Custom Search

Kamis, 05 Februari 2009

Cerpen Agung X5

Persahabatan setia setiap saat suka duka selalu bersama. Inilah ikrar persahabatan dari Rudi, Riky, Ari, dan Feri. Mereka adalah empat skawan yang sudah berteman sejak masih kecil. Mereka berempat ini masih duduk di kelas 1 SMA. Mereka ini juga sangat senang dengan yang namanya tantangan. Suatu hari Rudi dan Riky berbincang-bincang di kantin sekolah pada waktu istirahat.

“Rud lama kita nggak ada kegiatan nich.” Kata Rudi.
“Iya juga ya, aku juga kepengin kumpul-kumpul lagi kaya dulu.” Kata Riky.
“Makannya…aku juga pengin ngerjain Ari lagi.” Kata Rudi.
“Hahahahahahahahahahahahaha.” Mereka tertawa dengan keras..
“Hei, hei, hei, lagi ngapain kalian lagi ngomongin gue ya.” Sorak Ari.
“Yeeeeeeeeee, PD kamu.” Kata Rudi dan Riky serentak.
“Ngomong-ngomong kemana Feri lama nggak keliatan tu anak.” Kata Ari.
“iya udah lupa kali sama kita-kita”. Kata Riky.

Teeeeeeeeeeeeeet bel pelajaran pun berbunyi menandakan pelajaran segera dimulai. Mereka berjalan menuju kelas sambil meneruskan obrolan mereka.

“aduh habis ini pelajaran matematika lagi.” Keluh Riky
“Bener pelajaran kaya gitu cuma bikin pusing sama ngatuk.” Kata Rudi.
“Mungkin ini udah nasib kita aja kali.” Kata Ari
“Payah kamu, kalau males ngapain kita kerjain.” Ejek Rudi.
“Maksud kalian apa sih, udalah ayo cepet pelajaran udah dimulai tuh.” Desak Ari.
“Hangout….itu solusinya.” Kata Feri dengan tiba-tiba.
“Eh cuy lama nggak keliatan kamu, kemana aja?” Tanya Ari.
“Udah cerewet, ayo berangkat nih tas kalian udah aku bawain.” Kata Feri.
“seeeeeep ayo berangkat!!” Kata Rudi dan Riky serentak.
“tapi……” Kata Ari.
“ Udah ayo cepet mumpung satpam gendut itu lagi tidur.” Desak Feri.
“Jangan dipikirin Ri, itu masalah nanti belakangan.” Kata Rudi.

Akhirnya mereka kabur, mereka minggat dari sekolah dan pergi keliling kota untuk menghilangkan rasa bosan mereka. Setelah lelah mereka pulang kerumah Riky. Mereka bertiga memang tinggal satu rumah untuk menemanti Riky yang dtimgal orana tuanya untuk bekerja di luar negri. Sehingga mereka pun bebas berbuat apapun. Karena Riky anak dari pasangan konglomerat, mereka berempat tidak ada masalah dengan yang namannya uang. Mereka bermain dan bersenag-senang. Mereka sama sekali sudah lupa sama yang namanya urusan sekolah. Ditengah kesenangan Rudi, Riky dan, Feri. Ari kelihatan sangat gundah.

“Kenapa kamu Ri, sakit?” Tanya Feri.
“Aku takut aja kalau besok kita dimarahin.” Keluh Ari.
“Tinggal bilang aja kalau kemarin Feri sakit dan kita ngganterin Feri kerumah sakit.” Ujar Riky.

Akhirnya Ari Terbawa omongan Riky yang begitu meyakinkan. Setelah lelah bermain seharian. Tanpa memikirkan apapun yang akan terjadi. Mereka pun berkumpul di beranda lantaIi dua untuk berbincang-bincang sambil bersenda gurau melepas lelah. Ditengah perbincangan yang terjadi Rudi merasa terobsesi dengan game yang ia mainkan tadi. Rudi ingin mengajak kawan-kawannya untuk berlibur di daerah pegunungan.

“Eh…gimana kalau kita berlibur di daerah pegunungan.” Usul Rudi.
“Mmmm ide lu bagus juga tuh.” Sahut Riky.
“Boleh juga kita kan udah lama udah enggak liburan hitung-hitung ngisi liburan smester.” Tambah Ari.
“Tumben kamu setuju Ri? Biasanya kamu kan antagonis usul dari kita-Kita.” Ujar Feri.
“Bagus semua setuju kebetulan bokap gue punya villa di daerah puncak, so kita bisa nginep disana.” Ujar Riky
Mereka akhirnya sudah memiliki rencana untuk mengisi liburan mereka nantinya. Mereka merasa sangat senanag karena bisa ngerjain Ari yang sangat penakut itu. Apalagi Rudi yang paling terobsesi sama game itu dan nularin ke teman-temannya.
Akhirnya hari yang mereka tunggu-tunggu datang juga. Persiapan- persiapan pun mereka lakukan dengan sangat teliti. Bekal, obat-obatan, pakaian sudah mereka persiapkan dan sudah mereka masukan ke mobil yang akan mereka gunakan untuk acara yang mereka tunggu-tunggu ini.
Mereka beangkat ke villa milik ayah Riky itu. Sepanjang perjalanan kejahilan-kejahilan kecil yang diterima oleh Ari mengisi perjalanan mereka.
Sesampainya disana mereka langsung mengeluarkan barang-barang bawaan mereka dari dalam mobil. Menurut masyarakat sekitar villa itu terkenal angker. Karena mereka tidak mengetahui masalah itu mereka pun terelihat santai. Tiba-tiba Feri menendang pintu villa itu. Spontan teman-temannya kaget dan mengigatkan Feri agar tidak bertindak sembaragan.

“Ah cemen kalian semuannya masa kaya gitu aja ga boleh, kalian takut apa? Ini bukan sinetron kawan.” Ujar Feri dengan nada sombong.
“Jangan takabur kamu Fer.” Sahut Ari.
Benar saja keanehan pertama terjadi kaki yang Feri gunakan tadi tiba-tiba terasa sakit bukan main.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.” Teriak Feri.
“Aya naon mas.” Kata mang ujang penjaga villa itu.
“Ini kang ini nggak tau kenapa.” Kata Riky.
“Ini mah ucapan selamat datang, sudah istirahat saja sanah.” Jelas mang ujang.

Dalam hati empat sekawan ini bertannya tanya ada apa gerangan. Mang ujang pun enggan untuk memberi keterangan. Karena rasa ingin tahu yang sangat besar mereka mencari tahu dengan cara bertanya pada masyarakat sekitar. Benar saja. Ternyata dulunya di villa itu telah terjadi pembunuhan berantai dan salah seorang korbannya adalah Nyai Karti dan Ki karto. Mereka adalah penghuni lama villa itu sebelum villa itu dibeli oleh ayah Riky.
Karena hal ini mereka tertari untuk mencari tau mengaenai masalah ini secara lebih detail.

“Keren coy, kita harus cari tau tentang masalah ini.” Kata Rudi, bocah ini memang sangat mudah terobsesi.
“Gak kita harus balik ini udah bahaya.” Kata Ari.
“Alah…nagapain kita kesini kalau cuma mau numpang pipis.” Tam bah Riky.
“Iya gue juga mau bales dendam sama apa yang udah mereka lakuin ke gue.” Kata Feri.
“Lu kalah Ri yang setuju lebih banyak, lagian apa lu lupa ama ikrar persahabatan kita.” Ujar Rudi.
“Oke gue ikut tapi gue nggak tanggung sama resikonnya.” Kata Ari dengan terpaksa.

Akhirnya mereka untuk memainkam permainan keremat yaitu Jelangkung. Permainan ini adalah permainan memanggil roh untuk berekomunikasi dengan makluk halus.

“jaelakung jaelangse, disini ada pesta pestannya kecil-kecilan datang tak dijeput pulang tak diantar.” Begitula matra yang di ucapkan empat sekawan itu seraya memegan bonekanya.

Akhirnya roh Nyai Karti memasuki boneka jaelankung itu. Boneka itu bergerak kiri dan kanan seakan mengamuk. Benar saja roh itu ternyata sudah sangat marah dengan perlakuan tidak sopan dari empat sekawan itu. Tanpa disangka Feri meludahi boneka jaelankung itu. Lalu Rudi memdadak kerasukan dan segera mengejar Feri seakan ingin membunuhnya. Feri pun lari kearah hutan. Setalah merasa aman Feri berjalan sambil menghela nafas tiba-tiba saja.

“Aaaaakkhh…” Ritihan dari Feri terdenagar sangat keras.
“Feri……kamu bodoh fer…” Ujar Riky sambil menagis.
“Udah semua ini udah naelewatin batas kita harus balik sekarang juga.” Desak Ari.
“Bener kita harus kembali.” Sahut Riky.
“Itu Rudi Rik.” Kata Ari.
“Lariiiiiiiiii setan itu akan membunuh kita.” Teriak Riky.

Ahirnya mang ujang datang menolong Tanpa mereka ketahui mana ujang adalah orang sakti. Mang ujang bertarung degan roh itu. Ahirnya Mang
Ujang dapat mengalahan roh itu meski harus kehilangan nyawanya sendiri.
Akhrinya Rudi, Riky, dan Ari harus kembali dengan kehilangan Feri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar