Custom Search

Selasa, 03 Februari 2009

AIR MATA DI AKHIR PENCARIAN KASIH SAYANG Oleh: Agus B, x-5

Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga
Sepanjang masa
Hannya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia

Itulah, lagu yang selalu dinyanyiakan ibu kepada ankanya yang masih muda belia. Sebagai ungkapan, sebagai penghibur dikkala sedih dan juga sebagai ungkapan kebahagiaan.

Begitu pula yang dialami oleh Eni. Seorang ibu muda yang tinggal bersama anak semata wayang, Indra yang belum genap usia 4 tahun namun ayahnya telah lama meninggal sejak ia masih dalam kandungan. Sepasang ibu dan anak itu memengang penuh kasih sayang kepamanapun ibu Eni pergi anakanya selalu mengikutinya

Suatu hari, ibu Eni dan anaknya pergi kepasar di wilayah Bogor pasar ini memang terkenal sangat ranai dan padat pembeli. Pagi itu cuaca masih terlihat cerah. Ibu Eni hanya terlihat membeli telur asin namun Indra tidak sengaja melihat mainan kincir angin yang menarik hatinya. “Ibu… ibu aku ingin mainan itu, bu .” Teriak indra dengan manja. Ibunya pun menolak dengan jawaban yang halus “ Ia…, tapi nanti saja ya sayang. “ namun karena Indra hanyalah seorang anak kecil yang ceroboh ia pun lepas dari pegangan tangan ibunya dan berlari kearah penjual mainan yang dia lihat tadi. Namun alangkah terkejutnya Indra ketika sudah tidak melihat penjual itu lagi. Indra pun mencoba kembali ke pegangan tangan ibunya namun Indara terkejut lagi ketiga ia tidak meliahat ibunya, Indra pun bingung dan panik sambil berteriak memanggil –mamanggil ibunya “ bu… ibu … ibu diamana …. Ibu dimana …? “ setelah kian lama mencari ibunya Indrapun kelelahan dan hanya bisa duduk dan menunduk sambil menagis memanaggil-manggil nama ibunya.

Semenatra ankanya kekelahan mencarinya, ibu Eni ternyata juga tidak putus asa mencari anaknya” Indra … nak …. Dimana kau nak….?teriak ibu Eni dengan nada yang panik meskipun sangat kelelahan mencari anak semata wayangnya dia masih bersemangat untuk menemukan Indra. Yang lepas dari kasih sayangnya. Diapunn bertanya kepada sejumlah orang di pasar sambil gemetar kekelahan” permisi pak …. Ibu …. Apakah anda melihat anak saya?” wargapun balik bertanya “ ciri-cirinya seperti apa ya bu .? “ Ibu Enipun kembali menjawab ciri-cirinya ia laki-laki, rambutnya pendek, dan usianya belum genap 4 tahun. “ Warga pun menjawab “ maaf ya bu … , kami tidak melihatnya. ” Dan hampir semui orang yang ditanya menjawab dengan nada yang sama
Tiba–tiba turun hujan dengan sangat lebat, suara petir bergemuruh. Ibu Enipun pulang berjalan kaki dengan sangat kecewa.

Sementara itu ada seorang itu yang melihat seorang anak kecil sedang duduk menunduk sambil menagis dari dalam mobil. Anak itu adalah Indra. Kemudian ibu itu trurun dari mobilnya dan bertanya kepada Indra” de… kamu sedang apa, orangtuamu dimana ? “ “Saya terpisah dari ibunya saya, kemudian saya mencarinya dan belum juga bertemu. “ Jawab Indra dengan terbata–bata. Kemudian ibu itu mengajak indra untuk ikiut dengnnya kerumahnya” Kalau begitu, kamu ikut kerumah Tante dulu saja, ayo! “
Sesampainya dirumah, Indarpun terhapus melihat rumah tante itu yang megah.. Kemudian mereka berdua masuk ke rumah tersebut. Merekapun berbincamng –bincang sambil minum teh manis hangat. Tante itu mengawali pembicaraan terlebih dahulu” Perkenalkan, nama Tante Fatimah, Tapi panggil saja Mama, anggap saja tante ini ibunu dan mulai sekarang kami tinggal bersama mama ya… sayang” Indara pun menerima tawaran itu walaupunpun dengan terpaksa, karena dia kerena dia hanyalah seorang anak kecil yang belum tau arti kasih sayang ibu “ia … tante …” Ibu fatimahpun menyangkal dengan halus “ eh panggil saya ma.” “ Ia mama /.. “Jawab Indra .

Waktupun terus berlalu telah sekian lama ibu Fatimah merawat dan membesrkan Indra. Sampai 20 tahu lkemudian, Indra sudah menginjak bangku kuliah di Salah satu Universitas Negeri yang terkenal di Jakarat Indra lebih memeilih untuk mengambil jurusan Psikologi karena dia bercita –cita menjadi seoraang spikaiter yang berprestasi. Indra juga mempunyau 3 oranng sahabat di kampusnya, diantaranya adalah Eko, Seri dan Risa,. Sekian itu, karena Indra dibesarkan dalam ke luarga yang berkecukupan Diapun diberi fasilas serba lengkapaan. Mobil, Hanphone, Laptop, semuanya hanya tinggal minta saja.

Suatu hari indra bersama ketiga sahabatnya hendak makan malam bersama disuatu kafe, Di Jarata Saat diprjalaanan, secara tidak sengaja, Indra memutar lagu kasih ibudari DVD palyer yang ada di mobilnya. Seketika itulah Indra mersakan kerinduan yang snagat mendalam terhadap ibu kandungnya. Ia matapun menetes deras di pipinya sahabaat nyapun heran dan bertanya-tanya sambil menghibur Indra. Namun Indra hanya terdiam dan terus menyetir mobilnnya.

Semenatara Indra hidup dalam kebahagiaan, Ibu kandungnyaa, ibu Eni, kondisinya semakin memprihatinkan. 20 tahun berlalu, usianya kini menginjak 45 tahun. Ia kehilangan pekerjaannya dan hal-hal berharga lainnya karena dia kehilangan anak semata wayangnya sebelumnya. Ia juga mengalami frustasi berat. Karena kejadian itu. Sampai akhirnya dia dirawat di Salah satu Rumah Sakit jiwa yang terkenal di Bogor karena kondisi kejiwaanya yang semakin memprihatinkan.
Tiga tahu kemudian Indra lulus dari perguruan tinggi dan langsung mendapatkan pekerjaan sebagai seorang psikiater seperti yang ia cita-citakan selama ini. Namun secara tidak disengaja, Indra dipekerjaakan sebagai seoarang psikiater di tempat diamana ibu kandungnya salami ini dirawaat. Bahkan Indra belum tahu. Bahwa dia akaan ditugaskaan untuk merawat ibu kandunbgnya sendiri.

Satu minggu kemudian, Indrapun, mulai menjalankan tugasnya sebagai seoraang psikiater namun alangkah kagetnya Indra, ketika mendapati pasiennya sedang menyanyiakan lagu yang berjudul kasih ibu itu sambil memeluk sebuah boneka, Indrapun seketiak kembali meresahkan getaran kasih sayang yang lebih kuat, dan bahkan sangatlah kuat. Indra sangat mengenal karakter suara dari pasiennya itu, indra, juga sangat mengenaal lenggang tubuh, gerak geriknya dan semua yang dia ingat. Indrapun seoleh terbawa kedalam masalalunya. Saat itulah indra tahu benar bahwa paseien yang dirawatnya itu adalah ibunya. Lantas spontan Idra langsung memanggil ibundanya yang selama ini dia rindukan itu dan langsung memeluknya. Ibu Enipun terkaget dan laangsung merasakan getaran kasih sayang yang sangat kuat pula. Diapun dapat memastikaan bahwa orang yang memeluknya itu adalah anak kandungnya yang selama ini ia rindukan. Kemudian sejanek mereka bernyanyi bersama dalam kebahagiaan, mereka berduapun seolah terbawa hangatnya masa lalu mereka yang sangat indah. Air mata bahagiapun seolah membajiri seisi dunia. Rasa rindu yang sangat menusuk hatipun terobati, rasa dukapun terakhiri dan satu pernmhonan yang agung telah dikabulkan.
Kemudian sejenak mereka berdua bedialog “anakku, darimana sajakah kau selama ini, nak? “tanya ibu sambil menagis lirih. Dan Indrapun menjawab dengan linangan air mata pula” maafkan Indra bu, Indra hanya sedang menjelajahi dunia untuk mencari dan memberikan yang terbaik bagi bunda".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar