Custom Search

Kamis, 05 Februari 2009

TAK MENGINDAHKAN PETUAH Oleh Ramadan X3

Dikala siang hari yang panas Ujo dan Oji sedang tidur-tiduran di pos ronda yang berada dibawah pohon mangga yang sedang berbuah lebat .
” Ah…Jo !!! Panas banget ya siang ini !’’kata Oji. ‘’Iya rasa-rasanya jadi pengen nyemplung dilautan es ya,’’sahut Ujo. Sesaat mata Ujo melirik sesuatu. “Ehm…ehm…! Ngemeng-ngemeng Ji bikin lutes mangga enak gak ya...,”kata Ujo sambil nyengir.
Dari arah belakang pos ronda datanglah Jupri .”Duor…!!!”hentak Jupri sambil menggebrak dinding pos ronda.Oji dan Ujo pun tersentak kaget. “Hey…mesti Si Jupri,”sentak Oji dan Ujo. Jupri pun mengham piri mereka dan ikut duduk sambil berbincang-bincang dengan mereka.Dikampungnya Jupri memang terkenal sebagai anak yang usil dan jahil,sampai-sampai sering membuat jengkel orang kampung.
“Heh Jo,Ji lagi ngapain neh! Kayaknya lagi ngomongin sesuatu ya?”tanya Jupri.”Ya..iya…! Kita lagi mlirikin tuh mangga dipohon,”jawab Oji.”Hmm…kayaknya mangga diatas enak deh kalo dibikin lutis,bikin aja yuk daripada panas-panas ngga ngapa-ngapain,”kata Jupri.dengan semangat.”Ok…,”jawab Ujo.”Eh kaliyan pada bisa naek pohon kan?” tanya Jupri.”Itu masalahnya,”sentak Ujo yang kemudian diikuti Oji.”Gimana kalo kita ngajak Si Jawara panjat Si Ojan itu lho,”sahut Oji.’Yo wis kaliyan saja sanah yang nyamperin Ojan,aku lagi BT banget neh,”seru Jupri dengan tawa yang nyebelin.”Wooo… !kata Oji.”Yow is lah Ji kita aja yang ngajak Ojan,”sahut Ujo.
Tak berapa lama sampailah mereka dirumah Ojan. Mereka berduapun segera mengajak Ojan untuk mengikuti rencana mereka itu.Sesampainya di pos ronda ,Jupri menyambut mereka dengan gaya soknya..”Lha ini yang dari tadi ditunggu ,”lagak Jupri.”Ayo Jan ambil mangganya,”seru Oji.”Ok…,”jawab Ojan.
Beberapa buah mangga telah terkumpul,dengan segera dibuat dan dilahapnya beramai-ramai lutes tersebut.”Seger banget ya Jo!”seru Ojan.”Iya nih seger banget,”seru Jupri pula.
Tak beberapa lama lutes itu telah habis disantap beramai-ramai dan sebuah perkataan terlontar dari salah satu mulut diantara mereka.”Heh Ji,Jo,Jan kaliyan pada tahu gak hutan kecil di samping kampong kita ini,katanya tempatnya angker lho,”kata Jupri dengan lirih.”Ah kata sapa…?”seru Oji.”Iya nih ada-ada saja kamu ini,”sahut Ojan.”Eh bener juga kata Jupri,aku pernah diceritain sama mbahku kalo di hutan itu dulunya jadi tempat penembakan para warga pribumi yang menentang kompeni emangnya ada apa sih Jup,”kata Ujo.”Emmm…ngomong-ngomong besok kan malem Jum’at Kliwon gimana kalo kaliyan kutantang untuk adu nyali ditempat itu,”hentak Jupri dengan lantang..”Maksudkamu kita coba melintasi hutan itu dimalam hari,ada-ada saja kamu Jup,”jawab Oji.”Ya iya ,mau ngapain lagi kalo ngga melintasi hutan itu!”hentak Jupri dengan keras.”Gimana,.. Ah kaliyan penakut,masa gituaja gak berani!”kata Jupri dengan gayanya.”Sapa yang penakut ,aku berani,”sahut Ujo.”Takut ah,”bisik Ojan.”Yah masa jawara panjat takut sih,gak asik lo ah!”seru Jupri.”Gimana dengan kamu Ji,”tanya Jupri.”Aku ikut kaliyan semua aja deh,”jawab Oji.
Kemudian dari balik pos ronda munculah kakek berjenggot putih yang mukanya tampak geram. Sentak mereka semua kaget.Kakek itu berkata,”Heh apa yang kaliyan katakan jangan berani-berani pergi ke hutan itu.” Dan dengan sekejap hilanglah Kakek berjenggot putih tadi. “Apa bener semua itu Jup?” Tanya Ojan dengan merinding. Oji juga berkata,”Aku merinding nih Jup.” “Ah tenang aja itu semua pasti bohong kakek itu Cuma pengen iseng,”jawab Jupri dengan congkaknya.
Keesokan harinya mereka bersiap-siap untuk melakukan uji nyali tersebut. Pukul 09.00 pun maenghampiri,di malam yang dingin ini mereka akan melakukan rencana mereka. Oji dan Jupri berangkat bersama mereka akan berkumpul di pos ronda.
“Lho Jup yang lain mana,kok baru kita berdua yang ada disini?”Tanya Oji. “Ah dasar si Ojan dan Ujo ini,katanya mau kumpul jam 09.00 di pos ronda,”jawab Jupri dengan kesal. Dari kejauhan tampak baying-bayang sesosok dua anak yang sedang berjalan. “Pasti itu Si Ojan dan UjO,”seru Oji.
”Hey…Jan,Jo…cepet kesini!”kata Jupri dengan teriak. Akan tetapi tiba-tiba sesosok anak tersebut semakin hilang dalam kegelapan. “Jup kok mereka hilang ya,aku takut nih,”bisik Oji.”Ahh…itu pasti mereka yang Cuma pengen menakut-nakuti kita,”lagak Jupri dengan sombong. “Dorrr…!”seru Ojan dan Ujo. Jupri dan Oji kaget setengah mati. “Sialan kaliyan Jan, Jo,”seru Jupri. “Iya nih ngaget-ngagetin aja,lho kaliyan dating dari mana tadi kulihat kaliyan menghilang di kebon gelap itu,”Tanya Oji. “Lho…kami berdua gak lewat kebon gelap itu,ya gak Jo,”jawab Ojan.”Iya nih ada ada saja,rumah kami kan gak sejalur dengan kebon itu,apa jangan-jangan itu setan,aku takut nih kawan,”seru Ujo.”Ah itu paling Cuma orang kampung yang sedang jalan,jangan dipikirin deh,”ucap Jupri. “Kita berangkat sekarang aja yuk dah malem nih!”kata Oji dengan merinding.
Tak berapa lama mereka pun berangkat. Mereka melewati rumah-rumah penduduk,kebun,bahkan sawah untuk mencapaihutan tersebut.
Tibalah mereka dipintu masuk hutan tersebut,suara jangkrik dan hewan-hewan malam kian meemekakan telinga. “Ayo kita mulai masuki hutan ini,”seru Jupri. Merekapun berjalan sambil melihat-lihat sekeliling.Tiba-terdengar suara”Krekkkkkkk” dibalik semak-semak. “Apa itu Jo aku takut nih,kita pulang aja yuk,”seru Ojan. “Aku juga takut nih,”jawab Ujo. “Ah payah kaliyan ini,itu pasti Cuma kucing kok jangan dipikirin,”sombong Jupri.
Semakin jauh mereka masuk ke dalam hutan semakin menakutkan pula suasana disekelilingnya. Sesampainya dipinggir sungai kejadian mengerikan pun terjadi. Ojan dengan mata terbelalak dan berteriak melontarkan kata-kata tak jelas yang mengerikan. Spontan kejadian ini membuat mereka takut dan kebingungan apa yang sesungguhnya terjadi.
Tiba-tiba di kegelapan yang sunyi itu munculah sesosok pria yang tidak jelas rupanya dikala malam itu. Dengan melontarkan perkataan seperti mantra Dipegangnya kepala si Ojan dan dengan cepat si Ojan pun kembali sadar. “Kaliyan telah berani memasuki hutan ini,kaliyan tidak sadar apa yang akan terjadi pada kaliyan bila seenaknya sendiri memasuki hutan ini,”seru Lelaki misterius itu denan keras. Sesaat lelaki itu pun pergi dan sekejap menghilang di kegelapan. Mereka semua pun langsung pulang kembali ke kampong dengan tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Setibanya di pintu masuk kampong kakek yang dulu memperingatkan mereka ketika di pos ronda menghadang langkah mereka. “Sudah sadarkah kaliyan tentang apa yang kaliyan lakukan tadi,kakek Cuma mau memperingatkan kaliyan semua agar tidak lagi berani-berani untuk masuk ke hutan tersebut maukah kaliyan berjanji untuk tidak lagi –lagi mengulanginya!” seru kakek itu.”Kkka…mi berjanji kek,”jawab salah satu dari mereka. Selanjutnya mereka kembali kerumah mereka masing-masing dengan wajah pucat dan tentunya rasa kapok yang dirasakan oleh mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar