Custom Search

Jumat, 13 Maret 2009

Cinta bukan ganja juga bukan candu

Cinta adalah suatu yang membingungkan, datang tak diundang dan pergi tak pernah bilang – bilang, takkan ada seorangpun yang tahu kapan cinta datang dan kapan pula ia berpaling menjauhi kita, cinta kadang manis, kadang indah, tapi kadang juga ia menjadi sesuatu yang menyakitkan sekali bahkan sampai – sampai rasanya seperti kita dicabut dari daftar langganan Oksigen gratis, percayalah.karena jika anda tidak percaya anda bisa mencoba sendiri dan dijamin anda meng-iyakan pendapat saya.
Kita dibuat seakan cinta tidak akan pernah pergi dari hidup kita walau kita sudah berusaha mengenyahkannya dengan sekuat tenaga dan segala cara, Ironisnya jika kita sekuat tenaga menghilangkannya, cinta malah akan semakin kuat mengcengkeram kukunya kedalam hati kita yang terdalam dan membuat kita merasa sangat tersakiti untuk mencintai serta kita akan terlihat sangat rapuh di depan cinta.

Kita jatuh cinta dengan bagian paling dasar otak kita ( otak reptil ), yaitu ketika kadar serotorin turun sampai ketingkat neurosis. Jika hal ini terjadi pada seorang Junkies akan mengakibatkan depresi atau sakaw. Tapi pada orang yang sedang jatuh cinta hasilnya adalah penyembahan obyek cinta mereka secara berlebihan dan bekerja seperti narkoba (fly effect ) namun jika efeknya habis, tubuh tidak akan bisa membayangkan tanpa orang satunya, dan ketergantungan inilah yang disebut cinta.
Cinta romantik yang sehat merupakan suatu pengalaman unik yang bisa menguatkan ikatan, meningkatkan keintiman dan memperbanyak kesempatan untuk bermain dan bereksplorasi dengan orang yang istimewa bagi kita. Romansa, dengan atau tanpa seks, mendorong pribadi kita tumbuh. Karena, setiap kali kita berhubungan dengan seseorang, hal ini membuat kita makin mengenal diri sendiri dan memperoleh wawasan baru.

Cinta memang bagian dari hidup kita yang tidak boleh tidak harus terjadi, namun bukan berarti kita harus menjadikannya yang terpenting dalam hidup kita dan seakan kita akan mati jika tanpa cinta, karena rasa ini adalah salah satu indikasi dari kecanduan cinta, dan kecanduan cinta adaah salah satu cara mencintai yang salah berikut ini adalah beberapa pendapat kecanduan cinta

Menurut Jacinta F. Rini, Msi ( Team e-psikologi ) istilah kecanduan cinta mungkin bukan istilah yang umum terdengar. Istilah yang sudah umum beredar seperti kecanduan minum, alkohol, narkoba, rokok, kerja, dan lain sebagainya. Meskipun “barang” nya cinta, bukan berarti aman-aman saja bagi pecandunya dan tidak membawa dampak apapun juga. Justru, dampak dari kecanduan cinta ini sama buruknya untuk kesehatan jiwa seseorang.

Tanda dari orang yang di hinggapi virus cinta semacam ini biasanya mereka menunjukkan berbagai gelaja seperti adanya pikiran obsesif ( terus-menerus curiga akan kesetiaan pasangan, terus-menerus takut ditinggalkan pacar sehingga selalu ikut ke mana pun perginya sang kekasih ) Selalu menuntut perhatian dari waktu ke waktu yang lumayan berlebih, tanpa ada toleransi dan pengertian terhadap pasangan. Selalu bergantung pada pasangan dalam segala hal, apa pun juga. Menuntut pelayanan total sang kekasih atau pasangan. Jadi, pasangan tidak bisa menekuni hobinya, jalan-jalan dengan teman-teman kelompoknya, atau bahkan memberikan sebagian waktunya untuk orangtua/keluarga. Serta menganggap seks adalah cinta dan sarana untuk mengekspresikan cinta.

Orang yang kecanduan cinta tidak pernah mampu membagikan cinta secara tulus pada orang lain kerena selalu merasa kehausan cinta. Oleh sebab itu, banyak diantara mereka yang sering berganti pasangan karena merasa harapan mereka tidak dapat dipenuhi sang kekasih. Padahal meski puluhan kali mereka berganti pasangan, individu yang kecanduan cinta akan sulit membangun hubungan yang stabil dan abadi. Sayangnya, banyak dari mereka yang tidak sadar, bahwa sumber masalah justru ada pada diri sendiri – mereka lebih sering menyalahkan mantan-mantan kekasihnya atau pasangannya.
Sebenarnya, kecanduan cinta itu adalah kecanduan yang bersifat psikologis karena tidak terpenuhinya kebutuhan psikologis (seperti kasih sayang, perhatian, kehangatan dan penerimaan seutuhnya) di masa kecil. Keterbatasan respon dari lingkungan dipersepsi olehnya sebagai suatu bentuk penolakan yang disebabkan kekurangan dirinya. Masalah ini rupanya tidak terselesaikan dan akibatnya, sepanjang hidup ia berjuang untuk mengendalikan lingkungan atau orang-orang terdekat supaya selalu memperhatikannya. Orang demikian berusaha membuat dirinya diterima dan dimiliki oleh orang lain - meski harus "mengorbankan" diri. Orang ini begitu cemas dan takut jika kehilangan orang yang selama ini memilikinya; karena perasaan "dimiliki" ini identik dengan harga dirinya - dan sebaliknya ia akan kehilangan harga diri jika kehilangan pemilik.

Stephen Arterburn menggambarkan kecanduan cinta sebagai suatu kecanduan yang bisa muncul dalam banyak bentuk. Sama seperti pecandu narkoba atau alkohol, pecandu cinta mengalami kesenangan yang luar biasa dengan seksualitas dan percintaan, mengembangkan bentuk-bentuk toleransi untuknya, dan membutuhkan dosis yang semakin besar untuk menjaganya terus berlanjut. Menurutnya kecanduan ini hanya bisa disembuhkan melalui dua cara yang berkesinambungan yaitu melalui psikologis dan rohani.

Else berpendapat bahwa keacnduan cinta dalah suatu keadaan ketika segala ekspresi cinta menjadi tak wajar dan tak imbang lagi, terasa berlebihan ataupun sebaliknya, terus menerus tak terpuasakan. Candu sesungguhnya adalah sesuatu yang telah melampaui tahap kebutuhan diri dan masuk kedalam wilayah keinginan yang terus menerus, dan semakin lama intensitasnya semakin tinggi. Karena itu ketika seseorang mengatasnamakan cinta dan ia sudah berekspresi, bersikap dan bertindak berlebihan , maka dia sudah tergolong orang yang mengalami situasi kecanduan cinta.
Mereka mencari kebahagiaan diri sendiri untuk mengisi kekosongan diri yang disebabkan adanya rasa tak cukup puas dengan dirinya sendiri. ketika seseorang yang kecanduan cinta mencurahkan perhatian atau malah pengorbanan pada subjek cintanya, seringkali hal ini bukan dimaksudkan untuk membahagiakan pasangannya, melainkan demi memperoleh timbal balik yang sesuai dengan keinginannya, tak heran jika dia tak memperoleh feedback yang sesuai dengan keinginannya maka dia akan merasa sangat marah, kecewa, dan sedih karena merasa tak cukup berharga untuk dicintai.

Dilihat dari berbagai bahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kecanduan cinta adalah cinta yang salah jalan, dapat dipastikan pula bahwa cinta yang salah jalan memiliki banyak dampak negatif yang tidak terbayangkan semisal pikiran dan perasaannya selalu diliputi ketakutan yang biasanya ketakutan itu semakin membuat berpikir yang tidak-tidak dan melahirkan tindakan yang tidak rasional pula. Akibat kecanduan cinta bisa dirasakan langsung oleh yang bersangkutan karena orang itu tidak dapat menikmati hubungan yang terjalin serta yang bersangkutan akan berada dalam kondisi emosi yang labil dan menjadi terlalu sensitif. Mudah curiga kepada teman, sahabat, kegiatan, bahkan keluarga pasangannya. Selain itu, ia juga gampang marah, cepat tersinggung, dan bagi sebagian orang bahkan ada yang bertindak agresif dan kasar demi mengendalikan keinginan dan kehidupan pasangannya.

Namun itu semua dapat ditanggulangi dengan berbagai cara antara lain; Dengan meningkatkan sumber kekuatan psikologis secara internal, akan mengurangi ketergantungannya pada kekuatan eksternal. Mempunyai kesehatan mental yang sehat dan identitas diri yang solid. Memiliki management cinta atau batasan – batasan bagi perasaan anda agar tidak berlebih yaitu dengan mengkaji aturan Allah. Selain itu, kita juga harus mampu merasa aman dan percaya dengan diri kita sendiri untuk bisa merasa aman dalam setiap menjalin hubungan.. Ada kalanya, orang-orang demikian membutuhkan bantuan para profesional untuk membimbing dan mengarahkan mereka membangun pribadi yang positif.

Kesimpulannya adalah bahwa cinta adalah suatu anugrah indah dari Sang Kuasa untuk setiap individu karena tak akan ada individu yang hidup tanpa cinta. Cinta adalah misteri yang tak akan pernah tertebak namun ia selalu tahu siapa pemiliknya meskipun mereka mengingkarinya, ia selalu tahu kapan ia harus datang. Kita tak akan pernah tahu hasil akhirnya tanpa kita menjalaninya. Cinta adalah salah satu topik perdebatan yang abadi . Cinta adalah sesuatu yang memang memiliki banyak rupa dan warna namun ia hanya mempunyai suatu tujuan yaitu bahagia bagi pemiliknya dan ia tak pernah ada maksud membuat sakit siapapun, hanya saja banyak orang yang menyalah artikan cinta dengan menyamakan cinta sebagai bagian dari ego mereka untuk memiliki seseorang secara utuh tanpa peduli perasaan orang tersebut. Dan kecanduan cinta adalah satu contoh rekaan manusia yang salah tentang pengertian cinta dimana ia akan menyakiti pecinta dan objek yang dicintainya..

Sumber :
1. Jakarta, 18 Maret 2002, Kecanduan Cinta Oleh Jacinta F. Rini, Msi. ( Team e-psikologi )
2. 2004, The Jade Warior
3. Addicted To Love by Stephen Arterburn
4. http://tipscinta.net76.net/cinta/kecanduan-cinta.htm
5. BERITA - SAINS www.e-psikologi.com
6. http://www.e-psikologi.com/dewasa/180302.htm
7. Else, Wednesday, February 04, 2009
8. 28-10-2005, Kecanduan Cinta. KOMPAS Cyber Media – Kesehatan
9. 1420 H, Ibnu Qayyim Al – Jauziyah.Taman orang – orang jatuh cinta dan memendam Rindu.Darul falah ; Jakarta


KAU MILIKKU SLAMANYA


Ketika hati mempertanyakan sebuah rasa
Saat jantung berdetak lebih cepat jika menatapnya
Bagai mariyuana yang mambentangkan sayap-sayap utopia
Terlebur dalam keinginan dan kehendak yang satu
Tatkala arti rasa itu sebuah cinta
Laksana butir-butir extasy membelai ujung saraf
Dan melayangkan jiwaku serta menutup mata batinku
Dan kini...
Candu cinta meracuniku

Kini.....
Kau ada didalamku
Meski kutau kau hanya tersakiti olehku
Meski kutau kau jenuh padaku
Kutau kau ingkar akanku
Tapi...

Memang beginilah aku
Kuingin memiliki dengan seutuhnya
Tak ingin kau jauh dariku
Hanya ku yang pantas memilikimu


TANPAMU

Setiap detik waktu yang berjalan
Setiap hembusan angin yang membelai
Kurasakan sebuah kehampaan jiwa

Aku kesepian tatkala dunia bersorak ramai
Aku tetap sendiri menanti kehadiran sebuah cinta
Dengan hati yang perih merana merindukan kasih
Tapi ku tak akan berhenti sampai disini
Untuk tetap menanti sepanjang waktuku...

Ku yakin kau tahu
Ku yakin kau mengerti
Ku yakin tak buta
Ku yakin kau kan datang

Kuturut hancur bersama kisahku
Betapa hancurnya ku tanpamu
Betapa tersiksanya hatiku
Betapa sakitnya batinku

Sayang, mengertilah
Betapa ku takbisa hidup tanpamu

1 komentar:

  1. bu dwi baca tulisan yang kamu buat bagus. kamu berbakat di bidang kepenulisan. jangan minder!

    BalasHapus