Custom Search

Senin, 23 Februari 2009

Aku dan Penyakitku Oleh Meila X1

Ashapun membuka mata saat ia tersadar kalau hidupnya telah hancur. Hancur seperti hati yang ditinggal orang yang paling dia sayang. Betapa hancur hatinya saat ia tahu, kekasih Asha pergi untuk selamanya meninggalkan dia. Satu tahun yang lalu Asha bertemu dengan sosok lelaki yang Ia impikan. Iapun jatuh cinta pada pandangan pertama, yang saat itu dia baru mulai kuliah di Universitas Indonesia atau yang dikenal sebagai sebutan Kampus Biru.
“Asha, lihat itu ada cowok keren.” Cinta berkata.
Cinta merupakan sahabat Asha yang terbaik, mereka bersahabat dari SMA.
“Mana?”
“Itu lho!” Sambil menunjuk kearah lelaki yang dituju.
Ahsapun terpesona akan ketampanan lelaki itu, Iapun melamun.
“Hey, ngelamun saja ni kamu.”
“Eh.” Asha terkejut.
"Yuk.” Sambil menarik tangan Asha.
“Emangnya mau kemana?”
“Ke Hongkong, ya kenalan sama cowok itulah, masa ya ialah. Durian saja dibelah masa dibedong>”
“Aku malu ni Cin.”
“Malu kenapa?”
“Em…” Belum selesai Asha bicara, Cinta menarik tangan Asha. Merekapum telah sampai dimana lelaki itu sedang duduk.
“Hay, boleh kenalan nggak?” Tanya Cinta.
“Boleh.”
“Aku cinta, kenalin ini Asha, sahabatku.”
“Salam kenal, aku Rafi.” Sambil berjabat tangan dengan Cinta dan Asha.
“Aku boleh minta nomor handphone kamu nggak fi?”Tanya Asha.
“Boleh, ni 085268482781.Kamu?”
“085227858466”
Mereka berduapun pergi meninggalkan Rafi. Sejak kejadian itu, Asha dan Rafi sering smsan, telponan, jalan berdua, dan akhinyapun jaduan. Tanpa terasa enam bulan berlalu dengan sangat cepat masa indah Ashapun sudah habis. Asha seperti tesambar petir di siang hari. Rafi, laki – laki yang ia sayangi masuk rumah sakit. Penyakitnya pun tak bisa disembuhkan lagi karena ia sakit kanker otak stadium akhir.
@
“Hey.” CInta mengagetkan Asha yang sedang melamun.
“Udah sha, jangan diingat – ingat lagi, lupakan semuanya. Sekarang kamu pikirkan masa depanmu, kamu kan uda lama cuti kuliah.”
“Iya Cin, udah aku coba, tapi susah. Cinta, kalau soal kuliah kamu jangan khawatir ya. Besok aku mulai kuliah lagi.”
“Bagus dech.”
Semenjak Asha berkata kepada Cinta kalau dia ingin melanjutkan kuliahnya lagi, Asha giat belajar untuk mengejar ketinggalannya akibat cuti kuliah. Tanpa terasa satu semester telah berlalu. Yang dirasakan Asha hidup itu hambar semenjak kejagian itu. Ashapun merasakan arti persahabatan yang dalam kepada Cinta, yang telah menemaninya menyelesaikan masalah yang dihadapinya dan Ashapun telah melupakan kejadian dimasa lalu.
“Cin, aku tadi ditembak sama Radiit, kamu tahukan Radit yang mana?”
“Ha?” Cinta kaget. “Ya tahulah, dia kakan kelas kitakan? Kamu terima nggak?”
“Yup”
“Bagus dech,akhirnya kamu bisa mencari penggantinya”
Asha dan Raditpun pacaran, mereka pasangan yang serasi. Mereka bagaikan Romeo and Juliete. Suatu ketika Radit meminta keperawanan Asha., ia pun tidak mau. Ia menjelaskan bahwa ia ingin melepaskan keperawanannya saat sudah menikah, dan Raditpun terima atas keputusan Asha.
Keesokan harinya, datang ke kos an radit. Ia memberitahu kalau hubungannya dengan Radit tidak disetujui orang tuanya. Asha sangat sedih. Radit menanyakan hal itu kembali. Akibat terbawa suasana, Ashapun melepas keperawanannya.
Setelah kejadian itu, Asha merasakan ada yang tidak beres di dalam dirinya, iapun memeriksa keadaannya ke dokter. Betapa kagetnya Asha saat ia mengetahui ia mengidap penyakit yang belum ada obatnya yaitu HIV Aids. Ia memberitahukan Radit dengan marah – marah.
“Dit, aku mengidap penyakit Aids, akukan hanya melakukannya dengan kamu saja. Apa kamu sering melakukan dengan perempuan yang lain?” Tanya Asha.
“Aku nggak pernah Sha? Tapi…Aku dulu pernah pakai narkotika.”
“Ha? Kamu kok nggak bilang dit?”
“Maaf sha, Aku juga baru tahu kalau aku juga mengidap AIDS. Sha, kamu mau menikah sama aku nggak?”
“Em, Aku mau dit”
Merekapun menikah, Setelah setahun mereka menikah, Asha mual – mual, Iapun memeriksakan ke dokter, betapa kagetnya kalau ia hamil yang kandungannya semasuki satu bulan. Dokterpun menasehati agar menjaga kandungannya dengan baik, karena jarang sekali ditemukan ibu mengandung dalam keadaan mengidap penyakit AIDS. Dokter menjelaskan bahwa bayi itu dapat dilahirkan dengan keadaan sehat walaupun peluang yang ada sangat kecil., Pentebabnya karena plasenta yang ada di dalam perut sang ibu dapat menghalangi penyakit yang mau masuk kedalam tubuh si bayi
Setelah mengetahui bahwa ia mengandung, Radit sangat menjaga kandungan Istinya. Memasuki sembilan bulan kandungannya, Asha merasakan memakin buruk keadan dirinya Radit juga merasakan keadaan itu. Asha mencoba bertahan agar dapat melahirkan anaknya dengan selamat. Kelahiran yang dinanti – nanti mereka berdua akhirnya tiba. Jenis kelamin anak itu perempuan, betapa senangnya hati mereka.
Semenjak kelahiran bayi yang diberi nama Shara, gabungan dari nama Asha dan Radit, Asha tidak pernah memegang dan menyusui Shara, karena ia takut kalau Shara tertular penyakit kedua orang tuanya. Karena tidak ada orang lain yang mau mendekati mereka, sehingga Asha dan Radit memutuskan kalau anak mereka diasuh oleh orang tua Asha yang telah menyetujui pernikahan ini dan mengetahui kalau mereka mengidap AIDS.
Seminggu kemudian Asha menghembuskan nafas terakhir, akibat AIDS. Yang diperkirakan dokter Asha masih bisa bertahan hidup dua tahun lagi, tetapi Tuhan berkata lain. Karena ditinggal pergi selamanya oleh orang yang ia sayangi, Raditpun menyusul Asha sebulan kemudian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar