Custom Search

Kamis, 05 Februari 2009

UCAPAN TERAKHIR Oleh Kartika X3

UCAPAN TERAKHIR
Dinda, adalah nama seorang gadis yang berumur 16 tahun, berparas cantik, pintar, pandai bergaul, riang, dan sopan. Teman-temannya sangat iri terhadap Dinda, ia banyak dipuja oleh benyak lelaki, tetapi ia malah menjauhi kaum pria disekolah, mungkin ia trauma dengan kejadian 5 tahun yang lalu yang telah merenggut nyawa kakak kesayangannya.
Dinda bersekolah di SMA Nusa Bhakti bersama dengan saudara sepupunya yaitu Diandra, Dhani, dan Dikky dan secara tidak sengaja mereka menempati kelas yang sama. Dinda adalah anak perempuan satu-satunya di kelurganya, karena itu Dinda mendapatkan perhatian lebih dari keluarganya. Tetapi ia tidak bersikap manja malah ia menjadi tempat curhat bagi saudara-saudaranya, ia juga sangat mandiri dan tidak tergantung pada orang tua.
Diandra, Dhani, dan Dikky merupakan cowok terpopuler disekolahnya. “ Betapa beruntungnya Dinda, memiliki saudara yang populer, cakep lagi,,” Kata Tanti. “Iya bener banget tuh,,, aku mau deh jadi kaya Dinda…” Kata Ruri menyambung perkataan Tanti. Teman perempuan sekelas Dinda sangat iri dengan kehidupan Dinda yang menurut mereka sangat beruntung.
Clara merupakan teman tedekat dan terbaik Dinda, setiap kali ia curhat tentang masalah pribadi pasti selalu kepada Clara.
Dinda : “Clar,, kenapa sich mereka kok mandang aku kayak gitu, emang aku salah apaan???”( Dinda sambil melirik keteman-temannya )
Clara : ”Din, tau ga mereka abis ngomong apaan tentang kamu???”.
Dinda : “Loch kok malah tanya aku,,, mana mungkin aku tau Clar???”.
Clara : “mereka tuh, iri sama hidupmu, kepribadianmu, wajahmu.. Pokoknya semua yang dimiliki sama kamu, kayaknya tuh,, hidup kamu beruntung banget ya Din…”
Dinda : “Ooo… jadi gitu to,, sebenernya.. kalo dipikir-pikir emang iya ya Clar,, tapi kenapa aku gak mensyukuri dengan keadaan yang seperti ini??? Padahal banyak banget yang mau seperti aku.. Kamu iri gak sama aku???”.
Clara : Y.. Siapa sich yang gak iri sama kamu… Aku emang dulu pernah iri sama kamu, tapi…setelah ndenger cerita kamu….. Y aku jadi sadar kalo sesusah apapun hidup harus kita jalani dengan seikhlas mungkin, jangan sampai kita terbebani dengan hidup ini.
Dinda : Iya,, betul banget tuch…
Akhirnya bel pulang sekolahpun berbunyi, Dinda menunggu didepan gerbang sekolahnya. Ia menunggu Dikky pulang karena Dikky sudah janji akan menemani Dinda pergi ke makam almarhum kakaknya. Ia menunggu hampir 1 jam, akhirnya Dinda tidak betah lagi menunggunya berlarut-larut, kemudian ia pergi sendiri dengan taksi. Dindapun sangat kesal, mengapa sikap Dikky seperti ini??? Dinda mengunjungi makam kakaknya sudah biasa, setiap bulan sekali, selama itu hubungan mereka biasa saja, tak ada yang berubah, baru kali ini mungkin yang sedikit berubah… Ya, aku tau memang aku tak punya hak besar untuk Dikky,, harusnya pacarnyalah yang berhak, jadi kenapa aku marah??? Tapi ga papa kan, kalo aku minta tolong 1 kali ini aja… “ Ucap Dinda”. Sesampainya Dinda di makam kakaknya, Dinda langsung menceritakan isi hatinya yang sedang gundah. Walaupun kakaknya sudah tiada, ia akan lebih lega jika sudah cerita semua isi hatinya kepadanya, karena hal itu sudah terbiasa saat kakaknya masih hidup dulu. Sudah 2 jam Dinda dimakam kakaknya, hari pun semakin sore. Akhirnya pun Dinda bergegas pulang, setelah berbalik badan tiba-tiba Dikky sudah ada dibelakangnya, Dinda saat itu tersentak kaget… Uhhh, Dikky bikin aku kaget aja…’” ucap Dinda” . Dikky langsung meminta maaf kepada Dinda, karena tadi udah menelantarkan Dinda sendirian tanpa pamit atau meninggalkan pesan.
“Din, maaf y… aku ga berusaha ninggalin kamu, tapi tuh pacarku minta dianterin pulang, jadi aku anterin aja dia pulang,, sekali lagi maaf ya Din…”
Kata Dikky. “ Aku ga marah kok sama kamu.. aku sadar kalo aku ini cuma saudaramu bukan pacarmu jadi ga pantes kan kalo aku maksa kamu buat nemenin aku… tapi aku cuma kecewa sama kamu, kenapa kalo kamu ninggalin aku tuh ga bilang ato ninggalin pesen ke aku jadi kan aku tau kalo kamu bakalan pergi… apa aku salah ke kamu cuma minta tolong 1 kali aja sama kamu, padahal kamu kan udah janji sama kakakku dulu.. tapi aku sadar emang ga semuanya kamu bisa lakuin buat aku.. tapi se enggaknya kamu bisa memakluminyalah karena aku tuh kesini 1 bulan sekali, itupun sering kan kita lakuin malahan biasanya rame-rame bareng Diandra sama Dhani kebetulan aja mereka ada urusan jadi ga bias bareng kan??? Aku cuma kecewa sama kamu itu doank kok.. mana janjimu dulu sama kakakku?? “ Jawab Dinda sambil mengeluarkan air mata”. Dinda pun langsung pergi, setelang mengucapkan kata-kata itu. Suasana disana yang sedang hujan deras tak dipedulikan oleh Dinda.
Keesokkan harinya Dindapun jatuh sakit karena Kemaren sore Dinda hujan – hujanan dengan keadaan Dinda yang sedang kesal. Hampir 1 minggu Dinda tidak masuk kelas. Padahal sebentar lagi ujian semester 1 dimulai, Dinda belum sempat memikirkan hal itu, karena selama ini banyak masalah pribadi yang sedang dihadapinya. Tepatnya hari Senin Dinda sudah mulai masuk sekaolah, ia harus serius belajar karena 1 mingu lagi ulangan semester, karena ia sudah ketinggalan jauh dibandingkan dengan teman-temannya. Dinda akan berusa menjadi juara umum pada semester ini, karena semester kemarin Clara yang mendapatkan juara umum tersebut sedangkan Dinda mendapatkan peringkat ke 2. Semesteranpun di mulai saatnya Dinda dan Clara, kedua sahabat itu bersaing secara sehat untuk mendapatkan gelar juara umum.
Saatnya menerima hasil, apakah Dinda atau Clara lah yang menjadi juara umum. Ternyata Clara harus merelakan juara umum yang telah ia dapat pada semester lalu kepada Dinda, karena semester ini Dinda lah yang menjadi juara umum. Akhirnya Clara pun memberi ucapan selamat kepada Dinda “ selamat ya Din, karena kamu dapat berhasil menjadi juara umum, yang telah aku dapatkan pada semester lalu, tapi berkat usaha keras kamu akhirnya kamu berhasil juaga!!” Ucap Clara. Dinda pun menyambung “makasih ya Clar, inspirasiku adalah kakakku tersayang karena semenjak ia duduk di bangku SMP ia selalu menjadi juara umum, jadi kenapa aku tak bisa seperti dia?? akhirnya aku dapat membuktikannya.
Liburan semester telah dimulai, ia mendapat cerita liburan dari Clara yang sangat mengasyikan sementara dia hanya berdiam diri dirumah saja. Ya...ya aku hanya bisa terdiam di rumah merenungi nasibku yang seperti ini kenapa aku tidak bisa liburan bersama keluarga ataupun bersama temaku yang lain, aku sadar aku tak boleh pergi kemana-mana karena kondisiku sedang tidak fit. “ucap Dinda sambil melamun melihat keluar jendela. Ia juga sambil teringat kejadian 5 tahun yang lalu, yaitu kejadian dimana ia kehilangan kakak tersayang. Kejadian itu terjadi pada tanggal 1 januari, saat itu aku dan kakakku berulang tahun pada tanggal dan bulan yang sama yaitu pada tanggal 1 januari, malam itu aku sangat nanti-nantikan, bagaimana tidak malam itu adalah malam tahun baru sekaligus malam ulang tahunku… betapa senangnya aku menanti hari esok hari yang sangat membahagiakan bagi hidupku dan kakakku. Saat itu mas Doni berumur 17 tahun dan aku berumur 11 tahun, mas Doni adalah nama kakakku.
Kira – kira pukul 22.00 WIB aku menanti mas Doni pulang ke rumah, karena pada saat itu mas Doni menjenguk temannya di rumah sakit , aku tak sabar menanti mas Doni pulang. Aku menunggu hingga 2 jam tapi mas Doni tak kunjung datang. Akhirnya aku pun berniat menelpon mas Doni, tapi tiba –tiba ponsel ku bunyi dan itu adalah telpon dari mas Doni. Saat itu mas Doni tanpa basa – basi lagi memberi ucapan padakku “ Selamat ulang tahun adikku tersayang, mas hanya bisa ngucapin lewat telpon aja dek,, maafin mas y g bisa dateng…” ucap Dodi. Aku tertegun dengan perkataan yang baru aku dengar, rasanya mas Doni mau pergi jauh aja…. Selang beberapa menit setelah kakku telpon aku mendapat telpon dari pihak rumahsakit kalo kakakku telah tiada alias meninggal dunia, betapa terkejutnya aku waktu mendengar perkataan yang diucapkan dari pihak rumah sakit , seketika aku tersentak mendengar pernyataan itu, karena itu semua benar – benar seperti dalam mimpi. Tanda – tanda itu memang sudah ada, ketika aku ke kamar mas Doni dan ada tulisan di kertas yang bertulis “Tuhan…. panjangkanlah umurku hingga tahun baru esok tiba, izinkan aku mengucapkan ulangtahun kepada adik tersayangku, izinkan aku mengucapkannya ya Tuhan” Aku masih bingung dengan tulisan itu, tapi saat itu aku tidak berfikir apa – apa.
Itu semua adalah cerita Dinda 5 tahun yang lalu, yang dapat ia jadikan kenangan hanyalah puisi ini :
Raganya tlah hilang termakan oleh tanah tak bersahabat
Jiwanya tlah hilang,, bagai tak ada udara di Bumi ini
Kasih sayangnyalah yang dapat aku rasakan hingga sekarang
Dan hanya nama yang terukir indah di batu nisan kini yang dapat aku jumpai.
Ini adalah puisi yang Dinda buat untuk kakaknya, Dinda akan bergegas pergi ke makam kakaknya, karena hari ini adalah hari ulang tahun mereka, dan 5 tahun kepergian kakaknya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar