Custom Search

Senin, 23 Februari 2009

NAMA ITU LAHIR DARI KEGILAAN Oleh Diana X1

Apakah Kamu tahu Donna??Apakah Anda mengenalnya meskipun Dia memang bukan orang terkenal.Usut punya usut jadi kusut…ternyata yang punya nama Donna itu adalah seorang warga dari sebuah kelas disebuah sekolah yang ada pada sebuah kota dimana kota tersebut terletak disebuah provinsi dipulau yang ada disebuah benua.Intinya,sekolah tersebut jelasnya ada didunia,tapi dunia yang sebelah mana?Kita bisa merumuskannya sebagai berikut.Bagaimana jika Kita menyebut kelas tersebut sebagai kelas a,dan sebagai sekolah kita variabelkan b,untuk kota,Kita pakai c…dst.Nah,untuk mengetahui apakah a itu,apakah b tersebut,dan apakah c itu?Bisa kita cari dengan rumus aljabar ax kwadrat ples bx ples c samadengan enol...misalnya a itu…loch…koq jadi mbahas Matematik ya???Yang dimaksud kelas Donna disini adalah sebuah ruangan yang entah berapa inchi yang letaknya ibarat kata sudah diujungnya ujung,alias terpencil.Dimana udah terpencil,kelas ini juga berbatasan dengan laborat biologi aseli,atau lebih tepatnya sich hutan alam,hehe.
Kita flashback lagi kisah awal Kita yang ternyata masih menggantung di pendeskripsian atas Donna yang memang agak pantas digantung itu…eeh…
Sebagai cewek…apalagi cewek tulen …lengkap sudah seharusnya kebahagian Donna.Semua fitur wanita sempurna ada pada dirinya.Ibarat HP,Donna itu bagai HP Nokia N Series yang harganya jelas enggak bisa dihitung dengan jari-jari tangan kaki.Meski yang hitung Hritik Roshan sekalipun yang jumlah jaritangannya sebelas itu.Bagai TV,Dia itu ibarat TV Plasma yang gedhenya udah mirip-mirip layar tancep,tapi,badannya Donna itu enggak gedhe lhooo.Dan terakhir…ibarat lagu,Donna itu…”seksi badannya…Mulan Jameela…cantiknya Dia seperti Aku!”hahahah….
Namun,dibalik keseharusannya menjadi orang paling bahagia diseantero sekolah(karena dia adalah satu-satunya orang cantik disekolah),ada sedikit yang agak kurang bagi Donna yang punya cita-cita jadi seleb ini.Dia ternyata punya kebencian pribadi terhadap namanya yang emang sedikit nyeret gengsi itu.Bukan nama panggilnya yang buat Donna sedikit bermasalah dengan namanya.Melainkan nama panjangnya yang sebenarnya enggak terlalu panjang,namun juga enggak terlalu pendek,karena itu kan nama panjang.Nama panjangnya Donna yang enggak juga panjang dan enggak juga enggak panjang,cukup pas-pasan itu adalah “Maradonna”.Nama itu memang enggak jelek-jelek amat,tapi,karena…memang udah setahunya dunia kalau nama yang emang agak-agak langka itu memang kepemilikan satu-satunya orang yang mungkin gara-gara saking langkanya nama itu udah dibuat hak kepemilikan oleh satu-satunya pemilik Diego Armando Maradonna yang nama panjangnya memang panjang karena namanya aja nama panjang!!!
Kita kan jelasnya pernah dengar nama Maradonna.Dan pastinya pikiran Kita enggak jauh kemana kalau disdorkan nama Maradonna.Siapa lagi yang kita ingat kalau bukan Diego Armando Marando yang lebih terkenal dari Bambang Pamungkas maupun Elie Aiboy,tapi ga jauh terkenal dari The Beatless maupun John Lennonnya.Nah,inilah yang disebut Donna sebagai ‘masalah’ atau istilah komputernya ‘trouble’.Masalah itu letaknya enggak jauh-jauh dari nama.Tapi,tahukah kalian kalau orang yang baik tapi ngasih nama yang kurang baik bagi orang baik itu adalah Bapaknya Donna sendiri?!Pasti aja enggak tahu,karena emang enggak penting tahu ,dan tahu pun sebenarnya enggak perlu!Bapaknya Donna itu memang gila banget sama bola.Saking gilanya,kadang-kadang RSJ-pun mau menerima beliau jadi pasiennya.Dan saking gilanya,kadang-kadang anjing gila aja kalah gila.Nah,sebagai bentuk dedikasinya atas kegilaanya terhadap bola,beliaupun enggak segan-segan memberikan nama anaknya dengan nama pemain bola idolanya,Maradonna.Alhamdullilah,Donna itu perempuan.Mungkin kalau Donna buka perempuan,bukan lagi Maradonna yang jadi nama sekaligus bagian hidupnya.Melainkan Diego Armando Maradonna sekalian.Wah…makin gengsi aja Donna kalau begitu jadinya.Andai saja bayinya Donna(maksudnya Donna pas bayi,bukan Donna udah punya bayi)saat itu kenal Maradonna,dan andai saja bayi Donna bisa bicara.Mungkin Donna udah ogah duluan nama yang singkat,padat kayak poster itu jadi namanya.Tapi,apa daya!Bayi Donna enggak kenal Maradonna,dan pastinya bayi Donna enggak bisa bicara.Alhasil,ya “kunfayakuun”.Apa yang terjadi,terjadilah!Segengsi-gengsinya Donna menyandang nama,toh memang lebih baik Donna punya nama daripada enggak punya nama.Tapi,yang namanya Donna emang punya prinsip enggak mau memegang teguh apa itu”kunfayakuun”.Semua yang terjadi memang akan terjadi.Tapi,enggak semua yang akan terjadi belum tentu tidak bisa kita ubah kan?!.Seperti halnya nama Donna yang enggak disukainya.Suatu waktu,ketika Bapaknya tengah asyik menyanding majalah Soccer bukan tabloid Nova,dengan agak optimis menuju perjuangan,Donna mendekati Bapaknya yang udah agak bongkot.”Pak,kira-kira,jika nama saya bukan Maradonna gimana ya,Pak?!”tanya Donna basa-basi.Aaah...palingan Bapak juga udah menebak apa kiranya yang akan disampaikan Donna yang ternyata enggak hanya sekali ini menyampaikan.”mmm…mungkin kamu bakal tetep jadi perempuan!!”jawab Bapak agak-agak ogah kayak Pak Ogah.”aduh,Bapak!itukan sudah pasti,bukan kira-kira dong,namanya!”sanggah Donna sedikit manja.”loch,memang nama kamu bukan ‘kira-kira’-kan!”jawab Bapak enggak kalah ogahnya dengan tadi.”aduuh…Bapak!!! serius!!!”sekarang keadaan Donna jadi agak-agak jengkel.
