Custom Search

Selasa, 03 Februari 2009

TERLALU SINGKAT

Oleh: Afri X-1

Pagi hari matahari mulai mengintip dari timur Dianpun bangun dari tidurnya, ia langsung membereskan tempat tidurnya kemudian ia langsung menuju teras rumahnya untuk melihat keadaan di luar rumah pada pagi hari.
Pada hari itu ia kurang bersemangat karena sekitar jam delapan Dian harus pergi berenang untuk mengikuti pelajaran renang dengan sekolahnya. Dian berencana berangkat dengan temannya yang bernama Dwiyan. Satu jam sebelum berangkat Dian menelpon Dwiyan agar bisa berangkat bersama-sama, Dwiyanpun akhirya setuju untuk berangkat bersama-sama. Saat jarum jam sudah menunjukan jam delapan Dwiyanpun datang kerumah Dian untuk berangkat menuju kolam renang bersama. Merkapun berangkat menggunakan anglotan umum. Setelah sampai di tempat tujuan Dian semakin lemas karena dia tidak bersemangat untuk berenang dipagi itu. Saat diberi materi pengarahan oleh guru olahraga dia tidak memperhatikan namun dia akan tetap akan melaksanakan praktik renang dipagi itu demi mendapatkan nilai. Akhirnya pelajaranpun telah selesai perasaan Dian merasa sangat bahagia. Dian langsung mengajak Dwiyan untuk langsung berganti pakaian, Dwiyanpun setuju kemudian mereka lekas-lekas mengambil pakaian dan barang-barang ketempat ganti pakaian putera. Karena mereka berdua sudah merasa lapar mereka sempatkan untuk membeli beberapa makanan yang disediakan dikantin. Sambil menyantap makanan tersebut mereka menunggu angkutan umun yang menuju ke rumah mereka. Angkutan umum yang mereka tunggu akhirnya datang mereka langsung naik, saat itu Dian duduk di bangku paling pojok belakang dan Dwiyan ada di sampingnya tetapi Dian secara tak sengaja melihat ternyata ada seorang gadis cantik yang duduk tepat didepannya tak dia sangka ternyata gadis itu tiba-tiba tersenyum kepadanya, Dian mengira gadis cantik tersebut bukan bersal dari sekolahnya jadi dia berusaha untuk melupakannya. Berbagai cara telah ia coba namun hal tersebut tersa sangat sulit baginya. Sekali-kali ia melirik gadis cantik tersebut dia kira mungkin inilah yang namanya jatuh cinta.
Sesampainya dirumah Dian bermain gitar samun saat dia sedang bernyanyi ia selalu teringat wajah manis gadis tersebut. Dian menjadi gelisah dan menjadi ingin tahu siapakah gadis cantik yang membuat hatinya luluh tersebut.
Suatu hari disekolahnya Dian secara tidak sengaja melihat gadis tersebut berdiri di depannya sambil bercerita dengan teman gadis tersebut. Dian merasa sangat bahagia ternyata gadis tersebut bersal dari sekolahnya, ia mencoba melihat nama gadis tersebut yang ada pada pakaian gadis itu. Namun namanya sedikit tertutup yang dilihat hanya huruf depannya yaitu huruf g. Secara kebetulan tiba-tiba ada seorang teman Dian yang menyapa gadis tersebut. Ternyata setelah Dian mencari tahu gadis tersebut satu kelas dengan temannya yang bernama Galih.
Suatu saat Dian menceritakan tentang gadis itu kepeda teman satu kelasnya yang bernama Agung, Agung akhirnya menjadi penasaran seperti apakah gadis yang diceritakan oleh Dian tersebut diapun menuju kelas yang ditempati gadis tersebut. Beberapa saat kemudian setelah Agung bertanya-tanya kepada galih ternyata gadis tersebut berama Giarsiana. Agung langsung memberi tahukannya kepada Dian, Dianpun merasa sangat senang akhirnya dian tahu siapakan nama gadis tersebut. Dian kemudian mencari lebih banyak informasi tentang gadis tersebut kepada teman-temannya yang satu kelas dengan Giarsiana. Setelah semua informasi telah terkumpul Dian merasa bahagian ternyata Giarsiana sangat sederhana.
Beberapa hari kemudian Dian mulai berpikir bahwa ia ingin membuat janji dengan Giarsiana. Pada waktu istirahat sekolah Dian membuat janji dengan teman dekat Giarsiana Dian mengatakan bahwa ia ingin bicara dengan Giarsiana saat pulang sekolah nanti. Saat sedang pelajaran sedang berlangsung Dian membahas dengan Agung apakah yang harus dia lakukan saat ia nenti bertemu dengan Giarsiana, apakah dia harus berkenalan terlebih dahulu atau langsung mengungkapkan isi hatinya. Agung menyaran agar Dian pertama-tama berkenalan dengan Giarsiana.
Bel sekolah tanda berakhirnya seluruh pelajaran telah berbinyi, cuaca di luar kelihatan mendung, perasaan Dianpun bertambah tegang. Keadaan di sekolah sudah sepi Dian melihat ternyata Giarsiana sudah menunggu di depan kelasnya dengan teman dekatnya. Dianpun akhrirnya menghampirinya, ia merasa bingung apakah yang harus pertama ia katakan. Hujan sudah turun Giarsiana terlihat gelisah diapun memutuskan meninggalkan Dian yang suadah lama didepannya tidak mengatakan sepatah katapun. Giarsiana memutuskan pulang meninggalkan Dian. Dianpun mengejarnya dan saat sampai didepannya dian tanpa berpikir matang-matang langsung mengatakan isi hatinya.
“Yar, kamu mau ngga jadi pacar aku.”
Wajah Giarsiana terlihat sangat terkejut mendengar perkataan tersebut
“Maaf saya belum boleh pacaran kata orang tuaku.”
Dian akhirnya merasa sangat terpukul mendengar perkataan tersebut sekarang ia hanya bisa menyesali perbuatannya tersebut.
Setelah Dian menyatakan cintannya dian tidak menyerah besok harinya ia menyatakan cintanya melalui selembar kertas surat cinta. Namun jawaban yang diberikan oleh gadis pemilik senyum manis tersebut tetap menolak cintanya.
Waktu terus bernjalan Dian hanya bisa menjadi pengagum rahasia ,saat pulang sekolah ia hanya bisa menaruh bunga di meja Giarsiana tersebut dan menuliskan beberapa kata-kata cinta. Saat pengumuman peringkat sekolah ternyata Galih mendapat peringkat pertama di sekolah, Dianpun memberikan selamat kepadanya. Namun beberapa minggu berselang Dian mendengar kabar bahwa Giarsiana ternyata sudah berpacaran dengan Galih. Dian pertama-tama tidak percaya dengan berita yang didengarnya tersebut, namun dia melihat sendiri Galih sering berdua-duan dengan Giarsiana saat mereka pulang sekolah. Dian merasa sangat terpukul melihat haltersebut. Galih sekarang sudah berbeda dia sepertinya mengangap Dian bukan seorang teman lagi. Galih sekarang sangat jarang menyapa Dian, Galih selalu menghindarinya jika mereka bertemu. Dian menganggap itu bukan menjadi masalah baginya.
Suatu hari saat Dian berangkat sekolah secara tidak sengaja dia berjumpa dengan Giarsiana Dian menatap gadis pemilik mata lentik tersebut ternyata Giarsiana juga menatapnya. Dian mulai merasakan rasa cintanya kembali yang dulu sudah berusaha ia lupakan. Sekarang apabila dia tidak melihat Giarsiana dia merasa sangat kangen.
Saat Dian sedang berada di perpustakaan tiba-tiba Giarsiana menyapanya
“Dian”
Dian merasa sangat terkejut tiba-tiba gadis yang pernah mengatakan bahwa ia sudah tidak kenal dengan orang yang bernama Dian tapi tiba-tiba menyapanya.
“oh ya”
Dan Giarsiana secara tidak diduga-duaga menayakan bagimana nilai ujian Dian.
“Gimana nilai ujian mu bagus ga ?” kata Giarsiana sambil sedikit tersenyum.
“ya cukup baik kalau kamu gimana ?” Dian menjawab dengan perasaan yang sangat tegang.
“aku juga cukup kamu rata-rata nilainya berapa ?”
“kalau aku tujuh sembilan kamu gimana ?”
“bagus ya, aku hanya tujuh puluh ?”
Karena perasaan Dian yang semakin tegang akhirnya dia menutup perbincangan dan memutuskan meninggalkannya.
Perpisahan atau pelepasan telah tiba Dian mencoba mencari Giarsiana untuk berbincang-bincang untuk yang terakhir kalinya namun ternyata gadis tersebut tidak kelihatan menghadiri acara tersebut Dian menjadi merasa sangat kesepian. Beberapa saat kemudian Dian mendengar kabar bahwa Giarsiana sudah pergi keluar kota uantuk ikut dengan orang tuanya. Waktu terasa sangat singakat bagi Dian sekarang dia tak lagi melihat senyum manis, kilauan mata yang indah, sifat dan tingkah laku yang sederhana. Namun Galih akhirnya sudah mau menyapa Dian merekapun sekarang sudah seperti delu.

1 komentar: