Custom Search

Jumat, 23 Januari 2009

Jalan Menuju Persahabatan Oleh Tomi x-4

Tiga persahabatan gadis, dua anak gadis yang cantik jelita hidup di suatu desa yang sangat indah yaitu desa Sukajati. Mereka hidup dengan rumah yang berdekatan. Sehari-harinya kehidupan mereka dihabiskan untuk bermain dan bersekolah. Mereka berdua bernama Velin dan Ani.
Velin adalah gadis bangsawan yang sangat kaya di desanya. Kedua orang tua Velin adalah saudagar sapi. Velin mempunyai satu kakak sedangkan Velin sendiri anak yang paling terakhir dari pasangan Sulaiman dan Tuti, kedua orang tua Velin. Kehidupan keluarga Velin sangat harmonis. Setiap hari Velin dan kakaknya selalu membantu kedua orang tuanya untuk merawat sapi-sapi peliharaan orang tua mereka.
Sedangkan Ani adalah anak dari keluarga yang sederhana. Ani mempunyai adik yang berumur 2 tahun. Orang tua Ani bekerja menjual kayu bakar di pasar. Setiap hari orang tua Ani mencari kayu bakar di hutan. Ani pun sehabis pulang sekolah selalu membantu orang tuanya untuk mencari kayu bakar.
Velin dan Ani bersekolah di SD yang sama yaitu SD Sukajati 01 dan menduduki bangku kelas 6 SD. Mereka selalu berangkat sekolah bersama-sama. Jarak rumah dengan sekolah mereka cukup jauh. Mereka harus menyeberangi sungai, melewati sawah dan juga mereka menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Di kelasnya mereka berdua tergolong anak yang pandai. Mereka selalu mendapatkan juara kelas.
Di hari Minggu yang cerah, Velin pergi ke tempat Ani bermaksud untuk mengajak bermain ke suatu tempat yang indah yaitu Danau.
“Ani, main yuk!!” Velin memanggil Ani di depan rumah Ani.
“Ya, sebentar…” sahut Ani dari dalam rumahnya dan sambil keluar mendekati Velin.
“Vel, ada apa. Pagi-pagi dah mau main,” kata Ani yang masih lesu.
“Kita main ke suatu tempat yang indah,” jawab Velin dengan gampangnya
“Tapi kemana???...” kata Ani yang masih kebingungan.
“Kita pergi ke danau dekat desa kita…” kata Velin dengan suara yang semangat.
“OK…. Kita berangkat,” kata Ani.
“Mah, Ani main dulu!!! Assalamu’alaikum…” teriak Ani kepada mamahnya
“Ya… wa’alaikumsalam,” jawab mamahnya Ani yang sedang memasak di belakang
Ani dan Velinpun akhirnya pergi ke danau untuk bermain.
Setibanya di danau
“An… kita mainan air yuk!”…. kata Velin dengan menyeret Ani menuju ke danau.
“Yuk….” Dengan perasaan senang Ani langsung menjawab pertanyaan Velin.
Tidak terasa hari telah sore. Ani dan Velin pun bergegas untuk pulang.
“Eh… tidak terasa hari kok mulai sore ya!!”
“Pulang yuk An!!!.. kata Velin dengan raut wajah yang cemas.
“Iya Vel, kita pulang yuk!!!... entar orang tua kita khawatir dengan kita” kata Ani dengan raut wajah yang cemas juga.
Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Mereka pulang dengan perasaan senang dan gembira. Hari mulai malam dan sang dewi malam mulai menampakkan diri. Ani dan Velin pun menjalankan tugasnya di malam hari seperti biasa, yaitu mengaji di mushola dekat rumah Ani.
“Velin….Velin!!! berangkat ngaji tidak???...” kata Ani memanggil Velin dari depan rumah Velin.
“Ya, tunggu bentar. Lin…” kata mamahnya Velin.
“An, bentar ya… ambil air wudhu dulu” sambung Velin menemani Ani di depan rumahnya.
“Eh, Lin kebetulan juga aku belum wudhu,” jawab Ani dengan cepat.
“Oh.. ya ayo masuk…” kata Velin sambil membuka pintu.
Sehabis wudhu akhirnya mereka berangkat ke mushola untu sholat dan mangaji. Imam dan guru pengajar mereka adalah uztad Reyzal. Ustad Reysal adalah kakak dari Velin.
Keesokan harinya, Ani dan Velin berangkat ke sekolah seperti biasa yaitu pukul 06.00 WIB. Di sekolah mereka mengikuti pelajaran dengan baik dan bel pulang pun berbunyi. Mereka bergegas untuk pulang karena mereka sudah merencanakan sepulang sekolah akan pergi bermain ke danau lagi.
Setibanya di danau mereka bertemu dengan anak laki-laki yang sedang ayahnya di pinggir danau.
“Lin, ada orang yang sedang mancing tuh,” kata Ani sambil menunjuk orang itu dari kejauhan.
“Iya, siapa ya??” kata Velin sambil menggaruk-garukkan tangannya ke kepala.
“Lah, udah ngapain dipikirin,” kata ani dengan muka jutek.
“Iya, yah ngapain juga dipikirin,” kata Velin sambil memandang orang tersebut.
Mereka pun bermain-main air seperti biasa, mereka bersenang-senang di danau.
“He…Lin! Hayo…. Liatnya ko ke arah anak laki-laki itu terus!!! Hayo.. suka ya??” ledek Ani ke Velin.
“Hus, ngarang…!! Siapa juga yang lagi liatin anak itu…,” jawab Velin dengan muka malu dan gugup.
Dalam benak Velin ternyata ia masih pengin tahu dan kenalan lebih jauh terhadap anak tersebut. Ani dan Velin pun kembali ke rumah.
Keesokan harinya kedua sahabat tersebut berangkat sekolah bersama. Setibanya di sekolah mereka melihat banyak temannya berkerumun di papan pengumuman. Mereka berdua pun menghampiri.
“Selamat ya…” kata teman-teman Velin dan Ani sambil menjabat tangan.
“Emangnya ada apa?” tanya Velin kepada teman-temannya.
“Lihat tuh di papan pengumuman” kata teman Velin sambil menunjuk papan pengumuman tersebut.
“Ha… aku dan Ani dipilih untuk ikut lomba cerdas cermat di kota!!!... Yeh…” kata Velin smbil melompat-lompat.
“Apa!!! Kita dipilih untuk ikut cerdas cermat….! Alhamdulillah ya Allah,” kata Ani sambil bersujud di depan papan pengumuman itu.
Hari perlombaan pun tiba. Mereka berangkat dari sekolah menuju tempat perlombaan pukul 08.00 WIB. Sesampainya di tempat perlombaan, Velin dan Ani mempersiapkan diri untuk menghadapi perlombaan tersebut.
Perlombaan dimulai. Mereka mengerjakan soal demi soal dengan serius. Tidak disangka waktu berjalan dengan cepat akhirnya bel tanda selesainya perlombaan berbunyi. Dua sahabat itu pun keluar dengan perasaan yang bercampuran.
“Uh, pusing banget nich…!” ujar Ani kepada gurunya sambil memegang kepala.
“Emang kamu pusing kepala? Kamu belum makan pa?” kata gurunya.
“Bukannya belum makan bu…… tapi pusing tadi ngerjain soal-soalnya! Uh… susah-susah banget,” kata Ani dengan muka pucat.
“Oh… ya sudah. Ayo kita pergi ke taman kota untuk menghilangkan kejenuhan,” kata Bu Guru sambil menarik tangan Velin dan Ani.
“Apa!! Ke taman kota?!” teriak Velin dan Ani.
“Iya, taman kota,” sambung Bu Guru.
“Ye… ,” seru Velin dan Ani
Setibanya di taman kota mereka berjalan-jalan menikmati indahnya taman kota. Tiba-tiba Velin terjatuh.
“Aduh…!!” kata Velin sambil terjatuh di depan anak laki-laki.
“Kenapa Lin??” teriak Ani sambil berjalan menuju Velin.
“Kamu kenapa?” tanya anak laki-laki itu sambil memegang tangan Velin.
“Anu…anu…!!” jawab Velin dengan malu.
“Anu kenapa?” kata laki-laki itu
“jatuh…. Tadi tersandung,” jawab Velin dengan muka malu
Akhirnya mereka berbincang-bincang dan mereka pun saling kenal. Anak laki-laki tersebut bernama Malik, velin pun memperkenalkan Malik.
“Ani….. kenalkan ini Malik, teman baruku,” kata Velin sambil memperkenalkan ke Ani
“Apa, teman baru? Bukannya kamu yang biasanya mancing di danau bersama ayahnya?” tanya Ani ke Malik.
“Iya….” Jawab Malik singkat.
“Waduh, kok bisa ketemu disini ya!!! Jangan-jangan jodoh!!” kata Ani sambil meledek.
“Uh, kamu An,… bisa aja!!” jawab Velin dengan malu.
Mereka bertiga pun saling kenal dan bersahabat, ketika sedang asyik-asyiknya ngobrol Bu Guru memanggil mereka berdua untuk pulang, dan mereka pun berpamitan dengan Malik.
Waktu terus berjalan. Kedua gadis tersebut tumbuh menjadi sosok gadis remaja. Dan kehidupan mereka pun saat ini berbeda. Mereka pindah ke kota karena di desa mereka akan dibangun pabrik kayu yang besar. Sekarang mereka duduk di bangku SMA kelas X. Tidak disengaja laki-laki yang bernama Malik satu sekolahan dengan Velin dan Ani.
Tanda bel mulai pelajaran pun berbunyi dan mereka masuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran seperti biasa. Mereka mengikuti pelajaran dengan baik. Tak terasa bel waktu istirahat berbunyi. Tiba-tiba Malik menghampiri Velin.
“Lin, ke kantin bareng yuk,” kata Malik sambil mengajak Velin ke kantin.
“Tapi aku udah janji mau ke kantin ama Ani,” sambung Velin.
“Udah ga papa ko… udah sana kamu sama Malik aja,” kata Ani sambil senyum.
“Benaran ga marah??” tanya Velin ke Ani.
“Benaran Velin….” Jawab Ani.
“Oh.. ya udah. Dah Ani,” kata Velin.
Setibanya di Kantin
“Lin, mau duduk di mana?” tanya Malik
“Ya udah, di sana aja!!” jawab Velin sambil menunjuk tempat duduk.
“Oh… ya udah!” kata Malik dengan singkat
“Lik…ada apai sich, tumben kamu ngajak aku ke kantin.”
“Oh… begini Lin, hari demi hari aku memandang dan selalu memperhatikan kamu,” kata Malik sambil memegang tangan Velin dan menatap matanya.
“Terus kenapa??” kata Velin
“Lin.. maukah kamu jadi pacar aku?” Tanya Malik dengan semangat
“Apa!!!...” Velin menjawab dan kaget.
“Ya… gimana ya?” tanya Velin
Dan Velin pun terdiam sejenak, Malik pun menunggu jawaban dengan tidak sabarnya.
“Gimana??... “ tanya Malik sambil menatap lagi
“Ya… aku mau jadi pacar kamu!!!” jawab Velin
“Apa,… serius ini ??!” kata Malik memastikan jawabannya.
“Iya… aku serius,” kata Velin
Dari kejauhan ada seorang gadis yang mendengarkan pembicaraan mereka. Ternyata gadis tersebut suka juga dengan Malik. Gadis tersebut bernama Lina.
Lina pun berniat menghancurkan hubungan mereka
“Aduh…. Malik udah pacaran dengan Velin, aku harus memisahkan hubungan mereka,” kata Lina dengan raut wajah yang marah.
“Aku harus bersahabat dengan Velin dan aku akan menghancurkan hubungan mereka dengan Malik dan juga menghancurkan pesahabatan Ani dan Velin. Harus!!!” kata Lina dengan semangat.
Pada suatu hari, Lina pun bergabung dengan Ani dan Velin, namun Ani mengetahui kelicikan dari Lina bahwa Lina ingin menghancurkan hubungan Velin dengan Malik.
Ani pun membicarakan persoalan tersebut dengan Velin, namun Velin tidak percaya. Meski berulang kali Ani menjelaskan pada Velin, Velin tetap tidak percaya. Velin malah percaya pada sahabat barunya, Lina.
Akibat ketidakpercayaan Velin dengan Ani, maka timbulah masalah antara Ani dengan Velin. Akhirnya persahabatan Velin dan Anipun pecah.
Setelah beberapa minggu akhirnya Velin sadar bahwa Lina benar-benar akan merusak hubungannya dengan Malik. Velin pun merasa bersalah kepada Ani. Lalu Velin pun menemui Ani dan meminta maaf.
“An… An… maafin aku ya, karena aku sudah tidak percaya lagi ke kamu,” kata Velin sambil berjabat tangan dengan Ani.
“Iya Lin, aku ngerti ko..!!” kata Ani dengan semangat.
“An, kamu masih mau bersahabat dengan aku kan?” kata Velin meminta jawaban ke Ani.
“Ya… masih Lin,” jawab Ani.
“Makasih An… memang kamu sahabat aku yang paling setia,” kata Velin dengan senang.
Ani dan Velin pun membicarakan persoalan mengapa Lina ingin menghancurkan hubungan Velin dan Malik.
“Lina…. Mengapa sih kamu ingin menghancurkan hubungan Velin dengan Malik?” kata Ani.
“Aku ga suka kalau mereka berpacaran,” jawab Lina dengan sewot.
“Apa alasanmu??” kata Ani.
“Karna….!!!” jawab Lina.
“Karna kenapa??” tanya Ani kembali.
“Karna aku juga suka sama Malik,” kata Lina dengan wajah yang marah.
“Apa!!! Tidak disangka kamu tega dengan teman sendiri berbuat begitu,” nasehat Ani.
“Dan Ani menasehati Lina bahwa semua itu tergantung sama yang diatas ya itu Allah. Dan Lina pun sadar bahwa Velin dan Malik benar-benar saling suka.
Akhirnya Velin, Ani dan Lina memutuskan untuk bersahabat dan tidak ada lagi kata cemburu….


Tomi x-4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar