Custom Search

Sabtu, 14 Maret 2009

CERPEN BINAR

Aku dan sang Arwah

Masa-masa SMP berlalu dengan cepat. Tak terasa 2 bulan lagi semua siswa kelas 3 memasuki bangku SMA. Baru saja selesai menjalankan ujian sekolah semua siswa kelas 3 sudah disibukkan oleh persyaratan masuk SMA. Semua kembali belajar giat karena harus mengikuti ujian masuk di sekolah-sekolah negri dan swasta.

“Re…Re…Rere….!!” Seru Dian
“Hah? Apa, kenapa??” Jawab Rere tersentak kaget
“Duh nggak ndengerin aku ya dari tadi” Dian kesal dan melanjutkan topik
“Kamu mau ndaftar mana nih, mau satu sekolah lagi ya sama kakakmu?”
“Iya, tapi aku takut gagal di ujian masuknya”
“Minta ajarin kakakmu aja dia kan pinter”

Akhirnya Rere berhasil diterima di sekolah favorit yang sama dengan kakaknya, Rio. Kakak Rere adalah anak yang jenius, berbeda dengan Rere. Sejak masuk di sekolah itu Rere menjadi minder karena merasa dibandingkan dengan kakaknya. Namun Rio tidak perduli akan apa kata orang ia amat menyayangi adik perempuannya.

Menjelang hari ulang tahun sekolah diadakan pekan budaya. Disana semua kelas membuat stand dengan tema yang berbeda, ada yang membuat tema rumah hantu, ada yang berjualan makanan ringan, ada yang membuat café dan masih banyak lagi.

Usai acara itu Rere pulang bersama kakaknya. Ditengah jalan ketika hendak menyeberang ada sebuah truk yang melaju dengan kencang. Rere hanya mngalami lecet sedangkan Rio tewas dalam kecelakaan karena menolong Rere. Hal ini membuat Rere merasa amat bersalah.

Seminggu pasca kecelakan Rere sudah kembali bersekolah. Ada yang terasa janggal bagi Rere. Tiap ada teman laki-laki Rere menghampirinya tiba-tiba saja ada sesuatu yang merasuki Rere sehingga membuat kawan-kawan Rere menjadi takut untuk berteman dengannya.

Rere bercerita pada sahabat kakaknya. Dan hal serupa terjadi lagi, namun Doni menyadari sikap itu amat mirip dengan sikap Rio. Ya, arwah Rio selalu mengikuti Rere. Rio memang orang yang jenius namun ia meiliki sikap yang sisterscomleks. Rio tak mau adiknya didekati siapapun terutama anak lelaki.

“Hey, jangan bertingkah yang aneh-aneh” seru Doni pada Rio yang mulai berulah
“Mau gimana lagi, aku nggak mau adikku tersayang keseepian” ucap Rio dengan nada memelas
“bukannya kamu ya”. Balas Doni ketus
“Aih, kok kejam banget sih?? Hiks..hiks…” celetuknya

Lama-kelamaan Rere mulai terbiasa dengan hal tersebut. Rio juga membantu apabila ia tidak bisa mengerjakan soal-soal ataupun mengalami kesulitan dalam belajar, setidaknya Rio dapat mengajarinya. Hal ini membuat ranking Rere makin lama makin membaik. Namun terkadang Rere merasa sebal juga karena Rio selalu berbuat yang aneh-aneh dengan merasuki tubuhnya.

Sejak Kecil kedua oarng tua Rere amat sibuk bekerja bahkan amat jarang pulang kerumah, mungkin sebulan sekali mereka pulang. Mereka terkesan kaku kepada Rere sebaliknya mereka lebih membanggakan Rio karena kejeniusannya.

Kini Rere hanya ditemani oleh pembantunya yang juga amat jarang berkomunikasi dengannya. Rere cenderung pendiam sehingga sulit bergaul. Teman yang amat ramah kepada Rere hanya Dian sahabatnya dan kawan-kawannya di SMP.

“Pagi” sapa Dian yang amat ceria
“Pagi, tumben siang?”Balas Rere dengan santai
“Hahaha, lembur!!” jawabnya sambil cengengesan
“Oh ya, Sabtu depan ada reuni anak-anak SMP lho kamu mau dateng?” Sela Rere agar Dian tak melanjutkan ceritanya
“MAU”
“aku kangen banget sama temen-temen kan udah jarang ketemu lagian aku juga libur kerja part time”. Dengan polos dan jujurnya

Rere dan Dian bertemu dengan teman-teman SMP mereka yang kini berbeda sekolah dan sudah amat jarang bertemu dan berbincang. Mereka semua asyik berbagi cerita dan penganlaman unik masing-masing. Mereka juga saling bertukar nomor telepon, karena banyak yang sudah berganti nomor.

Kini dengan seringnya Rio keluar masuk tubuh Rere ia mulai berunah menjadi anak yang periang karena kesan yang diberikan Rio pada teman-temannya sewaktu merasuki Rere. Rere kini menjadi anak yang mudah bergaul dengan siapa saja sehingga ia memiliki banyak teman.

Ujian tengah semester berakhir sudah. Semua siswa terlihat kumal dan bernatakan karena ujian. Kebiasaan mereka setelah usai ujian adalah bersenang-senang. Mlepas semua beban pikiran dan penat.

“Sehabis ujian gini jalan-jalan yuk, belanja kek, pokoknya harus ngelepas semua stress ini, kamu setuju khan!!” paksa Dian yang benar-benar bosan setelah ujian pertengahan semester
“Boleh aja sih, emang kamu mau kemana?...Ups…!!”Rer keceplosan
“Ke taman bermain, ke kebun binatang, shooping, makan-makan, ke timezone, truz ke bio..”
“Udah stop, banyak amat mana muat seharian” selanya sebelum jadwal makin padat
“ Ya muat-muatin aja sambi, contohnya aja kita belanja trus laper ya makan kan bererti itu udah digabung 1 paket” eles Dian yang dalam hati berkata “Harus”
“Pusing ah, aku nggak mudeng maksudmu” Rere mencoba kabur dari pembicaraan

Di semua tempat rekreasi Rere dan Dian banyak bertemu dengan senior-senior mereka, dan teman-teman satu angkatan. Tujuan mereka semua sama yaitu menghilangkakn rasa Stres yang mendera akibat ujian. Mereka terlihat berbeda dari saat ujian, mereka tampak lebih bugar.

Diantara mereka ada juga yang mengikuti kegiatan kemping yang diadakan oleh ekstrakulikuler masing-masing. Saat kembali bersekolah wajah para siswa lebih berseri dan dandanan mereka lebih rapi.

Rio tetap mengikuti adiknya kemanapun ia pergi. Sikapnya cenderung over protective untuk ukuran arwah penasaran. Hal ini terus terjadi hingga ia lulus SMA. Setelah lulus akhirnya Rio meninggalkan Rere dan pergi ke alam yang seharusnya ia tempati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar