Custom Search

Sabtu, 07 Februari 2009

GROSHT OLEH EVI PANGESTI

Puput adalah gadis yang sangat polos dan lugu. Gadis ini masih berumur 11 tahun. Kurang lebih satu minggu lagi Puput akan masuk ke SMP. Sekarang Puput sedang sibuk menyiapkan keperluan MOS (Massa Orientasi Siswa). Puput merasa sangat senang karena gadis berwajah polos ini dapat masuk ke SMP favorit di daerahnya.
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu telah tiba.
Dengan suara yang sangat gugup, Puput memanggil ibunya. “Ibu….ibu…Puput berangkat sekolah dulu. Doain Puput ya bu”, Kata Puput.
“Iya…Seorang Ibu pasti mendoakan anaknya. Hati-hati di jalan, belajar yang sungguh-sungguh”, Jawab ibu.
“Baik ibuku tercinta, Puput pasti hati-hati dijalan dan belajar yang rajin.Ibu tenang saja”.
Dengan tergesa-gesa Puput mengucapkan salam ,“Assalamualaikum”.
Ibu menjawab ,”Wa’alaikumsalam.Begitu semangatnya dia sekolah di sekolah barunya”.
Saat di perjalanan dia merasa tegang. Di otaknya selalu diulang pertanyaan apakah aku akan merasa nyaman, kerasan di sekolah baruku?,bagaimana wajah-wajah baru itu dan apakah aku bisa mendapatkan seorang teman atau sahabat yang sehati dengan aku?, sahabat yang selama ini aku impikan di sekolah baruku?.
Saat apel berlangsung Puput mengamati orang yang ada disekitarnya. Wajah-wajah yang dia lihat terasa asing di matanya.Puput harus beradaptasi dengan wajah-wajah baru itu.
Apelpun telah usai.Mereka masuk ke kelas masing-masing dengan di dampingi oleh kakak-kakak osis.
Dia duduk di kursi ke-2 dekat kursi guru dengan seorang anak perempuan berambut pendek, dan berbadan kurus. Puput sangat diam, satu katapun belum keluar dari mulutnya. Puput merasa takut, malu dan tidak tahu bagaimana caranya berkenelan denga orag baru.Tapi dia berfikir apabila dia begini terus, bagaimana dia akan mendapatkan teman baru?. Mungkin orang-orang merasa tidak kerasan berada di sebelah dia, karena diprerlakukan seperti patung. Akhirnya dia memberanikan diri untuk berkenelan dengan teman sebangkunya. Dibenaknya, Puput merasa malu dan aneh. Karena ini merupakan pertama kali Puput mengajak orang berkanalan terlebih dulu.
Puput menoleh ke teman sebangkunya dan tersenyum. Senyuman itu merupakan sebuah tanda bahwa Puput ingin berkenalan dengan dia.”Ehem….hai, kenalkan namaku Puput. Nama kamu siapa?”, kata Puput dengan suara terputus-putus.
”Kenalkan nama saya Anti. Kamu dari sekolah mana?”,Anti membalas pertanyaan Puput.
“Oh aku dari SD N Kasih Ibu. Anti, dari SD mana?”, jawab Puput.
"Dari SD N 5 Dusun Kidul”, kata Anti
Akhirnya terciptalah sebuah percakapan dan Puput mempunyai satu teman baru. Selama MOS mereka selalu bersama. Dengan kebersamaan yang terjalin anatra mereka, akhirnya tercipta sebuah keakraban.
*******
Tidak terasa MOS sudah berakhir dan Puput sudah syah menjadi Siswa SMP N HARAPAN BANGSA. Sekarang Puput menjadi murid kelas 7A. Tiba-tiba Puput mendengar ada yang memanggilnya.
“Puput…..”.
Puput mencari suara itu, menengok ke kanan, ke kiri dan ke belakang.Tapi puput tidak berhasil menemukan darimana suara itu berasal.Tiba-tiba suara itu terdengar lagi memanggil-manggil Puput.
“Put….Put…..hai aku disini, di kelas atas”, Teriak Anti
Sambil berlari, Puput menuju kelas atas. Dengan nafas terengah-engah Puput memarahi Anti.“Heh…ternyata kamu An, yang teriak-teriak memanggil namaku. Aku kira setan iseng, Buwat orang takut saja”.
Dengan expresi wajah senang yang telah berhasil membuat Puput ketakutan, Anti hanya membalas dengan senyuman. “Sudahlah ayo ke kelas. Maafin ya tadi aku cuma iseng”, Kata Anti.
“Eh….kita duduk dimana ?”, Kata Puput.
“Tuh….di depan Laras”, Jawab Anti.
“Cape juga ya naik tangga sambil lari-lari”, Keluh Puput.
“Put, baju kamu basah banget tuch. Habis ngapain?”, Tanya Laras
“Ha….basah ya?”, Tanya Puput
“Iya, kelihatan banget tuch….”, Jawab Laras
“Tadi habis lari-lari…..”, Jawab Puput
“Kok lari-lari ? kamu seperti mandi keringat saja”, Tanya Rina
“Akibat dikerjain sama Anti. Saking inginnya melampiaskan kemarahan, aku sampai lari-lari. Akibatnya ini, keringatan sampai seperti mandi susu”, Jawab Puput
Bel berbunyi….menandakan sudah waktunya masuk kelas.
“Sudah masuk….nanti ngapain ya. Kalau langsung pelajaran tidak mungkin. Kita kan belum diberi jadwal pelajaran, iya kan?”, Kata Lury
“Yupzz, betul apa kata kamu tadi. Kemungkinan nanti kita perkenalan dulu deh. Baru setelah itu kita menulis jadwal pelajaran…..”, Jawab Rina
“Eits….hust….ada guru, kayaknya mau masuk ke kelas kita”, Kata Anti
Mendengar bahwa ada guru yang mau masuk ke kelas, semua murid kembali ke tempat duduk masing-masing dan diam, seolah tidak terjadi suatu kejadian apapun.
“Selamat pagi……”, Sapa seorang ibu guru
“Pagi……….ibu”, Jawab siswa dengan serentak.
Guru yang satu ini masih terlihat sangat muda terbukti dengan raut wajahnya yang masih segar dan belum tumbuh tanda-tanda keriput di. Wajah ibu guru yang satu ini sangat cantik dan suaranya sangat lembut, membuat aku tertarik dengan beliau. Dilihat dari cirri-ciri itu, ibu ini pasti sangat baik, sabar dan penuh denga kasih sayang.
“Ya sebagai permulaan, langsung saja kita mulai dengan perkenalan, bagaimana? ”, Tanya Ibu guru
Semua muridpun setuju dengan usulan Ibu guru.
“Oke kita mulai dari ibu. Perkenalkan nama Ibu Nur Cahayati. Guru-guru disini biasa memanggil ibu cukup dengan panggilan Nur”, Kata ibu
Setelah Ibu guru memperkenelkan diri sekarang giliran anak-anak yang memperkenalkan diri.Satu per satu anak-anak memulai perkenalan.
*****
Selama 6 bulan Puput beradaptasi dengan suasana di sekolah barunya. Sekarang Puput sudah mulai akrab dengan lingkungannya, guru-guru, penjaga sekolah dan warga sekolah lainnya.Teman Puput juga sudah bertambah banyak. Yang awalnya hanya memiliki satu teman tapi sekarang hampir semua anak menjadi temannya.Tapi dari beberapa temannya, hanya dengan 5 anak Puput merasa akrab bahkan sehati. Di antaranya Anti, Laras, Lury, Sisi dan Lina
Mereka sangat akrab seperti perangko dengan suratnya. Kemanapun mereka pergi, mereka selalu bersama tidak dapat dipisahkan.
Kurang lebih 2 minggu lagi sekolah mereka mengadakan persami dalam rangka pergantian Dewan Pendamping. Sekarang mereka sedang mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dan pembagian regu. Sesungguhnya kami tidak dalam satu regu tapi kami memohon kepada Dewan Pendamping supaya kami dapat satu regu. Akhirnya dengan susah payah, kami dapat satu regu.
*****
Kami sibuk menyiapkan semunya. Di waktu senggang kami bercerita tentang sekolah kami yang konon katanya angker. Lury yang mendengar cerita itu wajahnya langsung pucat ketakutan.”Sudahlah jangan cerita itu ganti topik bisa ngga?”, kata Lury. ”Huh dasar penakut”, kata Sisi dengan sombong. ”Eh nanti kalau persami kita tidurnya deketan ya”, kata Lury.”Gampang bisa diatur”, jawab Anti.
*****
Pagi yang sangat mendung. Suasana terasa tidak nyaman. Ada Sesutu yang aneh saat itu.
“Hey ti….pagi benar kau berngkat sekolah. Jam 06:15 sudah di kelas”, Tanya Puput sambil menunjukan jari kea rah jam dinding.
“Put…put masih ada yang lebih pagi dari aku. Biasanya Lury berangkatnya lebih pagi daipada aku. Biasanya jam segini sudah ada di sekolah.Tapi…tumben sekarng dia belum menampakan diri, ada apa ya put?perasaan aku nggak enak?”, Kata Anti
“Ah Cuma perasaan kamu saja. Mungkin Lury bangunnya telat”, Jawab Puput
Beberapa jam kemudian pak penjaga sekolah ke kelas aku. Tiba-tiba bertanya apakah Lury anak kelas ini?. Perasaan kami mulai tidak enak dengan pertanyaan itu.
Puput menjawab pertanyaan itu,”Iya Lury anak kelas ini”
“Ada apa, pak”, Tanya Anti
“Lury baru saja meninggal dunia tadi malam di depan SMA N PELITA BANGSA”, Kata Pak penjaga sekolah
Kami tidak percaya mendengar kabar itu. Baru kemarin kami merencanakan persami, duduk bersama. Setelah mendengar kabar itu Puput dan Anti duduk bersandar lemas sambil menangis. Tiba-tiba Puput merasa badannya tidak bisa digerakkan dan wajahnyap terlihat pucat. Anti merasa bingung dengan keadaan saat itu.
Baru beberapa menit kemudian kabar itu dengan cepatnya menyebar. Tiba-tiba seorang guru masuk ke kelas membawa balsam. Balsem itu digosok-gosokkan ke badan Puput. Puput merasa terpukul sekali mendengar kabar itu karena dia harus kehilangan salah satu sahabatnya yang dia sayang.
Setelah kabar itu terdengar oleh Ibu kepala sekolah. Puput, Anti dan Lina segera menuju ke rumah Lury menggunakan mobil kepala sekolah dan yang lainnya menggunakan bis ke rumah Lury. Ketika semua tiba di rumah duka, Puput tidak sanggup melihat keranda yang berada di ruang tamu.
Sebelum dimakamkan Kepala sekolah memberi sambutan. Setetelah itu jenazah Lury dimakamkan. Semua anak ikut ke pesarean. Ketika jenazah dimakamkan, kami benar-benar melihat bahwa jenazah itu Lury, kami baru sadar bahwa Lury sudah meninggalkan kami untuk selamanya.
*****
Kejadian itu sudah berlangsung selama1 tahun.Selama 1 tahun kadang-kadang kami ke pesarean dimana Lury di makamkan. Sekarang kami hanya berlima.Tapi bukan berarti kami berpisah dan persahabatan kami bubar begitu saja. Tetapi sekarang persahabatan kami bertambah erat.
Sekarang mereka sudah kelas 2 SMP. Mungkin karena mereka sudah merasa sehati, mereka dapat satu kelas lagi kecuali Sisi. Mereka harus beradaptasi lagi dengan anak-anak dari kelas lain.
Ada segerombolan anak yang dekat dengan kami tetapi Puput tidak suka dengan kedekatan mereka. Puput merasa dilupakan oleh sahabatnya. Dia sering merasa dicuekin. Sehingga Puput merasa jenuh apabila berkumpul dengan mereka. Puput menjadi lebih sering menyendiri dan kumpul dengan anak-anak lain. Sedih yang Puput rasakan ketika itu. Karena sahabat-sahabtnya telah diambil oleh orang lain.
Suatu hari Puput mendekati mereka. Tapi Puput masih saja merasa dicuekin, seolah dirinya tidak ada gunanya lagi.
“Ya ALLAH apa kesalahan saya.Mengapa dengan kedatangan mereka, sahabat saya yang sekarang sangat berbeda dengan yang dulu.Saya tidak mau kehilangan sahabat kesayanganku”, Gumam Puput
Sebenarnya Puput ingin sekali menangis. Tapi dia harus kuat dengan semua itu. Tapi ternyata Puput tidak bisa menahan air matanya lebih lama lagi. Dia lari ke kelas Sisi dan menceritakan semuanya.
“Si…. Kamu merasa ada yang berbeda dengn Anti, Laras dan Lina tidak?”, Tanya Puput
“Ada apa Put tiba-tiba kamu bertanya seperti itu?”, Sisi berbalik Tanya
“Tidak ada apa-apa. Sudahlah jawab saja pertanyaanku tadi”, Kata Puput
“Iya aku merasa ada yang berubah dengan mereka. Aku merasa mereka sudah melupakan persahabatan kita dan sekarang mereka lebih dekat dengan anak lain daripada sahabatnya”, Kata Sisi
“Itu yang aku rasakan sekarang Si. Aku sedih, Si, aku ingin menangis”, Kata Puput.
Tiba-tiba Puput meneteskan airmatanya yang selama ini dia tahan.
“Si…aku ingin semuanya kembali seperti yang dulu. Kita selalu bersama, sharing bareng dan saling menghormati. Aku tidak tahan dengan semua ini. Aku merasa ingin sekali menyadarkan mereka tapi aku tidak bisa. Aku harus bagaimana?”, Kata Puput sambil memeluk Sisi
“Sudahlah…semuanya pasti akan kembali seperti dulu, sabar saja”, Kata Sisi.
Bel berbunyi, Puput kembali ke kelas dengan wajah sedih.
*****
Mungkin sahabat-sahabat Puput sudah merasakan keanehan pada diri Puput. Ketika istirahat tiba-tiba Lina mendekati Puput yang sedang berdiri sendirian di depan kelas dengan pandangan kosong.
“Dor, lagi ngapain Put?”, Tanya Lina
“Eh Lina, kaget tahu. Tiba-tiba muncul di depanku.Lagi lihat-lihat aja. Tumben nech sendirian ngga bareng sama yang lain. Yang lainnya lagi pada kemana?”, Tanya Puput
“Oh mereka lagi di kantin. Kamu lagi ada masalah Put? akhir-akhir ini kamu sering melamun”, Kata Lina
“Nggak ada apa-apa. Sudahlah…”, Kata Puput.
“Yang bener aja. Beneran?”, Kata Lina
“Iya….”, Kata Puput
“Put, kamu merasa kalau kami sudah berubah ya, sudah nggak kaya dulu. Kamu salah paham Put. Kamu saja yang merasa seperti itu. Kamu menjauh dari kami. Kamu belum bisa beradaptasi dengan mereka. Put, persahabatan itu masih ada”, Kata Lina
“Menurut kamu seperti itu, Na. tapi aku tidak merasa seperti itu. Bukan aku yang belum beradaptasi dengan mereka tapi kamu, anti, laras yang sudah melupakan persahabatan ini. Sisi juga merasakan hal yang sama dengan apa yang aku rasakan”, Kata Puput
“Ya sudah, kamu jangan mersa seperti itu. Kita kembali seperti dulu saja. Nanti Anti dan Laras, aku yang jelasin. Sekarang kamu ikut aku”, Kata Lina
“Oke, tapi kalian tidak boleh cuekin aku lagi, janji”, kata Puput
“Janji”, jawab Lina
Dengan penjelasan Lina, akhirnya semua kembali seperti dulu. Sekarang tidak ada lagi kesedihan dan salah paham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar