Custom Search

Jumat, 06 Februari 2009

MENGAMBIL HIKMAH Oleh PRITARANI AULIA SIWI KELAS:X-3

Ini adalah kisah sebuah keluarga nelaya di desa terpencil di sulawesi. Meraka terdiri dari seorang suami isteri dan kedua anaknya, anak pertamanya bernama Nita berumur 5 tahun dan yang satunya bernama Dani yang masih bayi.
Suatu hari ketika pulang dari melaut,sang ayah duduk di ruang tamu, sang ibu dating membayakan the hangat untuk sang ayah.
“Cape ya yah?ginama yah dapet banyak ikan g yah, ”Tanya sang ibu.
“Ya lumayan bu ini uangmya mungkin pas buat besok,akhir-akhir ini cuaca sedang ga mendukung, anginya gede banget, ”jawab sang ayah.
“Kalo gitu ibu harus bisa hemat biar uang kita cukup sampe cuaca bagus lagi dan ayah dapat banyak ikan, ”kata sang ibu.
“Oh ya ko sepi sekali dimana anak-anak?”Tanya sang ayah.
“Itu Nita lagi main di rumah temannya, kalo Dani tuh lagi tidur di kamar , “jawab sang ibu.
“Ya udah ayah tidur dulu, ayah cape, ”kata sang ayah menuju kamar
Sore hari nya Nita pun pulang setelah asik bermain dengan temannya
“Assalamu’alaikum, ”salam dari Nita.
“Wa’alaikumsalam”jawab sang ibu yang sedang sibuk di dapur untuk manyiapkan makan malam.
Bu…Nita mau dibeliin masak-maskan kaya punya Ulfa buuu beliin masak-maskan y buuu, “kata Nita sambil merangek-rengek.
“bagaimana nih pada hal aku lagi berhemat,kalo g uang yang diberi ayah pasti akan kurang, “sang ibu berbicara dalam hatinya.
Karena tangisan Nita ayah pun terbangun dari tidurnya di kamar.
“Ada apa nih bu ko ribut benget, sampe ayah g bisa tidur, “kata sang ayah sambil mengusap matanya.
“Ini Nita minta dibeliin masak-masakan.”jawab sang ibu.
“Ooo..sini Nita ayah mau ngomong sama kamu sini. Gini ni nak cuaca lagi buruk jadi ayah hanya bisa dapet ikan sedikit, makanya Nita doain supaya cuaca baik lagi kalo cuacanya bagus kan ayah bisa dapet banyak ikan terus ayah bisa beliin Nita masak-masakan,”kata sang ayah untuk menasehati sang anak.
“Ya deh Nita doain ayah supaya dapet banyak ikan, supaya bisa belian, masak-masakan, “kata Nita kecewa.
“Sekarang kamu mandi dulu terus makan, nanti kesosean entar kedinginan!”perintah sang ayah.
“Ya udah deh aku mandi dulu, “kata sang anak.
Akhirnya makanan pun siap maraka semua duduk lesehan diatas tikar. Seketika makanan pun habis. Sang ibu mambersihkan sisa-sisa makanan. Setelah sang ibu selesai mencuci piring bekas makan, sang ibu mendekati sang ayah mereka pun ber bincang-bincang
“Apakah ayah akan melaut besok kan anginnya besar banget”kata sang ibu.
“Ayah juga bingung tapi kalo ayah ga melaut nanti kita makan apa?”sang ayah bertanya balik.
“Ya iya sih “kata sang ibu.
“Bu ginama kalo kita pergi ke Surabaya, kita pinjan uang deri pak toha dulu gimana?”kata sang ayah.
“Maksud ayah kita ke Surabaya untuk mamperbaiki hidup kita?”Tanya ibu
“Ya kaya gitu deh, besok ayah minjem uangnya deh,”keta ayah.
“Ya udah terserah ayah aja ibu ikut aja, udah malam kita tidur saja dulu, ”kata ibu balik.
Mereka pun tidur. Pagi harinya sang ibu seperti biasa menyapu halaman. Sang ayah bersiap-siap untuk meminjam uang ke rumah pak toha
“Bu ayah pergi dulu mau ke rumah pak Toha, ”sang ayah berpamitan.
“Ya sana, ”jawab sang ibu.
Sang ayah berjalan menuju ke rumah pak Toha yang tidak jauh dari rumahnya. Sesampainya di sana.
“Assalamu’alaikum, “kata ayah di depan pintu.
“wa’alaikum salam, eh kamu rus ada apa tumben pagi-pagi sudah kesini ? ” jawab pak Toha yang berada di dapan rumah.
“Begini saya kesini mau minjam uang buat ke Surabaya, “kata ayah.
“Emang kamu di sana mau jenguk sodara kamu apa?”tannya pak Toha bingung.
“Engga ko saya kesana mau memperbaiki hidup.”jawab ayah.
“Emang kamu udah punya keahlian pa, ijasah kamu kan cuma smp pa disana dipake?”kata pek Toha.
“ya gimana lagi disini kami hidup pas-pasan kadang-kadang dapet banyak kadang-kadang juga g dapat ikan sama sekali,” jawab sang ayah.
“Ya udah kalo kamu yakin disana kamu akan sukses, kamu akan bawa anak istrimu?sebentar saya ambil uang dulu, 2juta cukup?”kata pak Toha.
“Y cukup lah, ya saya akan bawa anak istri saya, “kata sang ayah(setalah beberapa lama).
“nih uangnya, kapan kamu akan kesana?”kata pak Toha.
“Insyaallah besok, kalo kaya gitu saya pulang dulu, assalamu’alaikum,”kata ayah.
“Wasalamu’alaikum, “kata pak Toha.
Dengan hati yang sanang ia pun kembali kerumah, dengan membawa uang.
“Assalammu’alaikum”kata sang ayah.
“Wa’alaikumsalam”jawab Nita yang sedang di depan rumah.
“Ibu dimana ta?”Tanyanya.
“Itu ibu di sumur nyuci,”jawab Nita.
ayah bergegas kebelakang mememui ibu.
“bu, bu, uangnya udah dapet,”kata ayah senang.
“Alhamdulilah, emang pak Toha itu baik banget ya yah?”kata ibu.
“Iya ya dia memang baik, sekarng ibu beres-beres buat ke Surabaya besok ayah beli tiket dulu, “
Ayah langsung ke pelabuhan memesan tiket, kesore harinya mereka sekeluarga berkumpul berbincang-bincang tentang kepergian ke Surabaya.
“Yah bener Nita mau ke Surabaya asik donk!”kata Nita kegirangan.
“iya kita mau ke Surabaya kamu sekarang tidur dulu besok pagi-pagi kita berangkat, “kata ibu.
“asik aku mau ke Surabaya asik, “kata Nita
“Yah ibu rada kawatir deh yah, “kata ibu sambil melipat baju.
“Ahh ibu ga usah kawatir, sampai disana ayah langsung cari kerjaan, “kata ayah.
“Tapi kita kesana ga punya keahian apa-apa pa kita akan dapet kerjaan, “kata sang ibu.
“Insyaallah ayah dapat kerjaan, sudah kita tidur dulu entat kesiangan”kata ayah
Keesokan harinya mereka telah bersiap-siap untuk ke pelabuhan kecil dekat kampungnya. Pelabuhan itu ter lihat sepi, selama seharian mereka melakukan perjalanan ke Surabayasesampainya disana.
“Alhamdulilah kita sampai di kota pahlayan ini, “kata sang ayah.
“yah kita kemana lagi yah?”Tanya sang ibu.
“uang yang kita pinjem kan masih ada kita cari kontrakan rumah dulu, jalan kaki saja yah buat irit uang, “kata sang ayah.
Mereka ber putar-putar mancari kontakan dan sorenya baru mereka dapat kontrakan, memang kontrakannya tidak terlalu besar hanya terdapat tiga ruangan.
“Akhirnya kita dapet kontrakan juga ya lumayan lah dari pada kita ga dapet kontrakan sama sekali, besok ayah akan cari kerjaan, “kata sang ayah.
‘Ya teserah ayah aja, “sambung sang ibu.
Pagi pun datangsang ayah memulai mencari pekerjaan. Ia mendatangi setiap lowongan pekerjaan, tapi tak satu lowongan pun yang memerlukan orang yang berijazah smp sepertinya. Ia pun sempat putus asa hing sore ia tidak mandapatkan satu pekerjaan pun. Ia pulang ke rumah dengan hati yang kecewa.
“Ehh ayah gimana udah dapet pekerjaan?”Tanya sang istri berharap.
“Maaf bu aku belum dapat pekerjaan, basok aku akan cari pekerjaan lagi jadi ibu tenang saja, ”jawab sang ayah.
“Tapi yah ayah harus cepat dapat pekerjaan karena uangnya tinggal sedikit, “kata sang ibu.
“Ya ya ibu tenang saja ayah yakin besok aya akan dapat pekerjaanm, “kata sang ayah balik.
Pagi-pagi sang ayah telah saip memcari pekerjaan. Tapi kejadiannya sama seperti kemarin yaitu tidak mendapatkan pekerjaan. Sudah berhari hari sang ayah mencari perkerjaan tapi ia tak dapat pekerjaan. Dan akhirnya sang ayah menjadi pemulung karana uang yang mereka bawa telah habis. Hasil dari memulung tidak sebarapa, mereka serba kekuramgan.
“Yah kayanya kita memang lebih baik didesa, yah aku pengin pulang ke desa, “kata sang ibu.
“Bu bu Nita lapar bu Nita mau makan lagi buuu!”kata Nita menyambung obrolan itu.
“Tuh kan yah, Ya Nita minum air puti saja yang banyak. “kata ibu.
“Ayah tau ayah juga ingin pulang ke desa kalo ayah punya uang buat beli tiket, “kata ayah.
“Oh y kemarin ibu denger katanya ada seorang demawan mau ngasih ongkos buat orang-orang yang mau pula kampung ayah coba saja siapa tau ia mau mbantu kita. rumahnya diujang jalan sana tuh yah, “kata sang ibu memberikan solusi.
“Boleh juga tuh besok aku akan menemuinya, “kata sang ayah.
Siangnya sang ayah kerumah sang demawan itu dan akhirnya ia mau memembantu mereka.besok harinya mereka ke pelabuhan pelabuhan terlihat ramai sekali, sang ibu mempunyai firasat tidak enak.
“Yahibu punya firasat tidak enak apa ayah yakin kita akan pulang sekarang kapalnya terlihat sempit sekali, “kata sang ibu.
“yakin lah emang ibu mau disina terus ga mau pulang ke rumah, tuh kapalnya udah datengayo bu cepat!”kata sang ayah.
Mereka pun naik kapal memang kapal terlihat agak rusak dan penumpangnya pun banyak sekali hingga sulit bergerak. Tiba-tiba kapal bergoyang air pun sedikit demi sedikit masuk dari lubang yang berada di bawah. Pera penumpang pun berlarian mencari tampat yang lebih tinggi begitu pun mereka.
“Bu kita harus melompat ke laut kalo ga kita akan tenggelam bersama kapal, ” kata sang ayah sambil menggendong Nita.
“Tapi yah ayah tau kan aku ga bisa berenang, “kata sang ibu.
“Kalo gitu ayah terjun dulu terus ibu ikut terjun, kita ga punya waktu lama, ayah akan terjun, “kata sang ayah.
“Tapi yah!Ya Allah tolong kindungi kami semua Ya Allah, “kata sang ibu.
“Ayo bu cetetan, ayo buu!”kata ayah.
Akhirnya sang ibu pun terjun dengan menggendong bayinya. Ia pun hampir tenggelan.
“Ayah tolong aku tolonnggg!”kata sang ibu meminta bantuan.
Sang ayah pun berenang memdekati sang ibu dengan manggendong anak di pundaknya.
“Bu pegang tangan aku bu pegang, “kata sang ayah.
Sang ibu berusaha memegang tangan sang ayah dan akhirnya pun ia dapat memegang tangan suaminya. Tapi Dani pun tak bernafas lagi, sang ibu kebingungan karana sang anak nya telah meninggal.
“Yah Dani udah meninggal, “kata sang ibu.
“Ya udah buang saja Dani agar kamu gampang berenangnya!”kata sang ayah.
“Ga mau ,”kata sang ibu.
“Ya udah teserah kamu saja!”kata sang ayah.
Mereka terapung-apung di air menunggu regu penyelamat datang. Akhirnya regu penyelamat pun datang,mereka segera menyelamatkan keluarga itu dan mereka di bawa kerumah sakit. Disana Dani diperiksa dokter.
“Dok tolong periksa anak saya, dok tolong,”kata sang ibu berharap anaknya masih hidup.
“Gimana dok Dani masih hidup kan dok, ”Tanya sang bu.
Dokter itu hanya menggelengkan kepalanya.
“Daniiiiiiii, “sang ibu menangis.
Ketika Dani di mandikan Dani pun tersedak. Sang ibu pun sanang sekali anaknya masih hidup.
“Ya Allah alhamdulilah, “kata sepasang suami istri itu.
Akhirnya mereka di pulang kan ke daerah asal meraka. Mereka dapat lebih menghargai apa yang telah mereka dapat selama ini. Mereka pun dapat mengambil hikmah dari semua yang mereka alami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar