Custom Search

Selasa, 03 Februari 2009

PERSAHABATAN

Oleh: Nindita Lutfiana

Radit dan Cinta adalah sosok yang tidak asing lagi di telinga SMA Puspa Bangsa. anak – anak mengenal mereka sebagai siswa yang badung dan tidak pernah akur dari kecil. Apalagi ditambah dengan rasa saling memusuhi antar kapten tim basket cewe dan cowo ini, karena bersaing mendapatkan kedudukan sebagai kapten tim basket nomor satu di sekolahnya. Dan tampaknya pagi ini ulah jahil Radit sedang kambuh. Dia memasukkan sebuah tikus kedalam tas milik Reina, gadis cantik dengan rambut hitam panjang. Alhasil Reina kaget saat membuka tasnya. Ia menuduh Radit sebagai pelakunya, karena siapa lagi anak yang paling jahil dan badung di kelas XI IA 1 ini selain dia. Lalu dia pun mengadukan ulah Radit kepada pihak kesiswaan.
“ Dit, kamu dipanggil sama Pak Herry tuh! Di tunggu diruang kesiswaan.” Cha - cha dengan malas berbicara kepada Radit. Radit hanya tersenyum sembari melangkah keluar dari ruang kelas. Tampangnya biasa saja, merasa tidak melakukan kesalahan apa – apa. Saat dia tiba diruang kesiswaan ekspresi kaget menyelimuti wajahnya sesaat. Dilihatnya sosok perempuan yang sangat dibencinya, siapa lagi kalau bukan Cinta yang tengah diceramahi panjang lebar oleh Pak Herry.
“ Ngapain sih Cinta ada di sini? Perasaan aku nggak buat kasus yang bersangkutan sama dia! ” Radit berkata dalam hati.
“ Oke, pokoknya saya tidak mau mendapat laporan seperti ini lagi. Kamu sering bolos sekolah dan selalu kabur dalam jam mata pelajaran. Dan sekarang bapak skors kamu selama 1 hari! Ini surat pemberitahuannya untuk orang tua kamu. Dan silakan kamu sekarang keluar dari ruangan saya.” Pak Herry berkata tegas.
Cinta melangkah pergi dan sebelumnya sempat menatap tajam kearah Radit yang tersenyum penuh kemenangan.
“ Cinta di skors selama 1 hari! Yes. Eh tapi kenapa harus hanya 1 hari! ” sorak hati Radit kegirangan.
“ Nah … Radit sekarang giliran kamu yang menghadap saya. Duduklah! ” Pak Herry mempersilakkan duduk.
“ Bapak dapat laporan. Apa benar kamu yang memasukkan tikus ke dalam tas Reina? ” Tanya Pak Herry.
“ Kalo iya, memang kenapa? Nggak boleh? Terserah saya dong! ” Radit menjawab dengan enteng pertanyaan Pak Herry, sedangkan Pak Herry hanya menggelengkan kepala.
“ Tidak sopan kamu Radit! Semakin hari tingkah lakumu semakin keterlaluan. Dan untuk hukuman atas tingkah lakumu semua, kamu tidak diperbolehkan ikut pelajaran sampai jam terakhir.”
“ Wah enak dong. Terus kalau begitu saya mau disuruh apa, Pak? ” tanya Radit.
“ Bapak hukum kamu untuk membantu petugas perpustakaan merapikan buku – buku dan membersihkan seluruh ruangan perpustakaan. Mengerti? Dan skarang kamu boleh meninggalkan ruangan saya.” jawab Pak Herry.
“ Uh… perpustakaan? Apa itu? Aku kan paling males kalau ada di sana. Di tambah lagi suruh ngerapiin buku – buku dan membersihkan ruangan perpustakaan lagi! Hua… sial!!! Eh tapi ini lebih baik dari pada di skors 1 hari seperi si Cinta.” Kata Radit sembari melangkah ke perpustakaan.
Ketika dia tiba diperpustakaan, suasana perpustakaan agak sepi. Bu Rizka ( penjaga perpustakaan ) sekilas memandang Radit.
“ Ada yang bisa Ibu bantu, dit? ” Tanya Bu Rizka.
“ Nggak ada. Justru saya yang mau bantu Bu Rizka. Uuh…. ” Radit menggerutu dalam hati. Namun akhirnya Radit berkata.
“ Nggak ada Bu. Saya kesini karena saya sedang mendapat hukuman buat merapikan buku – buku perpustakaan dan membersihkan seluruh ruangan ini. ” kata Radit.
“ Oh ya? Hukuman dari siapa? ” Bu Rizka bertanya penuh selidik.
“ Iya dari pihak kesiswaan lah, tepatnya lagi dari Pak Herry. Udah deh Bu! Jangan bahas lebih jauh lagi. Saya udah capek. Entar malah hukuman saya nggak selesai – selesai lagi. ” kata Radit.
“ Dasar anak bandel. Iya sudah sekarang kamu merapikan buku – buku yang ada dirak sebelah selatan dan barat dan sekalian bersihkan buku – buku itu bila ada kotoran.” Dan Radit pun memulai menjalani hukumannya.

* * * * *

Sementara itu di kantin, seperti biasa Cinta dan ketiga sahabatnya yaitu Reina, cha-cha, dan Putri tengah berkumpul. Ketiga sahabatnya itu tengah mengintrogasi Cinta yang sembri tadi dari Ruang Kesiswaan.
“ Cin, tadi ada apa kamu dipanggil sama Pak Herry?” Tanya Putri.
“ Iya ada apa, Cin? Emang kamu buat kesalahan. ” sahut Cha-cha.
“ Duh… kalian ini tanyanya jangan kebanyakan dong! Oke aku akan jawab pertanyaan kalian satu per satu. Tadi aku dipanggil sama Pak Herry karena aku sering nggak berangkat dan sering kabur kalau lagi pelajaran. Jadi, aku dapat hukuman skors selama 1 hari deh! ” jawab Cinta dengan entengnya.
“ Hah… kamu di Skors, Cin! ” jawab Putri dan Cha-cha bersama – sama.
“ Iya… skors!!! Biasa saja sih kenapa? Aku juga yang diskors biasa saja!!”
“ Eh… si Renia itu kenapa? ” Tanya Cinta.
“ Oh… itu tadi di tasnya Renia ada tikus. Dia masih trauma kali lihat tikus. Kan dia paling takut sama tikus. ” jawab Putri.
“ Emang siapa yang memasukkan tikus kedalam tas Reina? ” Tanya Cinta.
“ Itu… biasa si Radit! ” jawab Cha-cha
“ Hah… Radit. Makanya sich tadi aku ketemu Radit di depan ruang kesiswaan!” Tanya Cinta.
“ Ya, tadi aku sama Putri udah ngaduin kok perbuatan si Radit ke kesiswaan. ” jawab Reina setelah diam dari tadi.
“ Itu belum cukup Reina. Aku belum puas kalau dia hanya diaduin ke kesiswaan. Pasti sia ngelakuin itu karena mau balas dendam sama aku karena kemarin tim basket cewe menang 1-0 sama tim basket cowo. ” kata Cinta dengan rasa emosi dan mengepal tangannya. Seperti ingin memukul seseorang.
“ Udahlah Cin, lagian dia udah aku aduin ke ruang kesiswaan. ” jawab Reina.
“ Iya Cin, benar apa kata Reina. Kita nggak harus kan balas dendam sama Radit. Kalau kamu sama Radit musuhan terus kapan bisa kalian baikan. Aku sama anak – anak yang lain juga kepingin lihat kalian berdua akur kan!” sahut Putri.
“ Itu nggak akan mungkin. Aku nggak bakalan bisa baikan sama dia. Kecuali kalau dia mau ngakuin kehebatanku sebagai tim basket nomor satu disekolahan ini.” kata Cinta.
“ Iya nggak harus kaya begitu kan, Cin.” Jawab Reina.
“ Iya dia harus kayak begitu. ” sahut Cinta.
“ Iya aku setuju. Kalau begitu bagaimana kalau kita ngadain perlombaan bola basket 1on1 kan seru!” sahut Cha-cha.
“ Iya bagus jug ide kamu Cha! ” jawab Cinta.
“ Cha – cha!!! ” teriak Putri dan Reina bersama – sama dan dengan mata melotot.
“ Iya udah lah terserah kalian mau bagaimana! ” jawab Cinta.
” Eh... Terus kamu nanti ngapain aja ,Cin selama kamu diskors? Terus Ayah sama Ibumu bagaimana? ” tanya Reina.
“ Paling – paling aku dirumah, tiduran. Lagian Cuma 1 hari kok. Kalo masalah ayah sama ibuku aku nggak pikirin, lagian sekarang mereka lagi sibuk sendiri pekerjaan mereka di Eropa. Eh, tapi kalian besok setelah pulang sekolah kerumahku ya! ”.
“ Oke deh!” jawab mereka serempak. Sebenarnya Reina, Cha – cha dan Putri kasihan melihat perubahan dari Cinta yang semakin kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya yang sibuk oleh pekerjaan masing – masing.
“ Kring…” akhirnya bel masuk berbunyi, Cinta dan tman – temannya pun masuk kedalam kelas.

* * * * *

Sementara itu, Radit mulai kelelahan merapikan buku – buku dan membersihkan ruangan perpustakaan.
“ Kenapa kamu Radit? Sudah capek? ” Tanya Bu Rizka.
“ Yeee… Siapa bilang? ” Radit memasang tampang kuat di wajahnya. sedangkan Bu Rizka hanya tersenyum melihatnya..
“ Oh iya Dit, ibu dengar – dengar ayah kamu sering bolak balik Amerika _ Indonesia, apa itu benar? ”
“ Iya. Ayah mengurus bisnis disana. Sedangkan ibu sendiri sibuk berburu berlian.” Jawab Radit.
“ Dan ini yang sudah membuat aku kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuaku. ” Radit menggerutu dalam hati.
“ Radit benci mereka. Mereka nggak pernah punya waktu buat bersama, buat berkumpul bersama dan hanya unruk mengucapkan selamat pagi atau selamat malam saja nggak bisa. Yah… bisa jadi keluarga saya itu broken home. ” jawab Radit.
“ Maaf kalau ibu sudah menyinggung perasaan kamu. ”
“ Nggak apa – apa kok. Biasa saja kali Bu…”
“ Iya sudah. Sepertinya semua buku sudah rapi dan ruangannya sudah bersih jadi saya mohon diri. Lagi pula jam pelajaran segera usai. ” Kata Bu Rizka.
“ Oke bu! Dadaaah….” Sekali lagi tingkah laku Radit membuat para guru di sekolahnya menggelengkan kepala. Radit , anak yang badung dan aneh. Tapi kadang sikapnya bisa berubah menjadi konyol dan baik. Seperi halnya Cinta, dia juga sebenanya anak yang baik dan setia kawan. Tetapi karena keluarganya yang broken home. Sikap Radit dan Cinta berubah.

* * * * *

“ Kring…” bel pulang sekolahpun berbunyi. Banyak anak – anak yang berhamburan keluar kelas dan pergi entah kemana.
Seperti biasa Radit langsung pergi berlarian ke lapangan basket untuk latihan. Saat dia baru sampai di lapangan, ada Cinta dan teman – temannya tengah berdiri di lapangan basket tersebut. Dan kemudian merekapun mendekati Radit.
“ Ada apa ini? Kayaknya aku nggak buat masalah sama kamu deh Cin! ” Tanya Radit.
“ Memang kamu nggak ada masalah sama aku. Tapi kamu sudah buat masalah sama teman aku si Reina! ”
“ Oh, jadi Reina itu teman kamu. ”
“ Ah, sudahlah jangan pura – pura nggak tahu kalau Renia itu temanku. Kalau emang kamu jantan aku mau ngadain perlombaan bola basket 1on1. Untuk menunjukkan siapa yang patut untuk jadi kapten bola basket nomor satu di sekolahan. ”
“ Oke kalau emang begitu. ” jawab radit dengan antusias.
“ Oke. Kalau begitu besok aku tunggu kamu ditempat ini jam 03.00 sore.”
“ Oke. ” merekapun berjabat tangan sebagai tanda kalau mereka sama – sama setuju kalau besok diadakan petandingan basket 1on1. Dan akhirnya Cinta dan teman – temannya pun pergi bergegas pergi dari lapangan itu.

* * * * *

Hari yang ditunggu - tunggupun datang. Para siswa dari SMA Puspa Bangsapun banyak yang datang untuk menonton siapa yang akan menjdi kapten bola basket nomor satu disekolahan mereka. Para suporterpun saling meneriakan pemain jagoannya.
“ Radit, radit…” seru supporter yang kebanyakan dari tim laki - laki.
“ Cinta, cinta…” seru supporter perempuan.
Permainanpun berlangsung dengan penuh rasa tegang dan pertandinganpun selesai dengan skors seri. Radit dan Cintapun akhirnya sepakat kalau diadakan lomba balap motor.
“ Oke, skors kalian seri. Mau bagaimana? mau diteruskan besok apa mau berganti pertandingan yang lain. ” Tanya Cha – cha.
“ Aku mau ngadain pertandingan yang lain. Bagaimana besok adu balap motor di jalan dekat lapangan. Kan disana jalannya luas.Bagaimana? besok jam 07.00 malam.” sahut Radit.
“ Oke. Siapa takut ”
Akhirnya supporter merekapun meninggalkan lapangan basket. Dan mereka semua tidak sabar mau melihat pertandingan besok.

* * * * *
Para suporterpun sudah datang dilapangan . mereka sangat antusias melihatnya. Pertandinganpun dimulai. Radit dan Cinta sebagai pesertanya pun antusias. Tetapi pada saat sedang melaju dengan kecepatan penuh kejadian yang tidak di inginkanpun terjadi. Motor Cinta tergelincir. Dan akhirnya merekapun segera membawa Cinta kerumah sakiyt, termasuk Radit yang juga mengantarkannya. Ternyata Cinta membutuhkan banyak darah.
“ Siapa yang mempunyai golongan darah O?” Tanya Dokter setelah keluar dari ruang UGD.
“ Kami yang temannya tidak mempunyai golongan darah O Dok!” sahut Reina.
“ Tapi pasien membutuhkan secepatnya darah O. karena setok darah O disini sudah habis. ” jawab Dokter.
“ kalau begitu saya saja Dok. Saya mempunyai golongan darah O, dok. ” Sahut Radit.
“ Radit …” cha – cha, Putrie dan Reina bersama – sama.
Akhirnyapun Radit mendonorkan darahnya untuk Cinta.
“ Makasih ya, Dit. ” kata Reina.
“ Sama – sama lagian kalau seseorang lagi perlu pertolongan. Insya alloh aku bisa bantu. ” kata Radit.
cha – cha, Putrie dan Reinapun saling bertatapan karena bingung dengan sifat Radit yang berubah menjadi baik.
* * * * *

Akhirnya Cintapun sadar. Dan diapun bertanya apakah benar kalau Radit yang mendonorkan darah untuk dia.
“ Apa benar kalau Radit yang mendonorkan darah sama aku. ” Tanya Cinta.
“ Iya. Benar dia. ” jawab Reina dengan menunjuk Radit kearah pintu.
“ Kenapa kamu mau mendonorkan darah kamu sama aku? ” Tanya Cinta.
“ Aku Cuma mau membantu orang yang sedang kesulitan seperti kamu. ” jawab Radit.
“ Sudahlah, Cin.sebenarnya kamu dan Radit adalah anak – anak yang sama mempunyai keluarga broken home. Aku sudah dengar cerita dari Radit tentang kehidupannya. Lebih baik kalian saling bermaafan. Dan lebih baik juga kalian berteman tanpa adanya bermusuhan.” Kata Reina.
“ Apa? Kamu juga punya keluarga yang broken home? ” Tanya Cinta.
“ Iya.” Jawab Radit dengan menunduk.
“ Kalau begitu aku minta maaf, dit. Karena aku sudah sering jahat sama kamu. Dan aku juga mau ngucapin makasih karena kamu sudah mendonorkan darah kamu untuk aku.”
“ Iya. Aku juga minta maaf. ” sahut Radit.
Merekapun berjabat tangan.
“ Kayak begitu dong dari dulu.” Kata cha – cha, Putrie dan Reina bersama – sama.
Dan akhirnya pun Radit dan Cinta memulai pertemanan itu. Dan mereka saling membantu satu sama lain bila ada kesusahan. Dan merekapun akhirnya merekapun memulai persahabaatan itu.

* * * * *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar