Wahyu yang sekarang Puput kenal. Tanpa pikir panjang dan bertanya terlebih dahulu dengan Ade. Puput menjawab “Y” untuk pertanyaan Wahyu kepadanya tadi.
Sepanjang Puput SMSan dengan Wahyu, lama-kelamaan Puput menemukan jawaban atas semua pertanyaan Puput kemarin-kemarin. Sekarang Wahyu mulai jujur dengan Puput. Kenapa ia ingin mencari pacar lagi karena selama ini Wahyu tidak mendapatkan kenikmatan dalam berpacaran yaitu sex. Secara Sinta itu gadis yang masih lugu dan polos untuk mengetahui sex dalam berpacaran. Puput membrontak, Puput memaki Wahyu karena dia telah salah menilai Puput sebagai cewe gampangan. Kontan Puput membalas dan memaki memutuskan Wahyu.
“maaf eAh maz Wahyu yanG sanGat Saya hOrmati, anda telAh salAh menILai diri Saya, anda pikiR saYa peRempuan gaMPangan pa?????MaaF saJa saYa bUkan peremPuan yaNG anDa maKsud yaNg maU menuRUti apA kemAuan maZ Wahyu unTuk meLakukAn seX denGan Anda?????maAf Yu, seLama ini Puput hanYA ingIn taU baGaimaNa siKAp Wahyu yaNg sekAranG. terNyata dUgaaN teMan-teMan selAMa ini beNar tenTang kaMU Yu, MaaF Puput GAx bISa terUsin huBungaN ini. KareNA semUA jawAban daH terJawaB seMua. makaSih atAs semUa jawaBannyA. Sekali Lagi maafin Puput.”
Sejak SMS Puput itu Wahyu menjadi tidak pernah SMS Puput lagi. Mungkin Wahyu malu atau merasa tidak enak dengan Puput atas semua yang Wahyu lakukan tempo hari. Sekarang tinggal menunggu saatnya untuk berkata jujur kepada Ade tentang semua misi yang telah dijalaninya selama ini yang membuat hubungan Puput dengan Ade sedikit menjadi renggang. Akan tetapi satu pertegasan Puput bahwa “TIDAK ADA SEDIKITPUN NIAT DI BENAK PUPUT UNTUK MENGHIANATI ADE”
***
Disuatu sore yang sedit hangat karena sejak tadi pagi tidak turun hujan terlihat Puput sedang duduk di beranda depan rumahnya dengan muka sedikit ditekuk. Sepertinya ada sekelumit perasaan yang mengganjal di benaknya. Perasaan apakah itu????????. Ternyata Puput sedang sedikit bingung, dia bingung bagaimana caranya dia menyampaikan semua misinya kemaren kepada Ade. Puput takut Ade tidak dapat memaafkannya dan kemudiaan meninggalkannya. Puput belum siap untuk kehilangan Ade. Karena sekarang Puput sangat menyayangi Ade. Ade telah menjadi bagian dari hati dan hidup Puput selama ini. Namun dengan cara apapun Puput harus jujur kepada Ade. Karena Puput takut Ade mengetahui hal ini bukan dari dirinya sendiri melainkan dari orang lain. Pasti itu akan lebih menyakitkan dan akan dikira menjadi suatu penghianatan yang kedua kalinya kepadanya. Dengan segenap keberaniaannya Puput memulai mengirim SMS untuk Ade.
“meT CorE maZ, LagI ngApaIn neCh????.”
“mEt cOre JugA beBzku yaNg paling maZ cAyaNg, Lagi TiduraN ajA neCh di kaMar samBiL dengErin mp3. beBzku senDiri laGi ngaPain????.”
“beBz laGi duDuk aJa diruMah. maZ adA yaNg maU beBz omoNgin ma maZ, taPi bebZ taKut maZ marAh tyuZ ninGgaliN bebZ.”
“eMang Mau ngOmong aPan siCh bebZ???????koX kaYa sEriuZ banGet. yA gax taU marAh pa gA. oraNG bebZ juGa belUm ceriTa ma maZ. MakaNya sekArang cerITa eaH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.”
“AagH…………….gaX jaDiLah maZ, bebZ belUm siAp buAt keHilangaN maZ.”
“kalo bebZ gAx CeriTa sekaRAng mA maZ, maZ maRah LhO mA BebZ…………..”
“gaXLah maZ, bebZ belUm siaP keHilangaN maZ.”
“EmanG maU ngOmonG apAn siCh bebZ??tYuz maU ngOmonG kaPan??????.”
“eNtar Aja KalO sudaH keteMu Ma MaZ.”
“emaNg KalO daH keTemu mA maZ, bebZ daH siaP siCh bUat kehilaNgan maZ?????.”
“yA, bElum SicH………”
“Ya UdaH cerIta sekArang!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!.”
“jujuR bebeRapa Hari Yang LAlu BebZ seMpaT jadIan ma seseoRang, yaitU Wahyu, manTAn bebZ duLu wakTu masIh SD. tuJuan bebZ AdaLah unTUk mencari TAu tenTAng Sikap Dia selama ini GimanA.soalnyA kaTA teMen-temEn Dia daH beDa. leBih buRuk mALahan.maAf sebElumNya bebZ gaX ceriTa dan minTA penDApat dulu mA maZ kaRena bebZ takUt maZ gA nGijiNin bebz buAt ngeLakuin inI.maZ………………MaZ mau maAfiN bebZKaN??????SUMPAH maZ selaMa bebZ jadIAn Ma WahYu bebZ gaX ngeLakuin apA-APa.gax aDa niAt seDikitPun buAt hiAnatI maZ. bebZ CumA nGuji Wahyu toX. daN terNyata sekaRAng diA taK sebaik yaNg bebZ kiRa Selama ini. Wahyu miNta jAdian mA bebz kaRena dia CuMa penGen SEX daRi bebZ toX. kaRena CewenYA gaX biSA memeNuhinYA selaMA beberaPA bulAN pacaRAn deNGAnNYa.”
“AkU gaX nyaNgka terNyata orang selamA ini aKu peRcaya dah hianati Aku lagi. orAng yaNg benaR-benar Aku caYAng teGa ngelakUin iNi yang keDua kalinya mA Aku.apA kaMu gaX mikiRin perSAan Aku???SAkit baNGet TAu. kaTAna sayanG CinTA???Kox TegA ngeLakuin seMua iNi hAnya GAra-gaRA inGin taU BAgAimanA sikAp manTAnnya sekARang Ini.AKU KECEWA MA KAMU.”
Saking marahnya Ade sampai tak sudi untuk memanggil Puput dengan sebutan BEBZ lagi. Puput bingung setengah mati. Bingung harus ngomong apa kepada Ade. Isak tangis Puputpun tidak dapat ia bendung lagi.
“MAaF bangEt maZ…..bebZ nGaku BebZ EmaNg saLaH….PleAse, maaFin bebZ. bebZ sayaNg baNget Ma maZ. bebZ beLum siAp buAt keHiLangaN mAz. ”
“sebErani iTu kaMu pertaruhkan Rasa SayaNg kaMu buAt rasa ingIN taU Kamu tenTAng seSeoraNG di masA laLu kaMu????saMpai kaMu berAni menDuaKan aKu lagi????.”
“maaF banGet maZ……………..”
“mAaF???????seGampaNg ituKAh kaMu biLAng MAaf seteLah meLakukAn kesAlahan yaNg sAma 4 buLAn yAng lAlu????aKU tAk menYAngkA Kamu maU meMenuHi kekUrangan SEX daRi cewE Wahyu. Aku kiRA kAMu cewe bAik-BAik. naMun muNgkin Aku saLah menILai kaMu.”
“maaF yah mAz, Aku terIma kaMu mArah sAmA akU. tApi asAl maZ taU akU bukAn cewe yANg mAz mAksuD. Aku bukAn cewe gAmpanGan SeperTi iTu. aKu mAsih memPunyai hAti nuRAni daN akaL yaNg CukuP seHat Baik unTUk memikirkAn haL yAng bAik dAn BuruK. Aku terSingguNg deNgan semUA KAta-kaTA mAz. maKasih Kalo maZ g Bisa nGertIin aKu. Aku tAu akU salaH. taPi please maZ berI akU kesemPatan lagI. akU belUm siAp untuK kehilanGan mAz. akU sayang saMa maZ. ”
“mAaf kaLo katA-kaTa Aku menYinggung haTi kaMu. akU gAX berMaksud begitu. Ya UdahlaH, udaH malAm. beSok masih Ada sekolAh. meT maleM N meT boBo.”
Setelah Ade menutup SMS. Puput mulai merenungi semua yang tlah terjadi. Apakah perasaan ingin tau tentang mantannya itu berlebihan sehingga membuat sikap Ade jadi seperti ini. Pikir dan laku Puputpun tergoncang akibat peristiwa ini. Disamping itu, Puput juga kangen dengan Ade. Karena sudah hampir satu minggu mereka tak berjumpa. Puput iseng-iseng buka-buka handponenya. Yang ia temukan adalah banyak banget balasan SMS Ade berapa menit lalu. Kemudian Puput temukan sebuah lagu yang amat disukai oleh Ade dan Puput. Lagu yang berjudul MERINDUKANMU yang dibawaka oleh Grup Band D”MASSIV. Lirik lagu yang sederhana akan tetapi mempunyai makna tersendiri untuk Ade dan Puput. Lirik-demi lirik Puput nyanyikan bersamama kegalauan hatinya. Sampai Puput tertidur pulas dengan sejumlah air matanya yang masih mengalir.
Saat aku tertawa diatas semua
Saat aku menangisi kesedihanku……..

Aku………. ingin engkau selalu ada
Aku……….. ingin engkau selalu aku kenang…….

Selama aku masih bisa bernafas,
Masih sanggup berjalan,
Kukan slalu memujamu…………….

Meski ku tak tau lagi……
Engkau ada di mana,
Dengarkan aku………..
“KU MERINDUKANMU”

Saat aku mencoba merubah segalanya…..
Saat aku meratapi ke kalahanku………

Aku……..ingin engkau selu ada………
Aku……….. ingin engkau selalu aku kenang…….

***
Saat sang mentari mulai menyapa dan tetesan embun pagi yang temaninya. Puput melakukan rutinitas seperti biasanya. Bangun pagi-pagi, belajar pagi, membantu orang tua dan belajar di sekolah. Berdampingan dengan itu, Puput masih memikirkan kejadian tadi malam. Puput masih bingung. Bagaimana ia menjelaskan lagi tentang masalahnya kepada Ade. Karena Puput sudah menjelaskan semua kepada Ade. Bertepatan dengan itu, hari ini ulangan mata pelajaran KIMIA. Uch……mata pelajaran yang amat sulit kalu tidak paham. Puput mengerjakan sebisa pikiran dia mau berjalan mengerjakan soal yang penuh dengan rumus-rumus yang membingungkan itu. Sampai konsentrasinya buyar ketika handpone di saku rok abu-abunya bergetar. Puput sempat berangan-angan kalau itu adalah SMS dari Ade. Pernyataan bahwa Ade telah memaafkannya. Setelah keluar dari ruangan, Puput segera membuka SMS di handponenya. Ternyata itu SMS dari pakdhe Puput yang ada di Sumatra yang menanyakan kabar keluarga Puput di Purwokerto. Harapan Puput putus lagi deh.
“Ring………………………ring…………………”
Saat bel pulang sekolag berdering, terdengarlah suara jeritan seorang cewe yang suaranya melengking tinggi sekali.

“Aaaaaaaaaauuuuuuuuuuuuuuuwwwwwwwwwwwwwwww”.
Ternyata itu jeritan Puput. Ia baru saja mendapat SMS dari Ade yang segera itu tunjukan kepada Vina (teman satu kelas Puput). Dan segera Puput bacakan untuk Vina.
“bebZ, maZ taU bebZ sayang saMA maZ. taPi kenaPa bebZ korbaNin raSa sayang itU buAt menCari sesuAtu jaWaban siKap darI manTan bebZ???apa siCh untUngnya baGi bebZ setElah taU sikaP manTan bebZ yanG sekAranG???apA bebZ ingiN kemBali lagi samA diA???apA bebZ gaX mikiRin perAsaaN maZ sekAranG???.”
Puput senang sekali dapat SMS itu dari Ade. Puput berfikir Ade telah sedikit memaafkan Puput. Karena dari gaya bahasa SMS yang ditulis oleh Ade yang telah mau memanggil panggilan sayang Ade kepada Puput yaitu, BEBZ. Tanpa basa-basi dan menunggu waktu, Puput langsung mengirim balasan SMS dari Ade.
“makasiH maZ daH maU tAu kaLo bebZ maSih sayang saMa maZ. buKankah bebZ dah jelasiN sama maZ semUAnya. bebZ samA sekali gaX niaT buaT hIanaTi maZ. please maZ, kali ini bebZ minTa maZ perCaya saMa bebZ. bebZ janJi bebZ gakAn ngUlangin kesaLahan inI yanG ke-3 kaLinya. maZ maU gaX perCaya laGi saMa bebZ???”
“bebZ, untuK percaYa laGi saMa bebZ sepeti duLu gaX seGampang itU. maZ sayang koX saMa bebZ. maKa dari itU, maZ mencoBa buAt perCaya laGi saMa bebZ. pLeasE, janGAn perNah keceWain maZ laGi eaH!!.”
BAHAGIA itulah yang Puput rasakan saat ini. Tak terkira entah sampai mana kegembiraan itu. Tak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Mulai sekarang, nanti, besok dan entah sampai kapan Puput tidak akan melupakan kebesaran hati Ade. Bagi Puput Ade adalah seseorang yang paling bisa mengertinya dalam keadaan apapun. “ADE IS THE BEST” itu julukan yang paling cocok yang Puput berikan kepada Ade. Satu kata untuk menutup semua ini,
“AKU SAYANG KAMU……………….ADE”. satu puisi yang Puput buat untuk Ade.

Kau bukan yang terindah………
Terbaik……..
Terpopuler……..
Terlembut………
Termanis………..
Tercerdas……….
Terhangat,………
Tapi kau adalah segalanya dihidupku
Sebab kau selalu punya hati untuk mengerti……..
Memahami……..
Kau tak pernah lelah untuk mendampingi
Untuk berbagi………..
Kau mengerti arti CINTA SEJATI
Dan makna hati tulus putih………

THE END

SEBUAH PERUBAHAN Oleh oktaviana

Ayam berkokok tanda pagi sudah menjelang,sang mentari pun siap untuk menyapa kepada dunia.Tak terasa hari ini adalah hari Senin,hari dimana semua siswa harus mulai masuk ke sekolah seperti biasa setelah libur panjang akhir semester.
Dengan penuh semangat semua anak bergegas mempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah.Baju,sepatu,tas dan alat-alat tulis yang masih baru menemani mereka untuk memulai hari di sekolah.Hal itu pun dilakukan oleh Luna seorang remaja yang duduk di bangku SMA.
Ia adalah salah satu murid teladan di sekolahnya,namun itu dulu sewaktu dia masih duduk di bangku SMP.Kini ia menjadi seorang yang pemalas dan prestasi belajarnya pun menurun.
Kepentingan Luna saat ini adalah untuk menjadi seorang yang tenar di sekolahnya,Ya…tenar bkan berarti karena ia pandai namun tenar karena ia menjadi seorang yang modis di sekolahnya.Usahanya pun berhasil,kini ia dikenal oleh semua orang sebagai siswa yang modis,padahal ia hidup pada keluarga yang sangat berkecukupan.Dari semua perubahannya itu,hanya satu sifat yang tak pernah berubah yaitu sifat yang baik ketika berhadapan dengan orang tuanya.

”Luna......bangun nak,sudah jam 6 nanti kamu terlambat ke sekolah” teriak sang ibu dengan memanggil namanya.
”Iya.....Bu......,ni Luna sudah bangun ko Bu” jawab Luna dengan lembut.
”Cepet ya nak,ibu tunggu di bawah”
Luna dengan cepat membereskan kamar dan mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.
”Bu...Luna berangkat ya Bu....” kata Luna sambil berjabat tangan dengan ibunya.
”Ooo ya nak,ini uang pembayaran SPP untuk 2 bulan jangan lupa di bayar dan ini uang saku untuk kamu”
”Ya Bu makasih,Luna mau cepet-cepet ni takut telat”
”Ya sudah,hati-hati di jalan ya,belajar yang rajin di sekolah”
”Beres Bu”
Luna pun dengan semangat berjalan menuju ke sekolahnya yang jaraknya tak jauh dari rumahnya.
Sesampainya di sekolah,ia disambut oleh kelima orang sahabatnya,yaitu Salsa,Zielda,Melin,Airin dan Popy.Kelima temannya merupakan anak yang cukup populer di kalangan sebayanya.
”Hai....kamu baru berangkat?” sambut Zielda dengan ramah.
”Iya ni tadi aku bangun kesiangan” jawabku dengan melepas lelah.
”Oh....teman kita yang satu ni kan pemalas,liyat saja pasti dia belum mengerjakan tugas liburan?” sindir Melin dengan nada bercanda.
”Ups....ko tau,gimana ya kan da kalian-kalian yang bisa aku contekin” jawab Lola dengan santai.
”Huuh...dasar,kenapa sich kamu jadi berubah begini” tanya Salsa.
”Lah tau lah,ku juga bingung”
”Iya dah mendingan kita mikirin tempat yang mau kita tongkrongin nanti pulang sekolah,Ok ga tu?” sambung Popy.
”Siiip.....Lah”
Akhirnya mereka berenam terlelap dalam omongan antar remaja,dan mereka pun melupakan tugas mereka yang belum mereka kerjakan.
Tak terasa sudah satu jam mereka berdiskusi hal yang tidak penting.Bel pun berbunyi,karena hari ini adalah awal masuk sekolah maka siswa di pulangkan lebih awal.
”Ahh....akhirnya pulang juga”
”Eh tapi jadi kan?
”Iya jadi lah”
”Tapi sepertinya aku hari ini ga ikut dech”
”Kenapa”
”Jangan bilang kalau kamu ga punya uang buat belanja,katanya anak modis,masa belanja saja ga punya uang”
”Iya bukan begitu”
”Y sudah makanya ikut donk”
”Iya dech
Luna pun bingung apa yang harus ia lakukan untuk menolak ajakan temannya itu,ia tidak ingin mengecewakan teman-teman modisnya itu.
Kemudian Luna teringat akan sesuatu di tasnya yaitu uang pembayaran SPP pemberian orang tuanya.Namun ia tak sanggup berbohong kepada orang tuanya.Akhirnya Luna pun mengambil keputusan untuk memakai uang itu untuk berbelanja barang-barang modis.
Hal itulah yang membuat Luna merasa sangat merasa bersalah kepada orang tuanya.
Setelah mereka sampai di sebuah toko barang-barang modis,Luna pun benar-benar melupakan perasaan ragunya untuk memakai uang itu.Ia benar-benar bertekad memakai uang itu untuk berbelanja.
Tiga jam telah mereka habiskan hanya untuk memilih dan memilah barang-barang yang ada di toko itu.
Waktu terbuang dan uang pun melayang.
”Ah...puas sekarang akhirnya tujuanku untuk membeli tas ini pun tercapai”
”Yoi,,,lain kali kesitu lagi y....”
”Beres...nanti aku tinggal minta uang kepada orang tuaku lagi”
”Oh ya gimana La,kamu seneng ga aku ajak kesitu”
”Seneng banget”
”Tapi ko muka kamu ragu-ragu gitu sich”
”Duh ini cuma kecapaian kali”
”Ohhh....iya dah sekarang aku anter kalian pulang”
”Duhh makasih,Your is the best”
“Y iyalah masa y iya donk”
”Huuhh...bahasanya itu lo”
Keenam sahabat pun bercanda ria setelah mereka puas menghabiskan uang saku mereka untuk berbelanja.Begitu juga dengan Luna,ia pun telah melupakan rasa canggungnya untuk berbohong.
Sesampainya di rumah Luna dengan rasa santainya membawa barang belanjaan ke dalam rumah.
”Ehh....anak ibu sudah pulang,bagaimana tadi pelajaran di sekolah?”
”Asyiik ko Bu”
”O...ibu yakin ko anak ibu pasti pinter di sekolah,wah bawa apa itu nak”
”Itu Bu tadi aku di belikan oleh teman-teman yang baru saja pergi berlibur”
”Y sudah,cepat ganti baju,terus makan,sholat,dan istirahat”
”Ok Bu”
”Ahhh....akhirnya bisa juga aku berbong,tak seperti biasanya aku lulus berbohong,Lah sudah lah,ngantuk” bisik Lola.

Ya....begitulah pengalaman seorang Luna berbohong untuk yang pertama kalinya.Namun hal itulah yang menyababkan seorang Luna menjadi senang berbohong.
Setiap harinya ia tak pernah luput dari berbohong,bahkan berbohong telah menjadi kebiasaan.Kebiasaan itulah yang mengubahnya menjadi senang membantah orang tuanya.
Sampai pada suatu hari,Luna menjadi kurang bersemangat untuk berangkat ke sekolah.Itu dikarenakan Luna semakin tidak bisa mengatur waktu.Setiap harinya ia selalu pergi bersama teman-temannya hingga larut malam.Orang tuanya pun sangat khawatir dengannya.Ia selalu pergi tanpa ijin.Kebiasaan itu membuat sang Ayah marah kepadanya.Namun seorang Luna akan dapat mengatasinya dengan kebohongannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi,namun tak seperti biasanya,Luna belum turun dari kamarnya.
”Luna....bangun sudah siang !!!! ”
Namun tak ada jawaban dari Luna.
Sang ibu mulai khawatir ketika panggilannya tak dijawab untuk kedua kalinya.
Setelah ditengok ternyata Luna sakit,untuk pertama kalinya ia tidak masuk ke sekolah.
Tak terasa sudah lima hari Luna istirahat di rumah,namun kondisi Luna tak kunjung membaik.
Setiap harinya Luna hanya bisa beraktivitas di tempat tidurnya,hal itu disebabkan karena Luna belum pulih dari sakitnya.Ia menyesal karena tak pernah mndengar perkataan orang tua,kerjanya hanya main....main....dan main....
Sampai suatu malam ia mendengar percakapan orang tuanya.
”Yah...kenapa sifat anak kita kini berubah,apa karena kita terlalu mengekangnya untuk belajar terus?”
”Ahh...itu cuma perasaan ibu saja,mungkin pengaruh dari teman-temannya”
”Iya ....ibu hanya takut saja kalau-kalau anak kita menjadi brutal,ibu tidak tega”
”Tenang saja nanti kalau Luna sudah membaik akan Ayah nasehati”
”Ya sudahlah terserah Ayah saja”

Mendengar kata-kata ibu yang sangat mengkhawatirkan keadaan Luna,membuat Luna tak tahan mengeluarkan air mata,Ia pun sadar atas kesalahan yang ia lakukan selama ini,ia tak sanggup melihat orang tuanya bersedih.
”Ya ampun apa yang telah aku lakukan,aku telah membuat orang tuaku khawatir,aku tak bisa membuat mereka terus bersedih.... ”
Luna pun teringat akan uang pembayaran sekolah yang telah ia salah gunakan,dia bingung harus berbuat apa....
Ternyata kata hatinya menunjukkan jalan keluar,kata hatinya mengatakan bahwa ia harus berubah dan memulai dari awal lagi.Dia pun berjanji pada hatinya akan mengakui kesalahannya dan mengganti uang itu dengan uang jajannya.
Mulai sejak itulah seorang Luna berubah menjadi seperti yang dulu,dan akhirnya ia mengerti akan arti ”SEBUAH PERUBAHAN”

***

Mencari Burung Sakti oleh Reza

Di dekat Danau Toba, Sumatra Utara ada raja bernama Somongga. Ia mempunyai dua anak, keduanya laki-laki. Yang sulung bernama Aji Panurat. Si bungsu dipanggil Aji Pamasa. Keduanya bersaudara mempunyai sifat yang sangat berbeda. Aji Panurat berperasaan iri hati dan suka curang. Adiknya rajin, senang bekerja keras, dan jujur. Suatu hari Raja Somongga memanggil kedua putranya. Aji Panurat diminta ayahnya segera mencari calon istri, pemuda itu ternyata belum siap. Ia mengharap Aji Pamasa dulu yang menikah. Raja memanggil Aji Pamasa dan menyuruhnya mencari calon istri. Jika sudah seizin abangnya, si adik siap. Ia tidak mau melanggar adat.
Raja Somongga mengatakan pada Aji Pamasa,”Ananda tidak melanggar adat istiadat kita. Menurut adat kita, seorang adik boleh menikah lebih dahulu setelah ada izin dari kakaknya. Aji Panurat telah mengizinkanmu, Ananda,” katanya. “Jika demikian halnya, perintah Ayahanda akan Ananda patuhi. Ananda akan melamar putri Raja Usuman di kampung Habitsaran ni mata ni ari ,” jawab Aji Pamasa dengan sopan santun. Keesokan harinya, Aji Pamasa dan para pengawalnya berangkat ke kampung calon pengantin wanita. Mereka membawa bekal secukupnya, seekor kerbau disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan kepada para pengiring Aji Pamasa.
Di dekat istana Raja Usuman, Aji Pamasa dan pengiringnya istirahat. Pemuda itu membersihkan badan dan memakai pakaian bagus. Destar di kepalanya sangat indah batikannya. Keris tersisip di pinggangnya. Ia harus tampak gagah di hadapan calon mertua dan calon istrinya. Setelah Aji Pamasa berpakaian lengkap, tembakan kehormatan dilepaskan. Tembakan itu mengejutkan Raja Usuman. Keluarga istana menyangka ada musuh menyerang. Utusan pun dikirim kepada Aji Pamasa. Aji Pamasa menjelaskan, “kedatangan kami untuk meminang putri Raja Usuman”. Mendengar penjelasan itu, Raja Usuman sangat gembira.
Selesai perundingan, Aji Pamasa menyerahkan pundun-pundun kepada Raja Usuman. Benda itu adalah seutas tali-temali bersimpul tujuh. Simpul tali sebagai simbol perjanjian. Setelah tujuh hari sejak perundingan akan diselenggarakan upacara pernikahan. Pihak Aji Pamasa juga membawa pundun-pundun. Masing-masing pihak setiap hari melepas simpul tali untuk menghitung hari. Cara itu dilakukan agar kedua belah pihak tidak lupa pada janji. Setelah masing-masing pihak menerima pundun-pundun, Aji Pamasa mohon diri kepada Raja Usuman. Rombongan itu kembali ke kerajaan mereka dengan hati lega. Wajah Aji Pamasa tampak berseri-seri sepanjang perjalanan pulang. Ia bercengkerama dengan para pengiring. Tak jarang Aji Pamasa menari-nari.
Pada hari ke-7 Aji Pamasa dan rombongan menuju ke istana Raja Usuman. Rombongan siap ke pesta pernikahan Aji Pamasa dan putri Raja Usuman. Mereka membawa perbekalan dan barang-barang antaran untuk calon istri Aji Pamasa. Di tengah perjalanan, rombongan itu bertemu utusan Raja Usuman. Tentu Aji Pamasa dan anggota rombongannya sangat terkejut. “Sangat menyesal, kami mengabarkan, calon istri Tuan telah meninggal dunia tadi malam.” Ketua rombongan Raja Usuman menjelaskan. Kedua belah pihak berduka cita. Mereka menundukan kepala. Dengan hati kecewa karena gagal menikah, Aji Pamasa mengajak rombongannya pulang. Langkah-langkah mereka gontai. Mereka tidak bersemangat lagi.
Aji Pamasa tidak putus asa. Dengan seizin Raja Somongga, Aji Pamasa dan rombongan melamar putri Raja Usuman yang lain. Perjanjian pun telah disepakati. Pada hari ke-7 pernikahan akan dilaksanakan di istana Raja Usuman. Musibah terjadi lagi. Calon istri Aji Pamasa meninggal mendadak, satu malam sebelum upacara pernikahan. Rombongan dari Raja Usuman mengabarkan berita duka cita itu di tengah perjalanan, persis seperti kejadian yang pertama. Aji Pamasa segera pulang dan melaporkan musibah itu kepada Raja Somongga. Raja dan permainsuri hanya mampu menundukan kepala. Seluruh rakyat pun turut berduka cita.
Kini giliran Aji Panurat melamar calon istri, setelah adiknya dua kali gagal. Raja Somongga merestui keberangkatan anak sulungnya itu. Dua kali Aji Panurat mengalami nasib yang sama dengan adiknya. Kedua calon istrinya meninggal juga. Raja Somongga benar-benar terpukul. Mereka tidak berdaya, usaha dan doa telah dilaksanakan. Tetapi, hasilnya sia-sia, penasihat istana diundang untuk diajak berunding. Keputusannya adalah minta bantuan Boru Paet namian di gudo-gudo, seorang perempuan sakti. Seisi istana berdebar-debar menunggu keputusan Boru Paet. Perempuan tua yang sakti itu berdoa lama sekali. Wajah-wajah penghuni istana tampak tegang. Boru Paet akhirnya memberi isyarat, keputusannya esok hari.
Sajian berupa telur ayam, sirih, dan pinang disiapkan. Pinang pun harus yang masih muda. Minyak wangi dan bunga-bunga yang harum disediakan. Para penabuh gendang diminta bermain sebagus-bagusnya. Gendang melagukan dua jenis lagu. Pertama paralamat dan kedua panukkunan.
Selanjutnya Boru Paet memutuskan, “Ananda Aji Panurat dan Aji Pamasa harus menangkap burung yang pandai bicara. Burung sakti itu akan melindungi kalian dari kemalangan. Burung sakti itu pula yang akan membersihkan nasib kalian dari segala kesialan. Laksanakanlah!” Boru Paet menambahkan, burung sakti bias didapatkan setelah mengalami cobaan-cobaan berat berupa penderitaan lahir dan batin.
Aji Panurat dan Aji Pamasa menyiapkan perbekalan untuk berjalan jauh. Burung sakti yang pandai bicara itu tidak jelas ada dimana. Ia harus dicari ke sekeliling bumi ini. Setelah semuanya siap, kedua bersaudara menghadap Raja Somongga untuk minta doa restu. “jangan lupa bawa alat pembuat api.” Raja Somongga mengigatkan kedua putranya. Kedua kakak-beradik itu sujud di hadapan Raja Somongga disaksikan keluarga istana. Di alun-alun depan istana, rakyat mengelu-elukan kedua bersaudara. Rakyat pun berdoa untuk keselamatan dan keberhasilan Aji Panurat dan Aji Pamasa. Tak seorang pun menduga, akan berapa lama perjalanan jauh mereka tempuh.
Aji Panurat dan Aji Pamasa telah menempuh belukar, hutan, sungai, tebing terjal, dan lembah curam. Mereka terus berjalan tak kenal letih untuk mencapai cita-cita, menangkap burung yang pandai bicara. Suatu ketika kedua bersaudara tiba di jalan bercabang dua, kanann dan kiri. Kedua orang itu saling memandang. Mereka bingung dan tidak tahu jalan mana yang harus ditempuh. Tetapi, karena tubuh sangat lelah, kedua bersaudara setuju istirahat. Bekal mereka buka, keduanya makan dengan lahap. Selesai makan, keduanya berunding. Sedang mereka berunding, Aji Pamasa melihat sebuah gubuk di kejauhan. Aji Pamasa mengajak kakaknya menuju gubuk itu. Aji Panurat menyetujui usul adiknya. Mereka berjalan tergesa-gesa menuju gubuk di tengah hutan lebat itu.
Aji Panurat dan Aji Pamasa bermalam di gubuk dalam hutan lebat itu. Pagi harinya Aji Panurat melihat tulisan aneh di atas pintu gubuk. Ia menyuruh adiknya membaca tulisan tersebut. Si adik membaca tulisan itu dengan suara keras, “Jalan yang ke kanan untuk para hantu, mambang,, dan peri. Sedang jalan yang ke kiri bagi manusia,” “jika kita selalu berjalan berdua kemana-mana, pasti tidak akan menemukan burung yang pandai bicara itu,” kata Aji Panurat. “Karena itu, berjalanlah kau ke kanann dan abang ke kirii,”lanjutnya. Aji Pamasa merasa keputusan abangnya itu tidak adil. Tetapi, sebagai adik, dia harus patuh pada perintah kakaknya. Ia pun menempuh jalan para hantu, mambang, dan peri itu.
Aji Panurat terus berjalan di jalan untuk manusia. Di suatu dusun ia melihat orang ramai. Rupanya Raja Tunggul di Judi sedang bermain judi dengan orang sekampungnya. Kedatangan Aji Panurat menarik p.erhatian Raja Tunggul di Judi. “Hai, anak muda!” panggil Raja Tunggul di Judi. “Apa maksud kedatanganmu ke dusun kami?”lanjutnay. aji Panurat bercerita dengan jujur tentang maksud kedatangannya, yaitu mencari burung yang pandai berbicara. Raja Tunggul di Judi mengatakan, burung yang pandai bicara itu tak terdapat di seluruh negerinya. Ia secara ramah mengajak Aji Panurat bermain judi. Aji Panurat terpengaruh oleh rayuan Raja Tunggul di Judi. Ia ikud main judi dan menang terus hari itu. Harta benda Raja Tunggul di Judi habis sama sekali. Tinggal dirinya, istrinya, dan anak gadisnya yang cantik.
Dengan langkah lesu Raja Tunggul di Judi pulang ke rumahnya. Anak gadisnya menyapa sang Ayah di tangga rumah. Sang Ayah menceritakan, ia sudah jatuh melarat karena dikalahkan anak muda yang baru dating. “Ayahanda tidak perlu sedih. Harta benda Ayahanda harus segera kembali,”kata gadis. “Selanjutnya, pemuda asing kita jadikan budak di rumah besar kta. Ajaklah dia bermain judi kembali dan Ananda akan menonton permainan itu”. “Sebaiknya kapan?” Tanya Raja Tunggul di Judi. “Pagi besok lebih baik, Ayahanda”. Raja Tunggul di Judi tidak dapat tidur semalaman. Ia tidak sabar menunggu matahari terbit. Terbayang olehnya harta bendanya kembali padanya. Lalu lawannya akan menjadi budaknya.
Esoknya Raja Tunggul di Judi mengundang Aji Panurat makan siang di rumahnya. Usai makan siang, Raja Tunggul di Judi mengajak tamunya berjudi. Sedang keduanya asyik bermain judi, Gadis muncul. Ia hilir mudik di belakang ayahnya. Gayanya persis peragawati sedang berjalan diatas panggung/ Aji Panurat tertarik pada kelakuan Gadis. Perhatiannya pada permainan judi berkurang. Tak lama kemudian, Aji Panurat kalah. Hasil kemenangan dan bekalnya habis. Pakaiannya di badannya terjual. Karena masih kurang pembayarannya, tubuhnya dijadikan budak olejh Raja Tunggul di Judi. Selanjutnya kaki Aji Panurat dipasung di kayu berlubang-lubang. Maka, tak dapat lagi Aji Panurat pergi mencari burung sakti.
Aji Pamasa yang menempuh jalan bagi para hantu, mambang, dan peri. Suatu hari ia sampai di kebun jambu yang berbuah lebat. Saat itu ia sedang haus dan lapar. Bekalnya sudah lama habis. Baru saja ia akan memetik jambu terdengar suara aneh. “Jangan kau ambil ambil juambu yang di bawah!” Hantu berkata. Baru saja Aji Pamasa akan mengambil jambu yang di atas, terdengar suara lain, “Jangan kau ambil jambu yang di atas! Ambil saja yang di bawah!” Aji Pamasa berpikir, itulah suara hantu. Maka, dia batalkan memetik jambu. Ia bergegas meninggalkan tempat itu dan brjalan lagi. Ia tidak menghiraukan panggilan para hantu di kebun jambu itu. Ia pun tidak mau menoleh sekilas pun. Langkahnya pasti, karena teringat tugas pokoknya, mencari burung yang pandai berbicara seperti manusia.
Di depan Aji Pamasa tiba-tiba muncul sebuah sumur kembar. Sumur di sebelah kanan beriak-riak. Airnya jernih sekali. Sumur yang di sebelah kiri berair keruh dan tampak tenang. Perasaan haus mendorong Aji Pamasa minum air sumur yang jernih. Baru saja kedua tangannya menyentuh air, keadaan berubah. Air itu menjadi keruh. Air sumur yang keruh mendadak menjadi bening. Aji Pamasa pindah ke sumur di sebelah kiri. Saat dia menundukan kepala, air sumur di kiri itu pun menjadi keruh. Begitulah terjadi beulang-ulang. “Ah, inipun godaan hantu!” teriak Aji Pamasa seraya meninggalkan tempat itu. Padahal, tenggorokannya sudah sangat kering saat itu. Tetapi, dia tidak mau terpengaruh. Rasa dahaga dia tahankan sepanjang jalan.
Setelah meninggalkan sumur yang aneh, Aji Pamasa sampai di dua padang rumput. Yang satu tandus, yang lainnya lebat. Aji tercengang menyaksikan pemandangan yang aneh. Kerbau-kerbau yang makan di padang lebat bertubuh kurus-kurus. Sebaliknya kerbau-kerbau yang makan di padang tandus bertubuh gemuk-gemuk. “Apa ini pula?” Tanya Aji Pamasa sambil melihat ke kanan dan ke kiri berganti-ganti. “Ah, inipun tipuan hantu, mambang, dan peri!” teriak Aji Pamasa. Ia melompat ke suatu tebing dan melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba kerbau-kerbau itu memanggil Aji Pamasa. Tetapi, pemuda yang berpendirian teguh itu terus berjalan tanpa menoleh-noleh.
Aji Pamasa sampai di kaki gunung yang tinggi sekali. Di gunung itu hanya ada sebuah pohon. Itulah pohon kayangan yang sering di ceritakan di dalam dongeng-dongeng. “Aku akan mendaki gunung itu!” tekad Aji Pamasa. Ia bermaksud bermalam di bawah pohon kayangan. Baru saja akan mendaki gunung, Aji Pamasa dicegat seekor babi betina yang besar. “Hai, siapakah kau? Mengapa kau berani benar mendekati pohon kayangan itu?” Babi itu menegur Aji Pamasa. “Hai, Nenek, jika ingin membunuhku, segera laksanakan agar tidak terlalu lama aku menderita!” jawab Aji Pamasa. “Hai, kalau aku tidak salah, aku mendengar suara cucuku, putra Raja Somongga.” Babi besar itu menukas. “Jika benar dugaanku, apa maksudmu kesini?” Aji Pamasa bercerita mengenai tujuannya mengembara. Ia pun bercerita tentang kegagalannya menikah dengan anak Raja Usuman.
Babi menasihati Aji Pamasa agar menemui Beruang. Setelah bertemu Beruang, binatang itu menyuruh Aji Pamasa menemui sang Ular. Sang Ular menasihati Aji Pamasa agar menemui sang Harimau. Setiap bertemu dengan makhluk-makhluk itu, Aji Pamasa menceritakan maksudnya. “Kau adalah cucuku,” kata Harimau. “Benarkah kau putra Raja Somongga?” Tanya Harimau. Aji Pamasa menjawab, “Ya, kakek.” Sang Harimau mengajari Aji Pamasa melompat tinggi. Ilmu melompat tinggi penting sekali bagi Aji Pamasa untuk mempercepat perjalanan. Aji tiba di rumah Dewi yang bertugas menimbang nyawa orang-orang yang sudah meninggal. Saat Aji tiba, Dewi masih asyik menghitung. Apangerangan yang dilakukan perempuan yang aneh itu, piker Aji Pamasa sambil mendekat perlahan-lahan.
Dari sang Dewi, Aji Pamasa mendapat keterangan mengenai cirri burung sakti. Burung itu seperti burung kitiran dan suaranya mirip burung puyuh. Aji menanyakan pekerjaan sang Dewi yang begitu tekun, terus menghitung. “Semua nyawa makhluk hidup kuhitung,” jawab sang Dewi. “Singkatnya, sayalah yang menghitung nyawa dari segala makhluk bernyawa yang hidup di dunia fana ini,” lanjut Dewi. “Bayi pun kuhitung. Anak kecil yang mati juga kuhitung. Mereka sudah punya rasa malu. Itulah sebabnya mereka minta pakaian. Tetapi, si dewasa yang sudah mampu membeli pakaian banyak yang tidak mengenal rasa malu.” Mengenai rahasia usia lanjut, Dewi mengatakan, “Semangat yang tahan menderita dan punya iman yang teguh diberkati usia lanjut dan kebahagiaan. Nah, lanjutkanlah perjalananmu!” kata Dewi.
Aji Pamasa sampai di tempat kediaman Naga Sipitu Tanduk. Aji Pamasa memperkenalkan diri kepada Naga berkepala tujuh itu. Ia menceritakan pengalamannya. Ular besar yang sakti itu tidak menyakitinya. Naga itu memberinya cincin sakti. Cincin itu disebut cincin yang menjadi-jadikan, tongkat di jalanan licin, suluh di dalam gelap, dan pemuas dahaga di panas terik. Juga menjadi bekal dalam perjalanan. Naga itu pun merestui perjalanan Aji Pamasa. “Jagalah baik-baik cincin itu,” pesan Naga berkepala tujuh. “Terima kasih, aku akan menjaganya,” kata Aji Pamasa sebelum melanjutkan perjalanan.
Aji Pamasa terkejut ketika seorang gadis cantik meludah dari atas bubungan rumah. Gadis itu mengaku sebagai Putri Bulan. Rambutnya tergerai panjang. Sambil menengadah Aji Pamasa menyeka air ludah yang mengenai pipinya. Setelah mengetahui terkena air ludah Putri Bulan yang sakti, Aji Pamasa tertawa terbahak-bahak. “Naiklah, hai, pemuda yang terbahak-bahak!” kata Putri Bulan. “Aku tidak berani,” lanjut pemuda yang berani itu. Jawabnya dengan sopan. Putri Bulan mengulurkan dua helai rambutnya yang sangat panjang itu agar Aji Pamasa dapat naik ke bubungan rumah. Aji Pamasa bergantung di dua helai rambut itu dan naik perlahan ditarik Putri Bulan.
Ketika Aji Pamasa sampai di bubungan rumah, Putri Bulan ketakutan. Ia khawatir ibunya, sang Garuda tidak menyukai pemuda itu. Segera Aji Pamasa disuruhnya berpakaian perempuan. “Hai, Anakku Putri Bulan, aku mencium bau perempuan lain dalam rumah kita ini. Siapakah dia?” “Oh, tidak ada siapa-siapa, Bunda.” Putri Bulan berbohong. “Heh heh heh, tak usah khawatir, aku tak akan mengganggu kawan yang kau sembunyikan itu, heh heh heh. Pemuda tampan itu memang sudah ditakdirkan Yang Maha Pencipta untuk menjadi suamimu, Nak.” Saat itu pula Putri Bulan melepasakan pakaian perempuan di tubuh Aji Pamasa. Sang Garuda memandangi sekujur tubuh Aji Pamasa.
Sang Garuda menanyai nama, asal usul, dan keperluan pemuda yang berani dan jujur itu. Aji Pamasa menceritakan seluruh kisahnya. “Oh, burung sakti itu ada pada Raja Homang,” kata sang Garuda. “Em, taka apa-apa, aku dan Putri Bulan akan menyertaimu dalam perjalanan. Kau sudah terlalu menderita menunaikan perintah Raja Somongga. Aku senang menemukan pemuda yang berani, jujur, dan satria seperti kau.” Putri Bulan merasa senang sekali mendengar pujian ibunya kepada Aji Pamasa. Pandangan Putri Bulan tidak lepas-lepas ke arah muka pemuda tampan itu. Aji Pamasa merasa senang bertemu dengan Putri Bulan dan sang Garuda yang akan menyertai perjalanan panjangnya.
Setelah fajar menyingsing, Aji Pamasa dan Putri Bulan mengikuti sang Garuda ita terbang. Mereka menuju kediaman Raja Homang. Kedatangan mereka disambut nyanyian Burung Sakti di beranda istana Raja Homang. Rja Homang meminta bAji Pamasa bercerita tentang pengalamannya yang penuh penderitaan. Pemuda itu bercerita apa adanya. Ia mencari burung sakti atas perintah orang yang dimuliakan. Abangnya pun melakukan pekerjaan yang sama. Tetapi, Abangnya memilih jalan manusia. Terharu Raja Homang mendengar pengalaman Aji Pamasa. Maka, Burung Sakti dia serahkan saat itu juga dengan tulus ikhlas. Aji Pamasa sangat senang mendapatkan Burung Sakti yang membuatnya menderita itu. Setelah menerima Burung Sakti, sang Garuda mengajak Aji Pamasa dan Putri Bulan pulang ke rumah sang Garuda.
Di rumah sang Garuda, Putri Bulan dan Aji Pamasa dinikahkan. Kedua orang muda itu sangat bahagia. Mereka tersenyum-senyum. Yang hadir menyalami keduannya sambil mengucapkan selamat bahagia. Tetapi, di tengah kebahagiaan itu, Aji Pamasa merasa cemas. Ia teringat pada abangnya, Aji Panurat yang menempuh jalan bagi manusia. “Kanda sedang memikirkan apa?” bisik Putri Bulan. Aji Pamasa menceritakan tentang abangnya pada Putri Bulan. Hal itu segera diceritakan Putri Bulan pada ibunya, sang Garuda. “Perjalanan kembali ke tempat asal kalian berpisah sangat berat,,” bisik sang Garuda. “Sebaiknya Putri Bulan ikut supaya dia mengetahui terus keadaan suaminya. Tidak baik suami-istri berpisah terlalu lama,” nasihat sang Garuda.
Aji Pamasa, Putri Bulan, dan Burung Sakti tiba di gubuk tempat perpisahan dengan Aji Panurat dulu. “Aku akan mencari Abang. Kalian tinggal di sini,” kata Aji Pamasa pada istrinya dan Burung Sakti. Cincin pemberian Naga Berkepala Tujuh ditinggalkannya pada Putri Bulan. Suatu saat cincin sakti itu dapat dimanfaatkan, piker Aji Pamasa. Seorang diri Aji Pamasa menuju kediaman Raja Tunggul di Judi. Saat itu Raja Tunggul di Judi, seperti kebiasaannya sedang berjudi. Ia tidak memperhatikan tamu yang yidak dikenalnya sedang mengawasi gerak-geriknya. Aji Pamasa menyelinap. Ia mencari tempat Abangnya dipasung. Ia akan memperkenalkan diri pada Raja Tunggul di Judi setelah menemukan Abangnya.
Aji Pamasa berteriak tatkala melihat abangnya dipasung dekat tangga. Ia memeluk abangnya yang sudah kurus kering dan dekil itu. “Aku kalah berjudi dan dianiaya seperti ini,” cerita si Abang. Aji Panurat sudah tidak menenali wajah adiknya itu. Ia menyangka lelaki tampan itu adalah algojo yang akan menyiksanya. Aji Panurat terheran-heran setelah menyadari adiknya dapat kembali dengan selamat. Iri dan kagum bercampur di dalam hatinya. “Abang bersabarlah dulu,” bujuk Aji Pamasa. “Aku akan berusaha membebaskan Abang.” “Hati-hati, Dik, kau akan ditantang berjudi oleh Raja Tunggul di Judi dan digoda oleh anak gadisnya yang cantik,” pesan Aji Panurat.
Raja Tunggul di Judi segera mengetahui kedatangan Aji Pamasa. “Siapa kamu,hem?” Tanya Raja Tunggul di Judi angkuh. “Namaku Aji Pamasa, putra bungsu Raja Somongga. Aku dating untuk membebaskan Aji Panurat, abangku,” jawab Aji Pamasa tegas. “Ha ha ha, kalau kau menang melawanku berjudi, abangmu bebas. Jika kau kalah, kau juga akan menjadi budakku,” tantang Raja Tunggul di Judi. Aji Pamasa tetap tenang. Ia memandang muka orang yang telah menyiksa abangnya itu dengan mata tidak berkedip beberapa saat. “Besok pagi-pagi kutunggu kau dib alai istana,” kata Raja Tunggul di Judi, mengulangi tantangannya. “Aku akan dating tepat waktu,” jawab Aji Pamasa.
Raja Tunggul di Judi menggunakan siasat seperti ketika menaklukan Aji Panurat. Sementara perjudian berlangsung, Gadis menggoda lawan ayahnya dengan berjalan hilir mudik supaya konsentrasinya buyar. Siasat itu digagalkan Aji Pamasa dengan segala ketenangannya dan senjata-senjata yang diperolehnya dalam perjalanan panjang. Raja Tunggul di Judi ditaklukkannya. Seluruh harta benda lawannya itu menjadi miliknya. Gadis pun menjadi tawanannya. Raja Tunggul di Judi benar-benar tidak punya apa-apa lagi. Saat itu pula Aji Pamasa membebaskan abangnya dari pasungan. Lelaki yang tidak kuat pendirian itu menangis ketika dibebaskan adiknya. Tetapi, rasa iri hati tetap takhta di dalam hatinya.
Aji Pamasa telah berhasil membebaskan Aji Panurat dari perbudakan yang hina. Dengan segala kemurahan hati, Gadis diserahkan Aji Pamasa kepada abangnya untuk dijadikan istri. Gadis menerima lamaran bekas budak ayahnya itu untuk menjadi suaminya. Ia menggoda kedua bersaudara itu karena cinta kepada ayahnya. Setelah Aji Panurat dan Gadis dinikahkan, Aji Pamasa mengajak keduanya menjemput istrinya di gubuk. Aji Pamasa memperkenalkan istrinya kepada abang dan kakak iparnya. Mereka bersalam-salaman sebelum menempuh jalan pulang. Ayah mereka sudah bertambah tua. Ia menunggu dengan perasaan waswas. Sebab, sejak berangkat kedua anaknya tidak pernah mengirim kabar kepadanya.
Dalam perjalanan pulang, Aji Panurat dan Gadis merasa sangat haus. Aji Panurat mengajak Aji Pamasa mengambil air di jurang yang dalam. Hanya disana ada air yang layak diminum. Mereka membuat timba dari kulit kayu. Kemudian keduanya menuruni tepi jurang itu. Pada sebuah tempat yang curam, Aji Pamasa menurunkan timba. Ia menjenguk ke arah air yang sangat jauh. Pada saat itulah Aji Panurat yang berhati jahat mendorong adiknya ke dalam jurang. Aji Pamasa menjerit dan suaranya samara-samar. Setelah mencelakakan adiknya, Aji Panurat menemui istri dan adik iparnya. Putri Bulan menanyakan dimana suaminya pada Aji Panurat. Lelaki pendengki itu mengatakan, Aji PAmasa tergelincir dan masuk jurang. Putri Bulan menangis sambil meratap dan berlari kea rah juranjg.
Putrid Bulan sampai di tepi jurang. Ia memanggil-manggil nama suaminya. Untunglah suaranya di dengar oleh Aji Pamasa. Ternyata Yang Mahakuasa melindunginya. Ia tersangkut di akar-akar besar, sehingga tidak langsung jatuh ke dasar jurang. Segera Putri Bulan menanyai Burung Sakti, bagaimana menolong suaminya. Burung Sakti mengatakan, dia akan menyampaikan cincin sakti kepada Aji Pamasa agar dia memperoleh kekuatan. Secepatnya Burung Sakti terbang ke dalam jurang dan memberikan cincin saktii kepada Aji Pamasa. Setelah memakai cincin sakti sipajadi-jadi, Aji Pamasa mendapat kekuatan ajaib. Ia berhasil naik ke atas jurang, yang terjal dan bercadas tajam itu. Kedatangannya disambut Putri Bulan dengan tangis bahagia dan rasa syukur kepada Yang Mahakuasa.
Aji Panurat pura-pura sedih ketika tiba dikediaman ayahnya. Ia melaporkan, adiknya telah meninggal karena terjatuh kedalam jurang. Raja Somongga dan Permaisuri tak dapat menahan air mata setelah mendengar laporan anak sulungnya itu. Seisi istana berduka cita atas kematian Aji Pamasa. Aji Panurat berpura-pura pula menyesal karena tidak mampu melindungi adiknya sendiri. “Mengapa kau tidak menolongnya, Panurat ?” Tanya Permaisuri sambil menyeka air mata. “Jurang itu dalam sekali, Bunda” jawab Aji Panurat berbohong untuk kesekian kalinya.
Aji Pamasa dan Putri Bulan pulang menempuh jalan hantu, mambang, dan peri. Ia menghindari abangnya yang jahat itu. Dalam perjalanan pulang, Aji dan Putri Bulan diadang Raja Hartuk, sang Hantu Hutan yang jahat. Raja Hartuk memiliki senjata godam dan tali terbang. Terjadi peperangan antara Aji Pamasa dan Raja Hartuk. Dengan Cincin sakti, Aji Pamasa dapat menaklukkan Raja Hartuk. Godam terbang dan Tali terbang dirampasnya. Lalu buru-buru Aji Pamasa mengajak istrinya dan Burung Sakti ke istana Raja Somongga. Mendengar kedatangan Aji Pamasa, Aji Panurat melarikan diri istana ayahnya, Ia takut segala kejahatannya terbongkar. Aji Panurat berlari tanpa membawa Gadis, istrinya.
Mengetahui abangnya melarikan diri, Aji Pamasa memerintahkan Godam Terbang dan Tali Terbang beraksi. Tubuh Aji Panurat babak belur kena godam. Tubuhnya terjerat oleh Tali Terbang dan dibawa ke istana. Di hadapan Raja Somongga, Aji Panurat mengakui kesalahannya. Ia mengaku telah insaf dan tidak akan jahat lagi. Hari itu pula Burung Sakti dibuatkan sangkar yang indah di istana. Ia menarik perhatian orang banyak karena pandai bernyanyi lagu perdamaian. Pesta syukuran dan perdamaian diadakan di istana. Sejak itu dua bersaudara Aji Panurat dan Aji Pamasa saling menyayangi. Raja Somongga dan permainsuri pun merasa tenteram dan bahagia di hari tua mereka.

Kenangan di Balik Cerita Oleh Danu

Pada suatu pagi udara terasa sejuk,bunga bermekaran,tiupan angin
membawa kesejukan,namun suasana itu tidak bertahan lama Panji
terbangun oleh suara gaduh dirumahnya,itu wajar karena mereka sekeluarga
akan berpindah rumah.Panjipun segera keluar dari kamar tidurnya untuk
segera mandi,ketika itu ia merasa terkejut karena hanya ia saja yang belum
bersiap-siap untuk segera berangkat,Panji sebenarnya bukanlah anak yang
rajin dan senang membantu,ia lebih senang untuk bermain dan
menghabiskan waktunya bersama teman-temannya,lalu Ibunda Panji
berteriak,“Panji…!!cepat bangun dan mandi,kita akan segera
berangkat!”.”Iya ma,ini juga udah mau mandi koq!”,sahut Panji.
Panji segera langsung menuju kamar mandi untuk mandi.
Ketika Panji sedang mandi lalu ada teman-teman Panji yang datang
untuk ikut sekedar mengantarkan kepergian Panji,mereka semua
menyempatkan diri untuk membolos sekolah agar dapat mengantarkan
kepergian Panji.Setelah Panji selesai mendi dan berpakaian rapi ia langsung
turun dan menemui teman-temannya,”Hai…semua….!”,kata Panji dari
atas.”hai…”,teman-temannya menjawab dengan serempak,namun tidak
dengan Eki dan Pandu,maklumlah mungkin karena mereka harus
kehilangan dua orang sahabatnya dari kecil,mereka memang sudah
bersahabat dari kecil bahkan ibunda dari Pandu pernah menyusui kakak
laki-laki Panji,sehingga mereka semua sudah seperti saudara.”Panji
memang kau ndak bakal pulang ke Pontianak lagi?”,tanya Eki
menggunakan Bahasa Melayu.”Kayaknye ndak ki,soalnye kame disana pasti

lama,tapi kame pasti kontak same kalian bah!”,jawab Panji.Perkataan Panji membuat hati Eki lega.Akhirnya mobil pun siap,dan mereka lngsung berangkat menuju Bandara Supadio,sesampainya disana terlihat begitu banyak orang maklumlah mungkin karena masih dalam suasana liburan,kami semua langsung masuk ke Bandara,didalam Bandara Pandu dan Eki serta teman-teman yang lain mengucapkan salam perpisahan yang terakhir,Panji dan keluarganya pergi meninggalkan kota Pontianak dan teman-temannya yang sudah menyimpan begitu banyak kenangan.
Kurang lebih selama satu jam mereka semua tiba di Bandara Adi Sucipto Yogyakarta,Panji bertanya kepada Ibunya,”Ma,barang-barang bawaan kita kemana?”
“Barang-barangnya sudah dikirim langsung ke Purwokerto.”
“Berarti kita langsung berangkat ke Purwokerto?”,Tanya Panji.
“Kita mampir kerumah mbah dulu.”
Tak berapa lama mobil yang akan membawa mereka telah dating mareka semua langsung berangkat kerumah kakek Panji,diperjalanan tidak banyak orang yang berbicara karena mungkin mereka sulit untuk menghapus kenangan yang ada,namun tidak dengan kakak laki-laki Panji dia terus saja mengganggu Panji,memang kakak laki-laki Panji memang sedikit nakal dan jail,hingga akhirnya Panjipun merasa kesal dan memukul kakaknya menguunakan tas,kakaknya pun langsung terdiam.Setelah kurang lebih tiga jam perjalanan mereka semua sampai dirumah kakek Panji,mereka mampir sejenak untuk sekedar beristirahat dan makan siang.Setelah selesai mereka langsung tancap gas menuju Purwokerto agar tidak terlalu malam sampai di sana.Ternyata biar bagaimanapun mereka semua tetap saja tiba disana pada malan hari,mereka langsung menuju rumah kontrakan,namun mereka semua merasa kecewa karena rumah kontrakan mereka masih kotor dan belum dibersihkan oleh pemiliknya,sehingga mereka hanya menitipkan barang bawaan mereka kekontrakan dan dengan terpaksa mereka menginap dihotel.Setibanya di Hotel mereka langsung terlelap tidur karena kelehan.
Keesokan paginya Panji keluar kamar untuk mengambil sarapan yang sudah disediakan oleh pegawai hotel,Panji yang sekamar dengan kakaknya terus saja bertengkar,hingga orang tua mereka dating dan memarahi mereka.
“Panji,Edo!!dari kemarin berantem aja!”
“Ini ma,abang dari kemarin gangguin terus!”,jawab Panji.
“Edo jangan gangguin Panji!udah gede masih aja berantem!”.jawab sang Ibu membela si Panji.
Panji menjulurkan lidahnya bermaksud menghina sang Kakak.
“Sukurin!”,kata Panji.
“Panji Edo mama sama papa mau pergi ke SMP kalian,kalian berdua jaga disini ya…jangan kemana-mana!”,ibu Panji berkata.
“Iya,ma”,Panji dan Edo menjawab dengan serentak.
Sang ibupun pergi dengan ayahnya.
Setelah ayah dan ibu Panji pergi ternyata perut Panji masih berbunyi menandakan ia masih lapar,Panji memang anak yang rakus,ia berkata kepada kakaknya,”Bang,beli maka yuk…!”,ajak Panji.Kakaknya mengangukan kepala bertanda ia ingin menemani Panji.Mereka berdua langsung keluar hotel untuk mencari makanan,ternyata disitu terdapat banyak penjual makanan.”Bang,beli burger aja yuk…!”,ajak Panji.
“Ayuk…!”,jawab sang kakak.
Mereka langsung membeli makanan itu dan memakannya dikamar,tak berapa lama orang tua mereka kembali dengan membawa bungkusan.
“Ma,bungkusan apa??”,tanya Edo.
“Bungkusan baju seragam kalian,kan haro senin kalian sudah sekkolah.”,jawab sang Ibu.
“Do,pulang kerumah kontrakan yuk…!”,ajak sang ayah kepada Edo.
“Eman rumahnya dah bersih?”,Tanya Edo.
“Katanya lagi dibersihin,dari pada disini ga napain-ngapain mending juga sekalian natain rumah yang masih berantakan.”,jawab ayah.
“Yaudah deh,ngikut aja,lagian juga udah bosen di hotel terus!”,seru Panji.
Mereka pun langsung berangkat menuju rumah kontrakan dengan menggunakan becak.
Akhirnya mereka tiba dirumah kontrakan,ketika mereka tiba semua barang yang mereka letakkan ternyata ditaruh diluar agar mudah untuk dibersihkan,mereka semua lansung mengeluarkan barang bawaan mereka yang sudah dipack dan menyusunnya dengan rapi,ternyata rumah yang mereka kontraki sangat panjang akan tetapi tidak lebar,begitu juga dengan kamar panji tidak terlalu besar namum cukup untuk menampung dua orang,sehingga Panji pun harus tidur sekamar dengan kakaknya yang jail dan nakal itu,walaupun Panji harus berdebat dengan orang tuanya,namun Panji memilih untuk mengalah dan menerimanya.
Lalu hari dimana Panji dan kakaknya akn bertempat disekolah yang baru pun tiba Panji dan kakaknya bersekolah di SMP N 9 Purwokerto,Panji yang baru pertama kali melihat sekolah barunya itu merasa terkejut karena udaranya yang sejuk,sekolah yang besar dan banyak pepohonan yang rindang.Panji dan kakaknya tidak mengikuti upacara karena mereka belum tahu dimana ruangan mereka,mereka akhirnya disuruh untuk menunggu,Bagi Panji upacara terasa sangat lama karena ia ingin sekali mengetahui dimana kelasnya.Akhirnya upacara pun selesai Panji bersama seorang guru pergi menuju kelasnya,Panji pun langsung masuk kekelasnya untuk berkenalan dengan teman barunya.Seusai berkenalan Panji duduk disebelah anak laki-laki.
“Hai….nama aku Muhammad Panji Nur Prasetyo,nama kamu siapa?”Tanya Panji sambil berjabat tangan.
“Nama aku Satria Robby Solikhin panggil aja aku Robby.”,jawab anak laki-laki itu.
Panji dan Robby pun berteman,mungkin Robby adalah teman pertama dari Panji.Namun hari itu juga merupakn hari yang sial bagi Panji karena walaupu dia baru pertama kali masuk dan baru pertama mengenal tulisan Aksara Jawa dia langsung disuruh maju untuk menulis namanya dengan menggunakan tulisan Aksara Jawa.
“Bu,saya g bias bu!”,seru Panji.
“Kamu itu mau sekolah apa ga?!”,tanya guru itu.
“Mau bu,tapi sayakan baru pertama mengenal tulisan jawa!”,Jawab Panji.
“Ya,sudah sekarang kamu duduk dan tanya teman kamu gimana Aksara dari nama kamu.!”,seru guru itu.
Panji pun langsung menuju kursi dengan hati yang kesal karena guru itu.
Bel istirahatpun dibunyikan tanda waktu istirahat.Panji pun keluar bersama Robby untuk jajan dikanti sekolah.
“Panji kantin rame banget jajan di koperasi aja yuk…!”,ajak Robby.
“Ayuk…mank koperasinya dimana?”,Tanya Panji.
“Itu disebelah UKS yuk kesana…”,Ajak Robby.
Mereka pun menghabiskan makanan yang telah mereka beli,belpun dibunyikan kembali istirahat telah usai,semua siswa masuk keruangan masing-masing.
“Panji masih pelajaran Bahasa Jawa ke UKS aja yuk…!”,ajak Robby.
“Hah,emang ga bakalan ketawan?”,tanya Panji.
“Udah nyante aja!”,Robby berusaha meyakinkan Panji.
“Yaudah aku ikut!”,seru Panji.
Mereka berdua pun pergi menuju UKS Putra dan berpura-pura sakit.
“By,kok kamu ngjakin aku kesini?”,tanya Panji.
“Ga papa soalnya aku juga ga bisa Bahasa Jawa,akukan dari Jakarta!”,jawab Robby.
“O…dari luar daerah juga!”
“Berarti senasib donk ga bias Bahasa Jawa!”,,seru Panji.
“Ya,gitu deh…..!
“Panji kamu kalo pulan naik apa??”,tanya Robby.
“Aku pulang naik becak soalnya belum tahu jalan daerah sini!”,jawab Panji.
Akhirnya bel pun berbunyi tanda pelajaran Bahasa Jawa telah berakhir,mereka pun kembali kekelasnya.Teman-teman sekelas menanyakan mereka berdua,Robby dan Panji hanya menjawab,”Cuma pergi ke UKS lagi males ikut pelajaran.”
Didalam hati Panji Berkata,”Mungkinkah Robby yang bakalan ngegantiian posisi sahabat-sahabat aku di Pontianak?”
Mulai saat itu mereka berdua memutuskan untuk bersahabat baik dalam keadaan susah ataupun senang.
Hingga tiga tahun telah berlalu selama itu mereka telah banyak melewati berbagai macam permasalahan baik dalam bidang pelajaran maupun bukan pelajaran,bahkan sampai-sampai mereka memiliki pacar pun yang saling bersahabat.Akhir yang ditunggu-tunggu pun tiba pngumuman hasil UNAS yang telah mereka lalui sebulan yang lalu.Ternyata Robby merasa kecewa karena nilainya dibawah Panji,walaupun mereka bersahabat didalam nilai mereka tetap bersiangan untuk membuktikan siapa yang menjadi terbaik,dan akhirnya Robby takluk oleh Panji serta mengakui bahwa Panji memang lebih pintar dari dia.
Namun Panji dikala itu juga merasa sedih karena harus kehilangan sahabatnya lagi,karena Robby harus pindah lagi ke Jakarta karena hasil UNASnya yang buruk namun Robby menitip pesan kepada Panji “Panji kamu pasti akan mendapatkan sahabat yang lebih baik dari pada aku!”,kata-kata itulah yang akan selalu diingat oleh Panji untuk selama-lamanya.
Hingga dia mengabadikan kisahnya dalam bentuk Cerita Pendek dengan menggunakan nama samaran.

Danu: x-5

Cerpen Arga

Hari ini adalah tugas bagi Dika untuk mempresentasikan tugas Biologi yang diberikan oleh Bu Asih. Bagi Dika Biologi bukanlah pelajaran yang mudah, dia memang menguasai banyak pelajaran tapi bukan Biologi. Bel masuk sudah berbunyi tapi suasana kelas Dika masih gaduh, mungkin karena Bu Asih terlambat masuk. Selang beberapa menit Bu Asih datang juga. Saatnya bagi Dika untuk mempresentsikan tugasnya. Setelah selesai berpresentasi masuklah ke sesi tanya jawab. “ada yang mau bertanya” kata Bu Asih. Dengan tampang tegar Ezza langsung berdiri, tanda dia ingin mengahabisi Dika dengan pertanyaannya. Setelah berargumen beberapa saat Ezza bertanya “ jadi pertanyaan saya bagaimana cara bahan bahan dasar penyusun kehidupan ini dapat menghasilkan suatu makhluk hidup yang kompleks” Dika diam sejenak untuk menghasilkan efek dramatis. Setelah beberapa menit Dika menjawab dengan wajah yang menyakinkan. Dia menjawab “ itulah rahasia tuhan” serentak para siswa tertawa setelah mendengar jawaban Dika. Ezza yang dari tadi melancarkan banyak pertanyaan hanya diam dan berlahan duduk kembali. “ Dika sekarang giliran ibu yang bertanya” kata Bu Asih, “Silahkan bu” Jawab Dika. “ Dika Apakah arti hidup” tanya Bu Asih. Dika menjawab“ arti hidup adalah bisa bernafas,bergerak ,dan berkembang biak”. “ bukan itu jawabannya Dika” “ jadi apa Bu” tanya Dika ingin tahu. Tapi bel sudah berbunyi lagi tanda dua jam pelajaran Bu Asih telah selesai. Bu Asih hanya berkata “silahkan kalian coba cari jawaban dari pertanyaan Ibu tadi”. Jam pelajaran Biologi adalah jam terakhir di hari ini. Seperti biasa sebelum pulang Dika mampir dulu ke kantin sekolah hanya sekedar berbincang dengan teman-temannya. Biasanya Dika sering berbagi cerita dengan Ezza, Pito, Astri dan Echa. Kebetulan hari ini Pito tidak ikut berkumpul dikantin bersama mereka. “ Pito mana?” tanya Ezza pada Echa, “ biasalah ngurusin pacarnya yang baru” jawab Echa “ katanya adek kelas ya?” sahut Dika “ iya ,Pito kan suka daun muda” kata Echa lagi, Astri hanya tersenyum ketika mendengar ocehan teman-teman dekatnya itu. Tiba-tiba Astri merubah topik pembicaraan mereka “ eh, kalian tau gak apa jawaban dari pertanyaan Bu Asih?” tanya Astri “enggak lho”jawab Ezza “itu ada dikurikulum gak ya” jawab Pito yang sudah selesai dengan urusannya “ eh, Pito nyambung aja loe” kata Echa “gimana pacarmu itu?” “yang adek kelas itu” sambung Ezza dan Astri dengan nada bercanda “ ah, ada masalah jadi kita putus deh” jawab Pito “dasar playboy kampung loe.....” jawab Dika,Ezza,Astri dan Echa bersamaan. Karena jarum jam sudah menunjukan pukul 03.00 sore mereka memutuskan untuk pulang agar tidak terlarut sore.
Sesampainya di rumah Dika langsung barganti baju dan bersantai di kamar tidurnya. Kebetulan rumah Dika sedang sepi karena Ayah Dika belum pulang dari kantor dan Ibunya sedang mengikuti arisan RT. Tinggal dia dan dua orang pembantunya. Tiba-tiba Dika teringat dengan pertanyaan Bu Asih tadi pagi. “apakah arti hidup”sekarang kalimat itu selalu terbayang di benak Dika. Karena terlalu lelah Dika tertidur diranjangnya. Ketika jam menunjukan pukul 06.00 ibu Dika mambangunkan dia dari tidurnya dan menyuruh Dika untuk mandi dan melaksanakan Sholat maghrib. Dika adalah anak satu-satunya sehingga wajar bila orang tuanya sangat memperhatikan dirinya tapi Dika bukanlah anak yang ingin selalu dimanja, dia ingin menjadi anak yang mandiri seperti teman-temannya. Setelah selesai melaksanakan Sholat Dika dipanggil orang tuannya untuk makan malam. Sudah menjadi kebiasaan dari keluarga Dika untuk makan malam bersama di meja makan. Setelah selesai makan Dika langsung menuju kamarnya untuk belajar, sekedar mengulang pelajaran yang sudah diajarkan di sekolah dan sedikit mempelajari materi untuk keesokan harinya. Hari sudah malam namun Dika belum merasakan ngantuk. Dia memutuskan untuk duduk-duduk di teras depan rumahnya. Ternyata disana sudah ada Ayahnya yang sedang menikmati secangkir teh disambi ber-kirim E-mail dengan rekan bisnisnya. Ayah Dika adalah seorang pemilik perusahaan properti yang terkenal di Indonesia, sehingga tak bisa dipungkiri bila dia banyak memiliki rekan dalam dunia bisnis. Ayah Dika melihatnya sedang berdiri disampingnya, diapun mempersilahkannya untuk duduk di kursi yang berada disampingnya. Sekedar bercerita dengan topik yang ringan, bagi Dika ini adalah waktu yang sulit didapat karena Ayah nya adalah orang yang sibuk. Dika bercerita tentang kejadian di pagi hari saat dia berada disekolah tak lupa dia bercerita tentang pertnyaan Bu Asih tentang arti hidup. Ayahnya menjawab”arti hidup seseorang hanya bisa diketahui oleh orang itu sendiri” tapi Dika belum puas dengan jawaban Ayahnya. Karena hari sudah larut malam Ayah Dika menyuruhnya untuk tidur “Tidur sana, nanti kamu terlambat sekolah lho” kata Ayah. “ Iya yah ini mau tidur kok” jawab Dika. Dika dengan segera masuk kerumah dan meninggalkan ayahnya sendirian di teras untuk beranjak tidur. Dalam tidurnya Dika bermimpi bertemu Bu Asih, dalam mimpinya Bu Asih berkata “Dika kamu harus rajin belajar dan carilah tujuan hidupmu”
Pagi harinya Dika menceritakan mimpinya kepada temannya “ Eh, Cha aku kok mimpiin Bu Asih ya” tanya Dika “ emang mimpi apa loe” timpal Ezza “kalo gak salah Bu Asih pesen suruh aku rajin belajar dan cari tujuan hidupku gitu” jawab Dika “masa gitu sih, aneh lho” sahut Pito “Ada artinya kali tu Dik” sambung Pito dengan nada serius “Tapi apa bos?” tanya Dika penasaran “gak tau juga sih” jawab Pito “udahlah Dika paling cuma mimpi biasa” Kata Astri yang berusaha menenangkan sahabatnya. Sebenarnya dalam benak Dika terasa ada yang janggal, “ ada apa ya bu Asih ngomong kaya gitu” benak Dika. Saat itu menunjukan jam sebelas siang, saat ini sebenarnya bukan saatnya pulang tapi tanda-tandanya sudah terasa, yaitu tidak ada guru yang masuk pada jam itu. Ternyata benar bel tanda pulang sekolah sudah di bunyikan. Serentak semua teman sekelas Dika bersorak “Horeeeeee..... pulang” teriak mereka gembira, tapi berbeda dengan Dika hatinya berkata “ada yang ngak beres ni”. Tiba tiba dua pengurus osis masuk ke kelas Dika. Salah satu dari mereka mengabarkan kabar duka, “ Inalilahi wainnailaihi rojiun, telah meninggal Ibu guru tercinta kita Ibu Asih Handayani. Karena sakit, kami meminta keikhlasan kalian dengan memberikan sumbangan” Hati Dika terguncang, ternyata benar dia akan kehilangan seseorang. Dalam hatinya masih ada penyesalan “ kenapa Bu Asih ngak jawab pertayaanku dari dulu” “kamu nglayat gak Dik?” tanya Pito. Pertanyaan Pito itu membuyarkan pikiran Dika tentang Bu Asih. “ iyalah” jawab Dika “naik mobilku aja” sambung Ezza. Pulang sekolah mereka langsung bergegas ke tempat parkir untuk mengambil mobil Ezza. Sesampainya disana ternyata banyak orang yang ingin mengantar jenazah Bu Asih ke tempat peristirahatan terakhirnya. “ Banyak yang nganter ya” sahut Echa “ iya Bu Asih kan orangnya baik jadi banyak yang suka sama dia” jawab Pito, teman-teman Dika sibuk membicarakan kebaikan Bu Asih namun Dika masih terus menyesali semua hal yang terjadi. Selang beberapa saat Jenazah Bu Asih akan segera dikebumikan Dika dan teman-temannya ikut mengantar dan mangikuti proses penguburan itu tidak terasa air mata Dika menetes saat jenezah Bu Asih telah tertutup tanah. “ Udahlah Dik, jangan nangis terus, hidup mati kita udah ada yang ngatur, Bu Asih pasti gak suka kalau liat kamu sedih terus” kata Astri yang coba menenangkan Dika “ thanks ya” jawab Dika.
Keesokan harinya disekolah akan diadakan pelajaran intensif mengingat ujian akhir nasional sudah dekat Dika dan kawan-kawannya termasuk orang yang wajib mengikuti kelas intensif itu. Mungkin Dika sudah dapat sedikit melupakan kejadian kemarin. Namun kata-kata Bu Asih dalam mimpinya masih terngiang ditelinganya. Terpacu semangatnya agar dapat lulus SMA dengan nilai baik dan dapat diterima di UI. Begitu juga dengan Pito, Ezza, Echa juga Astri mereka juga ingin diterima di universitas favorit. Beberapa minggu berlalu ujian akhir tinggal satu minggu lagi dan lima sekawan itu masih terus belajar, tidak jarang mereka mengadakan belajar bersama di rumah Echa. Detik demi detik terus berlalu, ujian nasional semakin dekat. Pak Yanto adalah walikelas Dika dan teman-temannya Beliau terus memberi motivasi kepada anak-anak didiknya, agar mereka dapat berhasil menempuh ujian ini.
Hari ini adalah hari ujian nasional pertama dalam hati Dika bergumam “UI adalah tujuanku”.Seminggu telah berlalu. Sekarang mereka tinggal menuggu pengumuman kelulusan mereka. Setelah seminggu yang melelahkan akhirnya mereka bisa ngobrol bersama lagi. “Gimana Astri susah-susah gak soalnya” ledek Echa “Gampang dong, masa seorang Astri ngak bisa ngerjain” Timpal Pito dengan nada mengoda “ ya, serahkan saja sama Yang Diatas” jawab Astri bijaksana “terus kalian mau lanjut kemana?” tanya Dika pada keempatnya “Aku pengen masuk ITB aku pengen jadi arsitek” kata Ezza “kalo aku pengen masuk pertanian IPB” jawab Astri “Echa gimana?” tanya Dika “Echa Pengennya sekolah diluar negeri ngambil kedokteran” jawab Echa “Pito?” tanya Dika lagi “ aku gak usah muluk-muluk yang penting masuk PTN aja aku udah seneng, terus kamu mau kemana Dik? Tanya Pito ingin tahu, “aku pengen ambil manajemen UI, aku pengen jadi pengusaha kaya Ayahku” jawab Dika yakin “ nanti kalo pengen bangun kantor kantor hubungi aja aku Arsitek Ezza, aku kasih diskon deh” canda Ezza. Dalam hati Dika berkata mungkin sekarang kita bisa tertawa seperti ini tapi sebentar lagi saat-saat ini akan berharga sangat mahal. Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan, pasti semua murid merasakan kecemasan seperti yang dialami Dika. Selang beberapa menit semua amplop dikelas Dika sudah terbagi rata. Dengan aba-aba ketua kelas mereka membuka amplop itu berlahan. “satu......dua......tiga” kata mereka bersamaan. Betapa senangnya Dika ketika dia melihat kata “LULUS” di amplopnya. Ditambah semua teman sekelasnya juga berhasil lulus. Kelas yang tadinya bersuasana sangat tegang sekarang telah berubah menjadi ceria.
Untuk merayakan kelulusannya Dika, Echa, Astri, Pito, dan Ezza mengadakan syukuran dan sekaligus sebagai pesta perpisahan untuk mereka. “saat-saat kaya gini pasti bakalan aku inget terus” kata Echa sambil menghapus air matanya “aku Juga” sambung Ezza dan Pito “ Aku ngak akan lupa waktu kita ngumpul bareng pas kita masih SMA dulu” kata Astri “ mungkin kita akan berpisah dan sulit untuk bertemu lagi, tapi kalian tetap ada di hati ku” sebenarnya Dika tidak rela untuk melepaskan mereka pergi karena Dika sudah menganggap mereka seperti saudara sendiri. Sungguh hari ini adalah hari yang berat bagi mereka untuk berpisah.
Keesoakan harinya Dika mengikuti UMPTN untuk dapat masuk ke Universitas Indonesia yang sangat dia dambakan. Selang beberapa hari Dika melihat namanya terpampang di koran yang bertanda dia diterima sebagai mahasiswa UI, betapa senangnya dia, orang tuanya sangat bangga padanya. Dika diterima di Fakultas Ekonomi management sesuai cita-citanya. Beberapa bulan telah berlalu dia mendengar kabar dari Echa bahwa teman-temannya berhasil diterima di Universitas dambaannya, begitu juga Echa, dia berhasil diterima di Harvard dan mengambil jurusan kedokteran, Pito diterima di UGM fakultas hukum, Ezza bergabung dengan ITB, Astri juga berhasil diterima di IPB. Dika bersyukur pada tuhan karena telah mengabulkan semua cita-cita kawan-kawannya.
Beberapa tahun berlalu Dika berhasil menyandang gelar S1 setelah dia lulus dari UI. Dia langsung mengambil alih jabatan ayahnya yang telah pensiun sebagai direktur utama sebuah perusahaan properti. Perusahaan menunjukan grafik yang sangat baik, sehingga dia dikenal sebagai seorang pengusaha sukses.Suatu hari, tiba-tiba Dika merasa rindu dengan teman-temannya kemudian mereka sepakat untuk bertemu di sebuah restaurant. Ternyata teman-teman masa SMAnya dulu telah berhasil menjadi orang yang sukses dibidangnya. Pito sudah menjadi seorang pengacara hebat, Ezza berhasil menjadi Arsitek, Astri sudah berhasil menemukan teknologi pertanian yang canggih, sedangkan Echa sudah menjadi dokter spesialis syaraf di Amerika. Begitu bangga dan terhormatnya Dika ketika dia bertemu kembali bersama teman-temannya. Sekarang Dika sudah sedikit mengetahui sedikit jawaban dari pertanyaan almarhumah Ibu Asih, persis seperti apa yang pernah dikatakan Ayahnya bahwa arti hidup seseorang hanya bisa diketahui orang itu sendiri, mungkin arti hidup bagi Dika adalah bisa berguna bagi dirinya dan orang-orang yang dia cintai. Memang dalam hatinya masih ada yang mengganjal, tapi Dika bisa sedikit lega karena sudah mengetahui sedikit jawaban dari pertanyaan itu walaupun bukan jawaban seutuhnya