“ya,udah!misalnya nama kamu apa?”tanya Bapak langsung ‘nembak’.Dengan gembira ria tapi bukan loka,semangat Donna jadi enggak kalah jauh dengan pejoeang empat lima.”yaah…misalnya saja Tata,Pak!!!”jawab Donna.”Ooh…Tata!mmm…mungkin kamu bakal dipanggil Tata!Mungkin juga nama panjangmu Tata Negara,atau kalau enggak Tata Boga!”ledek Bapak asal tancep.”yyyah!!serius,Pak!”semangat Donna yang tadi udah ada dipuncaknya langsung drop seperti HP setengah K.O yang dipakai buat nelpon,dimana baterainya hanya mampu dipakai beberapa menit dan kemudian…bias ditebak lah.”sudah lah,beruntung saja namamu itu Maradonna.Toch belum diganti jadi Budi Sudarsono!!”Dari percakapan ini,kita bisa menarik kesimpulan antara lain,Donna gagal merayu Bapak mengganti nama.Kedua,Donna kalah pintar bersaing kata dengan Bapak.Ketiga,ilmu bicara Bapak sudah tinggi dan Bapak memang lebih pintar dari Donna.Dan terakhir yaitu keempat,hingga saat ini,nama Donna masih Maradonna.Aah…seenggaknya nama Donna bukan Budi Sudarsono,jelek dong kalau cewek dipanggilnya Sono.
OBSESI SELEBRITI
Orang cantik obsesi seleb!!!Aah…biasa.Yang enggak biasa kan jika orang jelek obsesi selebriti.Bukan maksudnya orang jelek dilarang mimpi jadi seleb.Toh,belum ada peraturan yang menegaskan bahwa orang jelek dilarang jadi seleb.Jadi,sah-sah aja kalau orang jelek punya mimpi yang sama dengan orang cantik.Kan,Tuhan juga mengakui bahwa orang jelek dan orang cantik itu sama saja,bedanya hanya cantik dan jeleknya aja,koq,Tapi,kaidahnya mereka sama-sama dari tanah kan.Toh,Omas aja jadi seleb meskipun enggak ada yang muji cantik,karena emang enggak cantik.Cantik emang modal,tapi bakat dan PeDe enggak kalah bergunanya.Enggak jauh beda dengan cewek cantik lainnya,Donna juga punya obsesi sama dengan segelintir cewek cantik lain.Yaitu menjadi selebriti(digaris bawah,ditebalkan,dimiringkan,dan terakhir dihapus)
Aah…memang wajar orang cantik ingin terkenal.Karena semua ada kemungkinan.Semua orang juga punya faktor ‘mungkin’ kan.Orang jelek aja punya faktor mungkin.Hanya saja,untuk menjadi artis,faktor mungkin cewek cantik jauh….jauh banget...lebih tinggi daripada cewek jelek.Cewek jelek dengan bakat kelas dua jempol sekalipun.Lho,dunia kita memang sudah agak terbalik koq,penyanyi cantik dengan suara retak aja kadang lebih laku dari cewek jelek yang suaranya sedap.
Pelajaran Geografi memang paling pas buat tidur!Begitu kiranya paham anak kelas Donna yang pahamnya paham komunis dan sedikit paham sableng yang ditularkan oleh bukan gethuk tular yang enggak menular.Enggak heran kalau sudah beberapa anak dikelas Donna sudah terlebih dahulu terbuai mimpi meskipun mimpi ogah dengan mereka-mereka.Dimana ketika teman-temannya sudah pada bermimpi,Donna malah mengalami dilema besar antara kantuk dan takut.Beginilah salahnya duduk depan.Mata sudah terkatung-katung maksa tidur,hati gemeteran takut kena marah karena tidur.Itulah yang saat ini jadi dilemanya Donna.Alhasil,mau enggak mau Donna jadi merhatiin-dengan terpaksa-pelajaran satu itu. Duduk pas didepan guru itu ibarat cari neraka ditengah surga.Inilah resiko kalau Kita suka berangkat bertepatan dengan berbunyinya bel awal pelajaran yaitu jam tujuh.Atau setidak-tidaknya jam tujuh kurang satu detik, dimana pada saat itu bangku yang tersisa hanya didepan guru persis,atau kalau mau yang lebih kacau lagi,duduk dikursi BK..Mau tidak mau,maksa maupun terpaksa,Kita harus duduk ditempat yang memang paling angker tersebut. Balik kekisah awal.Ketika teman-temannya sibuk tidur dengan lelapnya,Donna merasa mengkhayal lebih baik daripada mendengarkan guru yang sepertinya lebih berbakat menjadi pendongeng ketimbang guru.Lalu,apakah yang dikhayalkan si Donna tersebut?!!Tentu saja,khayalan tersebut tidaklah jauh-jauh dari mimpi do’i untuk menjadi seorang seleb.Bertepatan dengan ketika khayalannya siap untuk di-enter dan menuju loading,tiba-tiba saja terdengar suara halus yang asal-muasalnya ternyata adalah dari satu-satunya pintu yang menghubungkan ruang kelas dengan teras kelas(memangnya perlu berapa pintu??).Dari balik pintu menyembullah seorang yang ternyata kehadirannya sangat-sangatnya sangat tidak diharapkan,apalagi dalam waktu dimana tidur menjadi pilihan tepat.Orang yang tidak diharapkan untuk datang namun malah datang tersebut ternyata adalah guru BK yang badannya sebesar kurang lebih Pak Sapto(Satpam Kita).Seketika,kelas yang tadinya selayaknya penginapan standar pasaran berubah seperti pengadilan bagi para koruptor..Anak-anak yang mukanya luyu selayaknya orang yang lagi ngantuk berubah menjadi tegang,seperti ayam yang siap disembelih.Guru BK tersebut berdiri menghampiri Sang Guru Geografi yang dari rautnya kelihatan sebal oleh karena kehadiran guru BK yang tidak diharapkan itu,atau lebih tepatnya karena pelajarannya yang menurut siguru tersebut dalam tahap asyiknya seperti TPI(tapi menurut anak-anak sich tidak!)diganggu oleh siguru BK yang datang tak dijemput pulang terpaksa diantar.Guru BK tersebut mendekati guru Geografi dan kemudian membisikan kata-kata yang tentunya tidak sampai terdengar ketelinga Donna(yaiya lach,kalau kedengaran,bukan bisik lagi namanya!).Setelah itu,guru tersebut bersiap pergi dan tak lupa sebelum itu Beliau terlebih dahulu mengucapkan mungkin salam perpisahan dengan cara menyempatkan diri unjuk gigi-gigi rontok yang agak bau,cengengesen melihat sikap duduk sempurna seperi Lady-Lady British yang tepatnya sich duduk ketakutan dan juga nahan kebelet dikit.Guru tersebut akhirnya benar-benar meninggalkan kelas yang menjadi beku,tidak sehangat kandang ayam seperti tadi.Anak-anak jadi lumayan lega,ada pula yang saking berlebihan leganya sampai ngelus-ngelus dada begitu ekspresionisnya!Belum sampai anak-anak itu belingsatan saking senangnya ditinggal guru ‘angker’ tersebut,sang guru yang baru meninggalkan pintu kini kembali masuk.Sekarang Beliau tidak masuk dengan sendirian,melainkan menggandeng seorang anak laki-laki yang kelihatannya sedang prihatin dengan tangannya yang digenggam sama si guru BK tangannya kusut.Fisicly,cowok yang ternyata laki-laki itu bisa dibilang ‘okenya dua kali’.Badannya itu tidak seperti cowok-cowok jaman sekarang yang rata-ratanya badannya seperti triplek gepeng.triplek saja sudah gepeng,apalagi triplek gepeng?!Sudah begitu,tingginya tidak jauh beda sama pohon pete!Inilah lebihnya cowok baru itu,badannya proporsional seperti model.Tinggi oke,bentuk badanpun oke.Sebelum Donna terpukau-pukau dengan lelaki yang ‘beda’ ini,terlebih dahulu nyawanya dibangunkan dulu oleh teman sebelahnya,yang enggak lain enggak bukan bernama Disha yang terpekik sedikit tadi.”apa sich,Dish?!”tanya Donna.Dengan kaku Disha menggeleng kepalanya kekanan kekiri dan enggak keatas perlahan.”itu….!!!”jawabnya seraya menunjuk pria’beda’ itu.”apa?ganteng?oke…??”tanya Donna agak penasaran.Lagi-lagi Disha menggelengkan kepalanya seperti ayam dan kemudian mendekatkan kepalanya ketelinga Donna.Untuk berapa saat kemudian,Donnapun tersenyum sangat manis.Mungkin karena memang dia manis.
Keberuntungan besar dan harapan besar datang dari anak baru itu.Seenggaknya itu katanya Donna,entah apa kata yang lain?Apa kata dunia?Bukan karena cowok itu cakep,bukan juga badannya yang oke punya bisa dijadiin gebetan.Melainkan karena cowok yang bernama Farrel itu nyatanya adalah anak dari seorang pencari bakat.Sejak datangnya Farrel dikelas itu,setidaknya Donna telah menyiapkan kurang lebih lima planning.Taukah kalian kalau dari sekian banyak planning yang disiapkan Donna itu intinya adalah mendekati Farrel. Hari pertama atas planning pertamapun dimulai.Hari ini,Donna bela-belain berangkat lebih awal dari berkokoknya ayam jago didekat rumahnya demi mendapatkan kursi terbelakang yang letaknya tepat disamping Farrel.Alhasil,Donna yang biasanya ikut nimbrung dengan Bapaknya nonton La Liga Espanyol jadi merela-relakan tidak nonton tim kesayangannya yakni Barcelona yang lagi tanding sama El Real,Real Madrid,Dia udah wanti-wanti takut kesiangan.Pagi itu,melihat anak satu-satunya sudah bangun lebih pagi dari munculnya matahari kontan membuat Bapak yang sudah wedang kopi bingung.”Ada angin darimana lagi,nich?!Ayam saja kalah paginya dari Kamu!”Donna hanya bisa cengengesan mendengar celetukan Bapaknya.”Ah,iya nich Pak!Saya pikir kasihan juga guru Saya,kebosenan ngeliat muka Saya gara-gara saya duduk didepan terus!Lagian,kalau Saya pinter gara-gara duduk didepan terus gimana?Entar dikiranya Saya bukan anak Bapak,lagi!”Bapak yang dibilangin begitu hanya manggut-manggut saja.”ya sudah,mandi saja gih!entar keduluan Ayam lho!”canda Bapak.Lagi-lagi Donna cengengesen.Begini nich Bapaknya,meskipun kadang-kadang ngeyelnya ampun-ampunan,Bapak ini sebetulnya pengertianya lebih dari Guru TK.Kan sejelek-jeleknya orang,ada baiknya juga.Kayak Bapak,meskipun Bapak itu..ehm…jelek,tapi Bapak itu...ehm lagi…baik.
Jam dinding mengatakan sekarang sudah tepat jam enam,sebaliknya jam tangan berkata sekarang jam enam lebih semenit.Donna segera mendekati tempat duduk sasaran dan mendudukinya.Itulah tempat duduk,fungsinya ya untuk duduk.Kasihan,bisanya hanya ketemu bagian terjelek tapi juga bermanfaat yang dipunyai manusia.Apalagi kalau bukan...Belum lagi kalau sewaktu-waktu sesuatu yang tidak diinginkan keluar seperti bom waktu yang meledak tanpa tebak-tebakan!Kelas yang biasanya ribut seperti pasar burung sekarang terasa begitu sepinya,sampai-sampai Donna terheran-heran.Belum pernah sich ketemu dengan suasana yang begitu sepinya.Jangankan Donna yang heran,jam dinding saja herannya bukan kepalang.Bukan karena kelas yang sepi.Melainkan karena peristiwa yang sangat jarang terjadi,dan mungkin saja hanya terjadi sekali dalam seumur hidup,mungkin sampai bisa dibilang sejarah.Apakah peristiwa itu?Ooh,ternyata adalah peristiwa dimana ketika sijuragan telat sekelas Donna,dihari yang nampaknya biasa-biasa saja ini berangkat seawal-awalnya mentari pagi bersinar hangat.Berapa menit setelah kedatangan Donna,kemudian datanglah seseorang yang sepertinya kedatangannya memang dalam waktu yang tepat..Donna tertidur dibangkunya,tepatnya bangku yang dulu bukan bangkunya tapi hari ini menjadi bangkunya.Saking lelapnya sampai-sampai tak menyadari kedatangan mahluk lain selain dirinya kedalam kelas.Mahluk itu duduk disebelah bangku Donna.Ooh…ternyata dia adalah si Farrel!!Farrel mengeluarkan sebuah buku tulis dan kemudian peralatan tulis.”heh!”panggilnya kepada seseorang.Tentu saja yang dimaksud seseorang itu adalah…siapa lagi kalau bukan Donna yang sudah lelap dengan tidurnya.Donna tak berkutik terhadap panggilan tersebut.Farrel kembali berusaha memanggil gadis yang kebetulan belum dikenalnya tersebut.”Heeeh…!!!”panggilnya lebih keras.Namun,memang bakat molor atau apa,Donna sama sekali tak berkutik dengan panggilan tersebut.Dengan kesal Farrel menendang keras meja tempat Donna menyandarkan kepalanya yang tertidur itu.”HEEEI…!!”pekiknya.Donna yang merasa tidurnya terganggu,melirik sipeganggu dengan sinisnya.Dan seolah tak ingat dengan planningnya,Donna membentak-bentak Farrel kesetanan.”Dasar cowok jeleeek…!!Jahat pula!!!”Donna kembali mendekatkan kepalanya ke-meja dan kemudian kembali terlelap.”eh…Kamu itu cewek jelek!!!banguuun!!Kamu kira hotel berbintang apa,tidur kayak orang ga’ bernyawa!!!”Donna menatap sinis cowok sinis itu dengan tatapan pembunuh.”Kamu bilang Saya apa?”Tanya Donna bak penyidang.”Jelek!Kamu juga manggil Saya jelek!!!”jawab Farrel membela diri.Donna diam saja dan kembali melanjutkan tidurnya karena matanya yang sudah tak tahan kantuk itu tidak bisa kompromi lagi.Sifat Farrelpun yang kekanak-kanakanpun langsung keluar,”eeeh,…koq tidur lagi!!banguuunn!!!ular,apa?Tidur ga’ kelar-kelar!”Donna kembali menatap Farrel sinis..Iapun beranjak memindahkan tasnya tentu saja dengan membawa serta tubuhnya menuju bangku tengah dekat jendela.Itu anak mungkin sudah lupa dengan planning mendekati anak dingin yang hari ini tingkahnya malah seperti anak kecil itu.Mungkin yang tahu sifat kekanakan dibalik sikap dingin Farrel hanya Donna seorang.
Ketika bangun,tentunya pada saat kelas tidak memungkinkan Donna untuk kembali tidur,Donna baru sadar bahwa Dia telah menghancurkan planningnya sendiri.Donna menjadi seperti orang kesetanan.Aargh…setidaknya,khusus untuk hari ini Dia tidak lagi duduk didepan guru-guru.

Planning satu mungkin gagal dengan total.Tetapi,Donna tak patah arang mendekati Farrel,berharap planning kedua akan sukses.Donna berangkat sekolah memang tak sepagi kemarin,tetapi setidaknya keberangkatannya tidak sesiang biasanya.Alhamdullilah,masih ada dua bangku kosong yang belum ditempati,bangku yang letaknya pas depan guru,dan bangku belakang yang kemarin diduduki Donna hanya dalam selang waktu beberapa menit.Tentu saja Donna lebih memilih duduk dibangku belakang yang rasa-rasanya lebih aman.Meskipun Dia tidak kembali pada misi pertamanya yaitu mengincar bangku belakang agar dapat duduk setidaknya hanya dalam beberapa jengkal dengan Farrel yang sayangnya gagal dapat direfisi hari ini.Donna meletakkan tas dibangku barunya.Entah mengapa,seminggu terakhir ini Donna jadi sering mengantuk,Dan entah untuk kesekian kalinya Donna kembali menguap,kantuknya tak terbantahkan lagi,Ia kembali tidur dibangku tersebut tanpa memedulikan teman-teman sekelas yang ribut-ribut ayam mengerjakan PR.Farrel yang duduknya disebelah Donna menatap Donna terheran-heran.’Ni anak memang sespesies sama ular atau ular yang sespesies Dia?’
Jam pelajaran pertama dimulai.Yang dimaksud jam pelajaran pertama itu tepatnya adalah pelajaran Bahasa Inggris,pelajaran yang paling disukai Donna.Katanya sich Bahasa Inggris itu penting bagi bakal artis untuk menunjang karier Go International-nya!Makanya,dipelajaran ini,Donna perhatiannya bukan mainan.Duduk sikap sempurna tidak seperti biasa yang duduknya sikap bongkok dan kadang-kadang kalau memang lagi parah-parahnya,cewek ini malah sampai ketiduran.Tidak hanya duduk saja yang sikapnya sempurna,tangannya yang memegang bolpoinpun selalu dalam keadaan siap tempur,maksudnya selalu siap mencatat hal-hal dari yang agak penting sampai hal-hal penting dan kadang-kadang sama sekali tidak penting!.Bisa diumpamakan,keadaan Donna saat ini tak jauh berbanding dengan carik desa…Setiap kali Pak Guru Bahasa Inggris tersebut bertanya dengan tentu saja bahasa Inggris,selalu saja Donna menjawab dengan Bahasa Inggris yang sebenarnya agak kacau.Meskipun begitu,setiap Guru tentu saja senang jika salah satu muridnya selalu aktif dalam kelasnya.Maka dari itu,Pak Guru paling senang dengan Donna yang memang paling semangat belajar dibandingkan anak-anak lainnya.”Bagus,Maradonna!Moga-moga impian Kamu jadi artis kesampean!!!”puji Pak Guru.Aduh,sebegitu terobsesinya Donna,sampai-sampai Guru-pun tahu.”Maradonna!!!”gumam Farrel sambil menatap Donna.Tentu saja hal ini membuat keki Donna yang memang tidak suka jika ada orang memanggil namanya dengan sebegitu lengkapnya.”Kamu Maradonna?”Tanya Farrel kalem.”iya,kenapa?”jawab Donna ketus.”Namanya Maradonna koq mau jadi artis!!!Jelas-jelas nama jiplakan begitu,gimana mau ngenalinnya!Susah komersilnya,tau!Tau ga’ sich Kamu,artis sukses itu udah bisa ketebak dari namanya!”Farrel berkata dengan entengnya.Seketika semangat Donna menjadi artis lenyap entah kemana.Bagaimana tidak?Yang mengatakan saja anaknya pencari bakat yang handal.Donna terdiam dalam lamunan.Farrel hanya terdiam dengan wajah innocent seperti tidak terjadi apa-apa.”Tau darimana?”Tanya Donna masih dengan nada ketus,entah darimana semangatnya kembali.”Ya tau saja,memangnya sekedar tau ga’ boleh!”Farrel menjawab dengan anteng sembari menopang dagunya dengan tangan kanannya.”Tapi,kalau Kamu ga’ percaya boleh saja,koq!Mungkin Kamu bisa mematahkan prinsip Saya bahwa sukses bisa terlihat dari nama!”Donna menahan airmatanya yang hampir turun.”Oke…Saya akan buktikan ke Kamu kalau pendapat Kamu salah!”
Sejak saat itulah harapan gadis itu untuk menjadi artis lewat tangan Farrel hancur seketika.Sekarang,tidak ada lagi planning yang memberatkan,tidak ada lagi bangun pagi lebih pagi dari ayam,dan suasana sepi dikelas!Tapi,bukan berarti obsesi menjadi selebriti lantas hilang seketika.Donna malah makin terobsesi menjadi selebriti,apalagi setelah siangkuh Farrel itu menantangnya.Lalu bagaimana?Andalan Farrel udah enggak mungkin.Siapa yang siap membantu gadis ini?
SELEB??AAARGH???!!!
Tahukah Kamu,jika untuk menjadi artis perlu bekal nyali tinggi?Pasti enggak tahu.Bukan artis,sich?Enggak kayak Saya yang sudah sering bolak-balik masuk TV sebagai bintang iklan.Iklan yang disukai orang maupun iklan yang kelasnya ecek-ecek.Loch?Enggak percaya,ya?Yaah…belum liat iklan XL sich!!!Saya kan biasa bolak-balik diiklan XL.Kalau begitu,kasihaaan dong manusia,liat artis aja belum!!!Hahahahaha…Tapi,sekarang,yang Kita bahas bukan iklan XL yang kebanyakan monyetnya itu.Tetapi Kita akan membicarakan ‘hidup yang penuh perjuangan’-nya Donna yang bermimpi-mimpi menjajakan kakinya kedalam dunia selebriti yang kata-katanya gemerlap tersebut.Seperti tersebut diatas,untuk menjadi artis itu memang butuh nyali super besar dan super kuat.Karena,kalau-kalau nyali ciut enggak kalah ciut dari ikan teri,bisa-bisa bukan dunia artis yang kita ‘cicip’,malah stress dadakan dari segala faktor.Mungkin Kalian enggak mengetahuinya.Donna juga enggak tahu.Tapi itu dulu.Sekarang,mungkin karena dia telah pintar,dia sudah paham kalau jadi artis memang bukan kelasnya’menye-menye’.’Hidup perlu perjuangan’.Dan semua yang ada dihidup memang perlu perjuangan.Karena hidup memang perjuangan.Maka dari itu Kita perlu berjuang demi hidup.Nah,bagi Donna,salah satu hidupnya adalah menjadi artis.Oleh karena itu,untuk menjalani hidupnya yaitu sebagai artis Donnapun enggak kalah kerasnya berjuangnya dari pejuang jaman dahulu.Meskipun kelas berjuangnya emang enggak sekelasnya perjuang tempo sebelum empatlima.Dari perjuangan yang dilalu Donna itulah,seenggaknya Dia belajar pelbagai hal.Salah satunya,untuk punya cita-cita tinggi saja Kita enggak boleh main-main.Kalau enggak,ya gini nich.Mau jadi artis aja maju mundur.Entah kapan majunya.Eehh…salah-salah,bisa-bisa majunya satu langkah mundurnya lima langkah.Seperti itulah Donna.Begini nich kisahnya…
Saat itu,ibarat semut antri dana BLT,beberapa orang dari lapisan masyarakat,mau kaya,mau enggak kaya,mau tinggi,mau jelek,semuanya nimbrung jadi satu disatu gedung yang besarnya membuat orang-orang didalamnya ini seolah enggak kalah kecil dari kuman.Karena,gedhenya ini gedung,istana presiden aja kalah!!Tapi,mau dikata kuman kek,dibilang tengu ya silahkan,orang-orang itu enggak ada yang mau memisahkan diri dari barisan seolah sudah nempel kayak perangko dengan lantai tempat mereka berpijak.Mau dilepas,tapi nyawanya masih aja nempel ditempatnya.Jadi,mendingan berdiri berdesakan dengan orang-orang yang kayaknya sama sekali enggak kenal mereka dan mereka enggak kenal siapa mereka.Semuanya sibuk dengan urusan sendiri.Tapi,entah ada apa gerangan?!Dari sekian banyaknya orang membaur digedung ini,enggak ada satupun dari mereka yang jelek.Ini membuat Indonesia seolah-olah enggak punya orang jelek.Wakakak….Semua orang yang ada disana enggak kalah cantiknya dengan orang-orang yang ada di manga Jepang.Rambutnya panjang-panjang,ada yang pendek,tapi itupun hanya berapa.Badannya pada slim-slim semua.Enggak ada yang sekelas Pretty Asmara.Jangankan Pretty Asmara,yang gedhenya sekelas Okie Lukman nihil.Waah,makin bangga dech tuh Indonesia,wanita cantiknya banyaknya enggak kalah seabreknya dibanding duit korupsinya.Hahahaa…Dari sekian banyaknya gadis cantik yang nimbrung disana,dibarisan sekian dari barisan kesekian juga,Kita bisa mengenal siapa gadis yang enggak kalah cantiknya dari kelas lainnya.Dia adalah Donna!Lihat kondisi Donna saat itu,mungkin bisa saja Kita membayangkan,mungkin gadis ini habis kejar-kejaran di gurun Sahara.Keringatnya itu sudah mirip gerimis sesorean penuh.Bacinnya belum lagi…Oooek…Untung saja Donna enggak ndeso banget dengan menggunakan minyak wangi kebanyakan sehingga ketika badan keringatnya berlebihan,bau yang tadinya terlalu semerbak,sekarang menjadi terlalu baciiiin!!!Mungkin diantara sekian,ada juga orang yang seperti itu.Buktinya,wangi pagi yang bagai taman bunga,sekarang bagai TPA bantar gebang.Ooeekh…
Entah sudah berapa jam Donna berdiri ditempat ini.Berapapun lamanya Donna berdiri disana,yang jelas Donna merasa MURI perlu menghadiahi Dia sebuah piagam sebagai wanita terkuat karena...
Dia enggak nyadar kali,sebenarnya,sejak pertama Dia dikeluarkan Ibunya secara susah payah dari rahim Dia itu sebenarnya sudah menjadi superwoman.Semua wanitapun begitu.Alicia Keys saja bilang begitu.’Yes,I Am Superwoman’.Tuch kan.Setelah menunggu waktu yang enggak bisa dibilang singkat itu,akhirnya masa audisi bagi Donna-pun berlangsung.
FILM BAGUS YANG JELEEEEK!!!
Dimajalah manapun,dikoran manapun,diacara televisi apapun,film pilihan Donna memang juara.Kritikus film macam manapun belum ada tuch yang bilang kalau “this is a bad movie was I watch!”.Bukankah kalimat itu memang paling enggak disukai penulis cerita manapun.Mau penulis skenario yang belum mahir maupun yang tingkatnya sabuk hitam sekalian.Pasti ogah kalau ceritanya dibilang’bad’.Seenggaknya berapa kritikus sudah memuji film pertama yang difugarani Donna dan seenggaknya bisa membuat sutradara sampai astrada-astradanya bangga terlebih pemilik ceritanya.Meskpun tittlenya masih FIGURAN,semestinya Donna berbangga dong.Artinya sebagai bakal artis,Dia sudah dapat membuktikan bahwa Dia enggak main memilih film.Tapi,entah ada apa kenapa?Gadisnya yang semestinya bangga ini malah meratapi film kebanggaan bersama itu dengan wajah yang enggak karuan.
“filmmu bagus,ya!”puji Farrel suatu waktu,Donna menanggapi dengan tersipu malu.”filmnya memang bagus,tapi peranmu koq enggak sebagus filmnya,ya?!”entah sakit hatikah atau kenapa,Donna meninggalkan Farrel tanpa basa-basi lagi,dan tentunya dengan airmata yang perlahan turun.Disha yang kebetulan berada didekat Donna kemudian menyusul,”sudahlah,Don!Farrel kan emang begitu…!!”Disha berusaha membesarkan hati kawannya itu.Namun Donna belum juga meredakan tangisnya yang entah berapa dalamnya itu.Disha menghela nafasnya kemudian berbicara perlahan”peran kamu memang enggak bagus!!”ucap Disha sedikit bergetar,namun dengan segera Ia menyambungnya”tapi,enggak semua bintang berasal dari hal yang bagus,enggak semua orang terpenting berasal dari hal penting!Dan,yang jelek kan peranmu,bukan aktingmu!”Donna menatap Disha ragu.Dan…kemudian pelukan hangat menjalin mereka berdua.
Kamu tahu kalau Donna sebenarnya belum tenang?Hatinya yang kacau tidak secepat itu menjadi adem.Dan Disha tahu itu.Sebagai teman Disha pun tahu sebenarnya usahanya tidak akan berhasil.Namun,setidaknya,dari berapa persen harapannya,Disha setidaknya dapat mendinginkan kepanasan dihati Donna.Seperti pagi yang hujan ini,galau dihati Donna memang tak dapat diukur.Namun,sebagai teman Disha tahu kalau kondisi Donna tidak dalam keadaan baik-baik saja.”Pagiii…Don!”sapa Disha dengan akrab.”Pagi!”Donna menjawab singkat.”Aah…hujan ini!Kadang salah kadang bener waktu datangnya!”keluh Disha sembari menatap barisan hujan yang turun lewat kaca jendela,Donna tetap termangu sambil memperhatikan wajah kawan sebangkunya yang masih imut-imut itu.”Kalau aja musim sedang kemarau,mau hujan cuman setetes aja gunanya minta ampun!Kita sich,jarang merhatiin hal yang kecil!Kadang yang kecil dianggap enggak berguna,padahal kalau Kita pikir-pikir,kadang yang kecil gunanya lebih besar dari yang gedhe!Iyaa kan,Don?!”Donna hanya tersenyum-tersenyum mendengar filosofi temannya yang sebenarnya punya mau itu.Tentunya,maunya itu adalah membesarkan hati teman yang sedang kerut itu..”Iyaaa….iyaaa….Dish!!”Merekapun saling mengulum senyum.Namun,berapa lam berselang dari ketika mereka saling mengulum senyum,kemudian sebuah kartu nama melayang kemeja mereka.Tentunya kartu itu melayang bukan tanpa tujuan,bukan juga karena kebetulan.Tapi,tentu karena ada pilotnya yang ternyata adalah seorang laki-laki yang mengecilkan hati Donna.”hah…dasar mental cumi-cumi!!Dibilangin gitu aja langsung kecil!”Farrel duduk didepan Donna tanpa menatap langsung Donna.”apaan nich?”Donna tak langsung menyambar kartu nama dimejanya,melainkan terlebih dahulu disimaknya kartu tersebut dengan seksama.”Ayah mau ketemu Kamu!!”Donna tersenyum jahil.”hahaha…beneran?!Katanya,dari namaku aku enggak bisa jadi artis???!”Donna tersenyum bangga.Farrel langsung mengubah posisinya menghadap Donna”Aah…itu sich bodohnya ayahku aja!artis kecil kayak kamu aja diperhatiin!!!”jawab Farrel menggebu..”keciiil???bukannya Christine Hakim jadi artis besarpun,pernah kecil juuga???”ledek Donna.Semakin banggalah Dia,apalagi Farrel sepertinya sudah kalah kata-kata.Eeh…ternyata enggak juga…”seenggaknya Christine Hakim namanya bukan Maradonna!!!Hahahaha!!Weee…”ledek Farrel seraya berlalu.
BADUUT???
Sebenarnya,peran apa sich yang dijalani Donna difilm perdananya??Aduuh….ternyata memang enggak salah-salah amat kalau Farrel sampai ketawa dengan perannya Donna.Karena memang perannya ini sedikit malu-malui,sebenarnya benar-benar memalukan sich.Bagaimana tidak?Donna itu berperan menjadi badut!!!Aduuh!!Percuma saja cantiknya,toh cantiknya enggak kelihatan!Yaaah!Seenggaknya merangkak memang dari bawah.
FILM BARUU!!!
“BODOH…YA?”Tanya Farrel dengan jengkel.”Apa sich?”jawab Donna enggak kalah jengkelnya.”Apa lagi?Jelas-jelas sudah diberi kesempatan bagus begitu..eeh…malah menghindar!”bentak Farrel saking geramnya.”Loch,itu kan pilihan,terserah Saya mau dateng apa enggak!Koq kamu yang sewot sich,lagian Kamu engga suka kan Saya jadi artis?!!DASAR BODOH!!!”Donna balik membentak Farrel yang senewen.”Itu aja dipikirin!Niat enggak sich jadi artis!Saya kan cuman asal ngomong!!Ngapain Saya ngrecokin mimpi orang!!”Donna terdiam mendengar kalimat Farrel yang memang tidak dinyana-nyana itu.Dengan lesu kemudian Donna berkata”sekarang Kamu sudah ngrecokin mimpi Saya!”.Farrelpun tak kalah diamnya mendengar ucapan Donna.”Maaf,tapi Saya sudah terlanjur masuk kemasalah Kamu!”Farrel berkata dengan begitu datar.”Aku rasa mimpiku enggak bermasalah!”Donna berusaha menutup debata yang sepertinya tidak didukung oleh pihak lawan.”Aku yang buat masalah itu!!”Donna kemudian meninggalkan Farrel dengan sejuta rasanya.Antara kasihan,sedih,enggak enak,dan lainnya.Tapi,apa yang terjadi terjadilah.Disha yang hanya nonton sejak pertunjukan mulai hingga selesai sekarangpun hanya bisa diam dan serba salah saja posisinya.Pilih enak tetap saja enggak enak.Salaaah saja…
Waktu kewaktu seperti berlari,sampai-sampai setiap hari seperti berlalu tanpa ada kejadian.Mungkin karena kejadian yang terjadi memang tak begitu penting.Tapi setiap menit yang berlalu kalau Kita perhatikan baik-baik sebenarnya tidak ada yang tidak penting.Sebulan telah berlalu semenjak Donna memutuskan untuk tidak lagi ‘kejar-kejaran’ dengan mimpinya menjadi artis.Bukan berarti Donna telah memiliki mimpi baru yang tak kalah tingginya.Donna pikir hari berlalu memang sudah dalam jalannya,tidak usah direcoki lagi,ujung-ujungnya bakalan ketemu juga takdir dengan Dia.Aah…entah mau setuju atau tidak.Namun,pemikiran yang begitu ternyata tidak begitu sejalan dengan pemikiran Farrel yang enggak jelas alirannya.”film bagus!!”Farrel menyodorkan setumpuk kertas yang ternyata berisi karangan yang isinya FADE IN,FADE OUT,CUT TO,FLASHBACK ,dan lainnya.Donna menghela nafasnya,entah itu karena malas,putus asa atau apa.”baca dulu!lihat ini!”Farrel menunjukkan abjad-abjad yang ditulis dalam font Times New Roman Font Size 20 yang bertulis “Best Seller”.”Hmm…yang dulu juga best seller!”komentar Donna dengan ketus.”jangan kaitkan dengan yang dulu!Mau maju lihat masa depan,jangan berpatokan sama masa lalu!”Donnapun terpaksa tak terpaksa menerima jilidan tebal itu.Cukup dech buat tambah-tambah berat tas!
Malam itu,bukan bulan sabit maupun bulan purnama yang bersinar.Bukan pula bulan Januari,Februari maupun Maret yang memang tidak diperuntukkan untuk bersinar.Malam itu tanpa bulan.Didalam kamarnya yang tidak begitu gelap namun juga tidak begitu terang,Donna terdiam menyimak jilidan tebal yang baru saja diterimanya dari mahluk yang aneh baginya.Siapa lagi kalau bukan Farrel yang memang segala yang ada didirinya mengundang tanda tanya yang sifatnya misterius bagi siapapun yang pernah dekat dengannya.Mungkin kemisteriusan Farrel ini enggak jauh bedanya dari kemisteriusan pembunuhan Munir.Melihat jilidan yang tebalnya memang enggak lebih tebal dari kamus bahasa Indonesia,tapi enggak kalah tebal dari buku pelajaran terbitan Cempaka Putih itu saja sudah membuat Donna ogah.Apalagi untuk membacanya.Alhasil,jilidan itu sama sekali tak dijamah gadis cantik yang mengidolakan Saya ini.Jangankan dijamah,dibelai saja tidak.Enggak salah kalau jilidan itu Kita sebut “Jablay”.Namun,melihat jilidan itu terbujur kaku begitu saja diatas mejanya membuat Donna merasa prihatin dengan jilidan yang enggak punya salah apa-apa itu selain tebalnya yang emang agak salah bagi Donna yang malas membaca enggak seperti Saya yang enggak terlalu hobi membaca.Akhirnya,dengan terpaksa akhirnya Donna membelai juga jilidan tebal yang sebenarnya ogah dibelainya tersebut dan kemudian membaca barisan-barisan kata yang hampir penuh dengan istilah kamera seperti Fade in,Fade Out.Semua istilah itu enggak Saya mengerti maksudnya.Karena Saya memang enggak punya ilmu kamera maupun film.Namun,istilah ini pasti dimengerti oleh Donna yang sudah pernah mengakrabi dunia ini.
Donna melempar jilidan tebal tersebut tepat dimeja Farrel.Dan Farrelpun menatap Donna bagai melihat malaikat dengan wajah begitu penuh dengan harapan.Harapan seperti apa yang digantung lelaki ini terhadap gadis yang wajahnya mirip Jullie Estelle dan juga mirip Saya ini?Donna menghela nafas membuat harapan Farrel semakin panas.”O.K!”Donna menganggukan kepalanya keatas dan kebawah tanpa kesamping.Disha yang sedari tadi hanya dapat ‘nguping’ seengaknya ikut bahagia.Tinggal menunggu waktunya Dia diajak barengan ikut casting,Mungkin saja tiba-tiba Dia juga ditawari main film,Hahahaa….
Benar saja,didalam casting kali ini,Disha enggak absen disamping Donna.Ia ikut menunggu tahap audisi yang sudah berlangsung sambil mencuri pandang kearah antero ruangan.Dipojok ruangan terdapat seorang yang entah gadis atau bukan yang rambutnya didasari warna cokelat muda seperti warna mata kucing.Disamping orang yang enggak jelas jenis kelaminnya itu terdapat seorang gadis yang pakaiannya serba minim dan rambutnya berwarna meriah seperti harajuku.Semua orang yang disini dandannya terlalu over dan aneh-aneh.Mungkin bisa dibilang Donnalah yang paling normal disini.Karena enggak ada yang berlebihan dalam dandanan cewek ini.Jangankan Blush On yang mengulas pipinya sehingga berwarna tersipu.Pakai bedak saja enggak.
Setelah berapa jam harus menunggu,akhirnya terpanggil juga nama teman kita yang enggak disukai teman kita tersebut.”Maradonna!”panggil seseorang yang enggak dikenal yang badannya enggak lebih tinggi dari Donna bahkan cenderung kecil.Seberapa cemasnya Donna ketika namanya dikumandangkan?Aaah…seenggaknya tidak seperti kali pertam casting dulu.Cemas itu enggak enak.Makanya,Donna enggak suka sama apa itu yang disebut cemas.Ketika namanya dipanggil,enggak kurang dari separuh para peserta audisi terkikik mendengar nama yang sebenarnya enggak konyol tapi cukup buat menurunkan gengsi,”Siapa?Maradonna?Nama aja ngejiplak gitu,mimpi loe jadi artis!!!”cibir seseorang yang tentunya hanya dalam hati.Orang yang typenya kayak gini nich yang sudah sepatutnya pension dari dunia artis.Masyarakat enggak butuh orang yang ngerasa begitu tingginya untuk menghibur mereka.Toh,cuman dengan tersenyumpun mereka sudah terhibur.Namun ini enggak sebanding dengan gadis yang berpakaian serba minim tadi.Dengan gaya selangit Ia tertawa menertawakan nama tersebut dengan begitu lepasnya.Dasar edan.
Akhirnya,masuk juga Donna kedalam ruangan yang tak begitu luas yang berisi punggawa-punggawa yang tugasnya menilai para peserta..Punggawa tersebut antara lain Banung Bramantyo selaku sutradara yang gampangnya dipanggil BB sesuai inisialnya.Kedua adalah Andrea Melata yang berprofesi sebagai penulis yang perannya dalam bangku pengaudisi tak kalah pentingnya dari mas BB.Terakhir adalah Bams Punjabi yang sebenarnya tak lain tak bukan adalah seorang Ayah dari seorang anak bernama Farrel yang sedikit berketurunan Punjabi itu.Didalam tahap audisi itu,sekurangnya Donna berperan menjadi lima karakter.Dimana karakter-karakter ini telah dirancang sang juri untuk mencari orang dengan karakter yang mereka cari.Dan mungkjnkah Donna yang ternyata mereka cari.
Dua minggu telah berlalu dari waktu Donna mengikuti audisi.Donna tinggal menunggu telpon berbunyi dan mulai membahas sebuah perjanjian pertemuan.Namun,satu jam,dua jam dan tiga jam telah berlalu dari waktu yang dijanjikan para juri untuk menelpon satu persatu orang yang akan sangat beruntung menerima peran film penting tersebut.Harapan yang digantung setinggi pohon jengkol oleh Donna perlahan menurun.Sama sekali tak ada tanda-tanda telepon perjanjian akan berbunyi.Donnapun telah berada dipuncak keputus asaannya.’Kriiing…..”telepon berbunyi,dan membangun harapan-harapan dihati Donna.Disha dan Farrel yang tak ingin absen dari peritiwa penting yang akan terjadi hari ini duduk tegang begitu Donna mengangkat telepon seraya berkata”Hallo?!”…..Kembali,harapan yang baru saja dibangun Donna seketika roboh kembali begitu penelpon berkata”salah sambung”.Donna menjadi begitu putus asa.”aah…sudahlah…!!!sudah enggak ada harapan lagi!!!”Donna beranjak meninggalkan ruang tamu dimana telepon yang diharapkan kembali berbunyi diletakkan.”hey…hey!!”panggil Farrel miris.”ya sudah,Aku konfirm ke Ayah!”Farrel bergegas mengaktifkan HP slidernya sebelum akhirnya Donna berkata”jangan!!kalau percaya akan berhasil,tunggu!!tapi…huh…sudahlah,tanda-tandanya sudah enggak ada,percuma ngabisin waktu buat menatap telpon melulu!ada waktu yang lebih berharga dari ini”Donna beranjak hengkang dari ruang tersebut.Hingga akhirnya “kriiing….!!!”sekarang,Donna tak ingin kembali terlalu berharap.Diangkatnya telepon dengan suara yang cenderung pesimis.Dan…detik ke detik berlalu.Donna meneteskan airmatanya yang tidak ingin terlampau lama berada dipelupuk matanya.Farrel dan Disha menyaksikan dengan tatapan cemas.Hingga akhirnya,telepon ditutup oleh Donna.Dan….
Donna tak dapat berakting baik kali ini,Ia tidak dapat berpura-pura tidak senang ketika Ia dinyatakan….BERHASIL!!!
“aa…a…aku…peran utama~~~!!!”Disha langsung memeluk Donna tanpa basa-basi.Selesailah cita-cita yang terlalu tinggi itu didalam penghujung kisah kali ini.
~~~~SELESAI~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar