Custom Search

Selasa, 03 Februari 2009

PANGGILAN GEREJA TUA Oleh Ardita X-4

Namaku Isabel Narrington, biasa dipanggil Isabel. Aku
dan keluargaku tinggal di perumahan, tepatnya di
kawasan Jakarta, beberpa blok dari rumahku adalah
gereja tua.
Pada beberapoa hari ini lonceng gereja tua itu selalu
berdentang. Aneh ?, dahulu memeng sering berdentang
bila malam tiba, tapi entah kenapa sekarang hari yang
sudah sangat larut malam lonceng itu berdentang. Suara
lonceng gereja tua itu semakin mengeras. Sudah
seminggu ini lonceng di gereja tua itu berdentang, aku
merasa terjaga.
”Apakah hanya aku saja yang mendengarnya ?”.
”Kenapa tidak ada orang yang terjaga mendengar
suara lonceng itu ?”, tanyaku dalah hati.
Dan banyak lagi hal yang ingin aku tanyakan bila
lonceng itu sedang berdentang. Suara yang berat dan
mengerikan itu terdengar sangat keras. Walaupun letak
gereja tua itu hanya beberapa blok dari rumahku. Bulu
kudukku berdiri setiap mendengar bunyi lonceng itu.
Lonceng tua itu mulai berbunyi tengah malam semenjak
Margareth teman sepermainanku yang tinggal di depan
rumahku meninggal.
”Apa Margareth yang membunyika lonceng itu ?. Akh
tidak mungkin!!!, tubuhnya terlalu kecil untuk
membunyikan lonceng itu !”, pikirku.
Tiba – tiba telingaku mendengar suara anak perempuan
dari arah halaman depan rumah Margareth.
”Siapa yang bermain ditengah malam begini ?”.
Aku beranikan diri turun dari kasurku dan berjalan ke
tengah jendela. Ku buka sedikit korden dari kamarku
yang berada di lantai 2. Kulihat Margareth sedang
bermain di halaman depan rumahnya !.
Dia memakai baju tidur berwarna putih dan membawa
boneka ” pocky ”, boneka pandanya sudah tidak
mempunyai mata sebelah kiri. Pocky adalah boneka
kesayanganya walaupun boneka itu sangat kotor.
Tiba – tiba Margareth menatapku tajam. Dengan wajah
yang sangat pucat. Dan matanya !, matanya! Tidak
memiliki pupil !!!.
” Kenapa kamu membunuhku Isabel ? ”, tanyanya
ketus.
Aku tak sanggup berkata – kata, napasku tersengal
– sengal, lalu ku berjalan mundur tak tahu kalau
dibelakang ternyata terdapat kursi belajarku.
” Kenapa kau meninggalkan aku yang tergantung di
tengah hutan yang dingin itu Isabel ?!! ”
”Suara itu....?!!,”
Tiba – tiba kulihat Margareth berdiri dibelakangku
tanpa menyentuh lantai.
” Kenapa Isabel ?!, aku kesepian Isabel, kau tau
?”, katanya parau dengan suara yang menyeramkan.
” A...a...aku...a...aku tidak...!”, kataku terbata
– bata.
” kau tidak pernah tahu!!!,karena kau masih
hidup,dan aku...,aku sudah mati Isabel !!!. Dan aku
mati terbunuh,dan kau tau ?!, kaulah pembunuhnya
!!!’, bentaknya.
” Buakn aku pembunuhnya !!!, itu cuma hal yang tidak
disengaja !”, akhirnya kata – kataku kembali
lancar.
” Bukan kau katamu ?!, lalu siapa yang tega membunuh
gadis manis, penyakitan seperti aku ?!”, Paul si
pengantar susu itu ?!, jawablah Isabel...!!!”.
Margareth pun mulai menangis.
” Tapi semua itu tak disengaja, dan kejadianya
begitu cepat. Dan, kenapa berkeliaran disini ?, apa
yang kau cari Margaterh ?”, tanyaku menentang.
” Pa yang ku cari ?, aku mencari seorang teman,
sabatku. Dan kau tahu aku sangat kesepian, dan aku
butuh teman untuk bermain bersama pocky”, katanya.
” Siapa itu ?”, aku berani bertanya ketika
sebelumnya susah sekali menelan ludah.
” Siapa lagi kalau bukan kau Isabel Norrinton, teman
kecilku”, sambil mencekik leherku.
” Tidak !!!....teriakku”.
Tiba – tiba aku terbangun dari tidurku. Ku lirik jam
6 pagi. Ah...lega rasanya. Ternyata Cuma mimpi. Ku
rebahkan tubuhku dikasur lagi, kemudian ada yang
mengganjal diatas bantalku. Saatku ambil ternyata
”Pocky”. Boneka milik Margareth. Lonceng itu
kembali berdentang.
” A...a...a...a...a...tidak !!!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar