Custom Search

Jumat, 06 Februari 2009

"Di Balik Sebuah Kegelapan" Oleh saputra

"Di Balik Sebuah Kegelapan"



Di sebuah Sekolah Menengah Pertama di kota Bandung, ada seorang siswa yang duduk di kelas 7. Dia bernama Adi, Adi seorang siswa yang menyukai pelajaran Olahraga terutama sepakbola. Adi mempunyai seorang sahabat yang bernama Handi, Adi dan Handi kelas, mereka juga tinggal satu desa. Karena mereka sudah akrab dari kecil, dan mereka sering bermain sepakbola. Karena mereka sama-sama menyukai sepakbola, Adi dan Handi pun mengikuti ekstrakulikuler sepakbola di sekolahnya.

Di kelas 7 mereka mengikuti ekstrakulikuler sepakbola dengan rajin dan mengikutinya dengan penuh semangat, dengan harapan menjadi tim inti sepakbola disekolah tersebut. Panas terik matahari dan terjangan hujan tidak menghalangi niat Adi untuk berlatih sepak bola.

Ketika Adi naik ke kelas 8, dengan mendapat nilai yang cukup memuaskan, dan juga mendapat nilai A dalam ekstrakulikur sepakbola. Ternyata Adi dan Handi masuk dalam tim inti sepakbola di sekolahnya, barsama dengan teman-temannya yang lain. Adi pun semakin semangat dan rajin berlatih sepakbola di sekolah maupun di rumahnya. Adi mengharapkan, dia dapat berprestasi dalam bidang sepakbola dan dia ingin membuktikan kepada orang tuanya, yang kurang senang dan tidak mendukung Adi bila bermain sepakbola.

Dipertengahan kelas 8, tepatnya diawal semester II. Ada seorang siswa baru yang masuk ke sekolahnya, dia bernama Deni, dia adalah siswa yang pindah dari Jakarta. Kebetulan dia juga pintar bermain sepakbola, bahkan lebih lihai dibandingkan Adi. Deni juga masuk dalam tim inti sepakbola. Dia masuk tim inti bersama Adi dan Handi, dan Deni biasa bermain sepakbola sebagai playmaker.

Disuatu latihan pelatih memutuskan untuk seleksi 11 pemain inti dan 11 pemain cadangan. Dalam pemilihan posisi tersebut Adi, Handi, dan Deni memilih untuk menjadi playmaker. Posisi tersebut biasanya ditempati oleh Adi dan Handi, di setiap pertandingan yang dilakukan oleh kesebelasan di SMPnya tersebut. Padahal Deni juga berkeinginan untuk menjadi seorang playmaker dan Deni juga mempunyai cita-cita untuk menjadi playmaker sejati. Karena Deni dalam bermain sepakbola khususnya menjadi playmaker sangat lihai dibandingkan dengan Adi, maka pelatih memilih untuk memasangkan Handi dan Deni dalam beberapa pertandingan dan kompetisi yang akan datang.

Adi dalam beberaa pertandingan selalu duduk di bangku cadangan, ketika sekolahnya bertanding dengan sekolah lain. Beberapa saat setelah diadakan seleksi, diadakan kejuaraan sepakbola antar skolah dalam satu kabupaten. Pada setiap pertandingan dalam kompetisi tersebut pelatih selalu memainkan duet Handi dan Deni. Walaupun sesekali Adi dimainkan sebagai pemain pengganti dari Deni dalam suatu pertandingan.

Kesebelasan sekolahnya selalu menang dalam pertandingan tersebut, sampai akhirnya sekolahnya memenangkan kejuaraan tingkat kabupaten tersebut. Walaupun sekolahnya menjuarai kejuaraan tersebut, tetapi tidak semua pemain menjadi tim inti dalam kesebelasan kabupaten. Dalam seleksi pemain tim kabupaten hanya Handi dan deni yang menjadi wakil dari sekolahnya.

Adi sangat merasa kecewa dan memutuskan untuk tidak bermain sepakbola lagi. Walaupun keputusannya tidak didukung oleh Handi dan beberapa temannya yang lain. Dan temannya tersebut memberi nasehat agar Adi tetap bermain sepakbola, untuk menjadi pemain profesional.

Pada saat Adi lulus dari SMP, dia memutuskan untuk masuk ke SMA Negeri. Walaupun sebelumnya Adi dan Handi berniat untuk masuk dalam sekolah atlit di kotanya tersebut. Dalam SMA ternyata ada ekstrakulikuler sepakbola, karena dia meminta saran kepada Handi, dan Adi ingat pada nasihat Handi untuk tetap bermain sepakbola agar berkembang menjadi pemain profesional. Maka dia memutuskan untuk mengikuti ekstrakulikuler sepakbola di SMA nya tersebut. Karena dia sangat berambisi untuk menjadi pemain profesional, Adi mengikuti ekstrakulikuler sepakbola dengan serius dan giat. Dan dia berhasil meningkatkan performa dalam bermain sepakbola, dia juga bermain lebih bagus dari pada permainannya di SMP.

Selama mengikuti ekstrakulikuler sepakbola, Adi menemukan bakatnya yang terpendam, yaitu dengan bermain sepakbola. Adi juga masih sering berkomunikasi dengan Handi, dan Handi pun akan masuk tim sepakbola profesional di kabupatennya setelah lulus dari sekolah atlit tersebut. Karena Handi sangat bagus dalam bermain sepakbola dan cukup memikat hati pelatih klub profesional tersebut.

Adi pun semakin termotifasi untuk menjadi pemain profesional bersama dengn sahabatnya, Handi. Dan setelah lulus dari SMA, di kabupatennya tersebut diadakan seleksi pemain sepakbola untuk menjadi pemain dalam tim profesional, yang kebetulan tim tersebut sama dengan tim yang di bela Handi.

Adi bisa masuk dalam tim profesional tersebut dan dia kembali bermain dengan sahabatnya dari kecil, di sebuah tim besar dan tim tang pernah menjadi juara di Indonesia.

Dan akhirnya Adi pun hidup dengan penuh suka cita menjalani profesinya sebagai pemain sepakbola. Dan Adi pun sangat senang karena Adi dan Handi bermain sebagai pasangan dalam tim tersebut. Dan Adi mendapat gaji yang sangat besar tiap pekannya. Gaji pertamanya diberikan untuk kedua orangtuanya, walaupun keduaorangtuanya tidak mendukung Adi sebagai pemain sepakbola.

Setelah mendapatkan uang dari Adi, orangtuanya sadar dan orangtua Adi merasa bangga memiliki anak seperti Adi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar