Custom Search

Jumat, 06 Maret 2009

TEORI MENULIS CERPEN: Pernah Published, Tapi Sekarang Tidak Lagi

Cerpen anda pernah dipublikasikan di suatu tempat, dan anda menerima honor, tapi itu dulu. Sekarang anda tidak bisa menembus tembok publikasi itu lagi. Apa Masalahnya?

Seorang amatir, penulis pemula, bisa tanpa sengaja menghasilkan suatu karya yang impresif. Rejeki sudah ada yang mengatur.

Seorang yang tidak tahu apa-apa tentang cara mencari uang, bisa saja mendadak kaya karena memenangkan lotere atau undian. Atau orang yang belum betul-betul bisa menyupir mobil, bisa saja jalan dari Padalarang ke Purwakarta, lewat jalan tol, dengan selamat tanpa kurang satu apa. Sama saja ini kasusnya.

Tapi,... Beliau itu Maha Adil. Kebetulan bisa terjadi sekali atau dua kali, tapi tidak bisa terus-terusan. Kalau terus-terusan, itu amatlah tidak adil untuk orang-orang lain yang berlatih dan berlatih dengan tekun. Dan lagi pula bertentangan dengan hukum alam.

Nah, karena tembusnya tembus secara kebetulan, tidak cuma cerpen, bisa juga novel, pada kesempatan berikutnya, nggak bisa tembus-tembus. Bagaimana mengatasinya?

Pertama, bacalah buku teori. Kedua, carilah mentor. Lebih baik kalau beberapa mentor. Dan lebih baik kalau mentornya jujur dan memberikan kritik, dan menunjuk titik-titik lemah tulisan anda.

Ketiga, introspeksilah, apakah anda sudah lakukan drill sebagaimana saya sarankan sebelumnya? Sudah? Sudah menulis berapa biji? Kalau belum sampai seratus, katakanlah baru sembilan belas,... teruskanlah, sampai seratus cerpen, atau sepuluh novel, atau dengan kata lain lebih banyak lagi. Lanjutkanlah proses belajarnya. Drill. Terus dan terus. Dan seperti sudah saya katakan....

Anda akan bisa rasakan sendiri. Dan bisa menilai sendiri. Tulisan anda akan semakin matang dan matang. Nasib apes memang masih saja bisa menghampiri anda, sorry about that. Tapi anda tentu bisa mengira-ira sendiri, seratus cerpen is not a small deal. Itu adalah pengalaman batin yang luar biasa. Anda akan rasakan manfaatnya.

Jam terbang tidak bisa ditipu. Tidak ada istilah bakat alam lantas menghasilkan sukses. Bakat alam itu hanyalah bahan dasar. Ibarat pisau, bahan dasar metalnya bagus seperti apapun, tetaplah perlu diasah baik-baik untuk menjadi pisau yang benar-benar tajam.

Drill itu adalah suatu metoda. Apakah ada metoda lain? Lain waktu mungkin bisa kita kaji bersama.... (YW)

sumber;http://ilmuiman.net/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar