Custom Search

Jumat, 06 Februari 2009

LUKISAN DUA SAHABAT OLEH : FIERA TITIS NUR KP X3

Dira dan Adnan adalah dua sahabat yang bersahabat sejak SMP. Mulai dari sekolah dan kampus yang sama, bahkan cita-cita mereka pun sama yaitu sebagai seorang pelukis yang terkenal. Dira hidup sangat berkecukupan tetapi orangtua Dira selalu bertengkar, dan Adnan adalah anak seorang pedagang baso, walaupun begitu hidup Adnan selalu bahagia.

Pagi harinya, di kampus...........

” Nggak kerasa ya,, kita udah kuliah. Udah gitu kita satu fakultas lagi..” kata Adnan, yang lagi makan-makanan kesukaannya.

” Ya,, kayaknya baru kemaren kita lulus,, rasanya cepet banget..” jawab Dira.

” Ya..ya.. nggak kerasa juga kita udah sahabatan 7 tahun,, suka duka kita lalui bersama. Aku udah tahu sifat kamu dan sebaliknya,, ya kan??” kata Adnan lagi

” Woi... dari tadi aku ngomong ko di cuekin??” kata Adnan kesal

” Ya Nan.. aku denger,, tapi bentar deh coba kamu liat cewek yang di kantin sana,, cantik banget dia juga kayaknya baik dari sini aja keliatan” Dira menjelaskan.

” Mana aku nggak liat??”

” Itu yang pakai baju merah low, rambutnya panjang, dan kulitnya putih..”

Adnan diam sejenak.

” Bukannya itu Riva,, temen SD ku?? kapan dia pulang dari Singapura ya?? Sekarang dia beda banget jadi tambah cantik” katanya dalam hati.

” Heem..sekarang nih aku yang dicuekin!!!” kata dira kesal.

” He...maaf aku lagi merhatiin dia,, kayaknya aku tahu cewek itu dan sepertinya dia itu teman SD ku deh. Namanya Riva..” kata adnan.

” Ko kamu nggak pernah cerita sih sama aku??” tanya dira.

” Nggak sempet,, lagian itu juga udah lama banget. Gini nih ceritanya waktu kelas 6 SD dia pindah sekolah ke Singapura sama orang tuanya. Dia baik, pintar, dan banyak pula yang suka” jelas adnan

” O.. gitu!! Aku jadi pengin kenalan nih sama dia” pinta dira

” Heem.. cewek aja langsung” kata adnan

Mereka berdua langsung saja berkenalan dengan Riva, Dira dengan cepatnya meminta nomor Riva. Dira menjelaskan kepada Riva bahwa Adnan itu adalah teman SDnya. Riva masih tidak percaya padahal Dira sudah menjelaskannya panjang lebar. Tetapi setelah diingat-ingat lagi Riva memang punya teman yang bernama Adnan Saputra,, laki-laki yang dulu pernah menolong Riva.. Adnan, Riva, dan Dira sudah mulai akrab. Setelah mereka ngobrol lumayan lama Riva pamit pulang.

” Adnan, Dira.. Aku duluan ya soalnya aku ada kepentingan mendadak nih”

” Oy..hati-hati ya..” kata Adnan dan Dira kompak

Tidak beberapa lama Riva pergi. Adnan mengajak Dira pulang.

“ Dira,, balik yuk!!”

” Yuk..tapi hari ini aku tidur di rumah kamu ya.. Aku juga kangen sama Baso buatan ayah kamu yang lezat itu..”

” Ya,, tapi apa orangtua kamu nggak nyariin kamu??”

” Kamu loh,, kayak baru kenal aku aja.. Kamu tau sendiri kan mereka berdua nggak pernah merhatiin aku?? Isinya cuma kerja, kerja dan kerja” kata dira kesal

” Maaf deh,, udah nggak usah cemberut gitu dong,, kayak anak kecil aja??” kata Adnan sambil meminta maaf. Dira masih diam saja, tapi saat Dira melihat tingkah laku Adnan yang konyol itu Dira ketawa lagi.

” Nah..gitu dong ketawa,, sebagai tanda permintaan maaf ku..aku traktir makan deh di tempat ayah sepuasnya” kata Adnan membujuk

” Beneran nih??”

” Yaa..emang aku pernah bohong apa sama kamu??”

” Oya Nan.. tadi aku liat pengumuman ada perlombaan lukis antar kampus juara 1 = 15 juta, 2 = 10 juta, 3 = 7 juta, liburan ke Lombok pula dan hasil lukisan juara 1 akan diikutsertakan ke pameran lukisan yang bergengsi ,, mau ikut kan nan??” tanya Dira

” Ikut dong,, nanti kita bahas lagi ya di rumah” jawab Adnan

15 menit telah berlalu akhirnya mereka sampai di rumah Adnan.

” Huh...akhirnya nyampe juga” kata Dira sambil membuka pintu mobil dan langsung saja Dira ke kedai baso ayah Adnan.

Esok harinya, Dira dan Adnan biasa berangkat bersama. Setibanya di kampus, mereka berdua membahas perlombaan lukis yang diadakan kampus mereka. Tanpa panjang lebar mereka langsung ke tempat pendaftaran dan meminta formulir. Di formulir tersebut tertulis bahwa yang mengikuti perlombaan ini adalah mahasiswa/i khusus fakultas kesenian ( Seni Rupa ), lukisan boleh dikerjakan dirumah dan temanya bebas.

” Nan..dah dapet inspirasi belum??” tanya Dira

” Belum nih..emang kamu udah apa??” jawab Adnan

” He..sama belum juga”

” Uh..dasar kau ini!!”

Tidak terasa pagi pun berganti siang.

” Ra.. pulang yuk,, aku dah cape banget nih.. Kamu mau tidur lagi nggak di rumah ku??” tanya Adnan

” Nggak Nan,, aku pulang ke rumah aja kasihan Bibi sendirian” jawab Dira

” Wah.. nggak nyangka ya kamu peduli juga sama Bibi??” kata adnan tersenyum

” Heem..ngejek nih?? Aku kan emang gitu baik, keren, cakep, tidak sombong, dan rajin menabung lagi,, ya kan??”

” Emang iya ya?? Kamu rajin menabung dan tidak sombong?? bukannya....” Belum selesai Adnan bicara, Dira langsung menarik tanganya dan menyuruhnya masuk ke mobil.

Sesampainya di rumah, Adnan langsung mandi dan sholat. Saat Adnan tiduran di beranda depan rumahnya....

Kriiiiiing..........Kriiiiing........suara handphone Adnan berbunyi.

” Duh..siapa sih ngganggu aja” kata Adnan kesal sambil melihat siapa yang telepon

” Hallo?? Ini siapa ya??” tanya Adnan

“ Hallo nan.. Ini Riva” jawab Riva

” Oh.. kamu!! Apa kabar va??”

” Alhamdullilah baik, kamu gimana??”

” Alhamdullilah baik juga”

” Oya nan.. Aku boleh maen nggak ke rumah kamu sekarang?? Aku pengen ngobrol banyak sama kamu?? Aku juga pengen ketemu orangtua kamu,, rumah kamu masih yang dulu kan??”

” Boleh dong,, ya rumah ku masih yang dulu.. Ya udah aku tunggu ya”

Setengah jam Adnan menunggu Riva. Tiba-tiba mobil berwarna merah berhenti di depan rumah Adnan.

” Hai..Nan!! maaf nunggu lama”

” Ya.. nggak apa-apa ko,, masuk dulu sini”

“ Ya..makasih!! Oiya.. gimana kabar kedua orangtua kamu?? Em.. rumah kamu banyak yang berubah ya,, di depan juga udah ada kedai baso ayah kamu??”

” Allhamdulillah baik,, orangtua kamu gimana?? Baik juga kan?? Ya nih..abis kasihan sih ayah harus dorong gerobagnya terus”

” Alhamdullilah baik juga ko.. O.. gitu ya,, Ngomong-ngomong orangtua kamu kemana ko sepi banget??”

” Ayah sama Ibu lagi pergi ke rumah sakit jenguk temennya”

Saat mereka melepas rindu. Adnan mengajak Riva ke Galeri Lukisan yang dibuat oleh Adnan dan Dira.

” Wah.. bagus banget lukisan-lukisannya!! Ini semua kamu yang bikin??” tanya Riva heran

” Ya.. enggak dong va” jawab Adnan

” Lukisan ini pertama kali aku bikin,, kalo yang lukisan ini kado dari Dira” kata Adnan sambil menunjukan lukisan-lukisannya

” Kalian klop banget ya,, keren!!” kata Riva

” Ah..kamu biasa aja kali. Tapi kita emang sih sahabatan udah lama banget sejak SMP, cita-cita kita juga sama jadi seorang pelukis terkenal”

” Oya..ngomong-ngomong mau nggak aku lukis??” tanya Adnan

Riva hanya menggangguk. 15 menit pun berlalu, lukisan yang dibikin Adnan pun selesai.

” Selesai nih lukisannya tapi belum sempurna banget sih,, dua hari lagi lukisannya aku kasihin kamu ya”

” Oke deh,, oya nan aku pulang dulu ya dah sore nih..”

” Y.. hati-hati ya di jalan,, maen-maen ke sini lagi ya”

Pagipun menjelang, tidak disangka Dira sudah tiba di rumah Adnan dan langsung saja Dira ke Galeri lukisan. Tiba-tiba Dira melihat satu lukisan yang menurutnya tidak asing yaitu lukisan seorang perempuan. Dan ternyata lukisan itu adalah Riva. Dira pun terkejut melihat semua itu. Adnan yang baru selesai mandi dan melihat semua itu juga ikut terkejut. Adnan berusaha menjelaskan semua itu tetapi Dira langsung pergi dan tidak mau dengar penjelasan dari Adnan. Di Kampus Dira selalu menjauhi Adnan, telepon dari Adnan pun selalu dimatikan. Adnan bingung bagaimana caranya menjelaskan semua itu. Tiba-tiba Riva datang menemui Adnan untuk mengambil lukisan yang dibuat Adnan waktu itu.

” Hei..nan..gimana lukisannya udah selese belum??” tanya Riva

” Eh..kamu va..Maaf ya lukisannya belum selese aku buat soalnya aku lagi banyak masalah” jawab Adnan

” Masalah apa?? Pasti tentang Dira ya?? Cerita dong sama aku!!”

Adnan hanya mengangguk dan menjelaskan semuanya.

” Jadi,, semua ini gara-gara aku ya?? Aku minta maaf ya gara-gara aku kalian jadi marahan kayak gini.. Adnan,, aku juga mau ngomong kalau sebenarnya aku udah punya cowok, sekarang dia di Singapura”

Adnan terkejut mendengar semua itu. Tanpa panjang lebar Adnan langsung menelpon rumah Dira.

” Hallo bi..Ini Adnan..Diranya ada??”

“ O..den Adnan,, den Diranya ada den tapi den Dira lagi sakit sudah dua hari ini”

” Sakit apa bi??”

” Badannya panas den,, kata dokter sih demam”

” Gitu..ya bi ya udah nanti aku ke situ ya tapi jangan bilang Dira kalau aku mau ke situ, makasih bi”

” Iya den..”

Adnan mengajak Riva ke rumah Dira untuk membantu menjelaskan semua kejadian itu. Sesampainya di rumah Dira, Adnan dan Riva langsung menuju ke kamar Dira.

Tok..Tok..

” Masuk bi” terdengar suara Dira dari dalam kamar. Setelah pintu kamar terbuka Dira kaget melihat Adnan dan Riva datang.

” Ngapain kalian kesini,, aku kan udah bilang nggak ada yang perlu dijelasin” kata Dira sambil memalingkan mukanya.

” Tenang dulu Ra,, kamu kan masih sakit. Gini Ra..Riva yang mau njelasin semuanya” kata Adnan.

Riva menjelaskan semuanya ke Dira. Mendengar semua itu Dira langsung minta maaf ke Adnan.

” Adnan,, maafin aku ya soalnya aku nggak percaya sama kamu” kata Dira menyesali semua perbuatan yang dilakukannya.

” Kamu nggak salah ko,, harusnya aku yang minta maaf” kata Adnan

” Ini semua bukan salah kalian berdua,, ini semua salahku!!” kata Riva

” Ya udah biar adil gini aja deh semua salah kita bertiga” kata Dira lagi

” Kita loe aja kali gue nggak” kata Adnan dan Riva kompak

Dira hanya tersenyum melihat keduanya kompak.

” Oya Bro.. besok kamu berangkat ke kampus kan??” tanya Adnan

” Ya emang kenapa?? Kangen ya sama aku??” jawab Dira

” Ih..amit-amit deh emang aku homo?? Gini,, besok kan udah mulai perlombaannya masa kamu nggak ikut. Sayang loh udah beli formulirnya” kata Adnan lagi

Dira tersenyum,, ” Ya.. besok aku dateng ko, lagian aku juga nggak lupa tadi kan cuma pura-pura”

” Pura-pura apa pura-pura?? dasar kakek-kakek loe” kata Adnan

” Eh..Dir,,Nan.. Aku jadi bisa ambil hikmah setelah kejadian ini tau. Emang ya sahabat itu adalah segalanya, aku jadi kangen nih sama sahabatku yang ada di Singapura sana” kata Riva

” Iya.. Aku juga berpikiran gitu Va..” kata Dira sambil memegang tangan Riva dan Adnan

Hari yang dinanti datang juga yaitu Lomba Lukis antar kampus dimulai. Dira dan Adnan mengambil tema yang sama yaitu persahabatan. Setelah semua peserta selesai melukis. Pengumuman hasil lomba pun dibacakan dan ternyata juara pertama adalah Adnan Saputra dan juara kedua adalah Dira Erlangga.

“ Wah.. akhirnya kita dapetin hadiah itu ya Nan!!” kata Dira

“ Ya nih.. Aku seneng banget gila!!” kata Adnan

” Wah..wah..Hebat kalian ini!! Ajak aku ya kalau mau ke Lombok” kata Riva sambil memberi selamat ke mereka

Tiba-tiba panitia lomba itu mendekati Adnan dan Dira.

“ Selamat ya Adnan lukisan kamu akan diikutsertakan ke pameran lukisan yang bergengsi tingkat Nasional” kata panitia

“ Tingkat Nasional??”

“ Ya..”

“ Tapi bukannya cuma antar kampus di Kota ini??”

“ Bukan,, kita memang bikin Tingkat Nasional!”

” O begitu ya?? Makasih ya pak!!”

” Eh..nan,, Selamat ya aku jadi ikut senang!!” kata Dira tersenyum

” Makasih juga ya karena support kalian aku bisa kayak gini, terutama kamu Dir..kamu emang sahabatku yang paling baik” kata Adnan



-----------------------------------------TAMAT-----------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar