Custom Search

Selasa, 03 Februari 2009

SEBUAH PERUBAHAN Oleh: Oktaviana X-3

Ayam berkokok tanda pagi sudah menjelang,sang mentari pun siap untuk menyapa kepada dunia.Tak terasa hari ini adalah hari Senin,hari dimana semua siswa harus mulai masuk ke sekolah seperti biasa setelah libur panjang akhir semester.
Dengan penuh semangat semua anak bergegas mempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah.Baju,sepatu,tas dan alat-alat tulis yang masih baru menemani mereka untuk memulai hari di sekolah.Hal itu pun dilakukan oleh Luna seorang remaja yang duduk di bangku SMA.
Ia adalah salah satu murid teladan di sekolahnya,namun itu dulu sewaktu dia masih duduk di bangku SMP.Kini ia menjadi seorang yang pemalas dan prestasi belajarnya pun menurun.
Kepentingan Luna saat ini adalah untuk menjadi seorang yang tenar di sekolahnya,Ya…tenar bkan berarti karena ia pandai namun tenar karena ia menjadi seorang yang modis di sekolahnya.Usahanya pun berhasil,kini ia dikenal oleh semua orang sebagai siswa yang modis,padahal ia hidup pada keluarga yang sangat berkecukupan.Dari semua perubahannya itu,hanya satu sifat yang tak pernah berubah yaitu sifat yang baik ketika berhadapan dengan orang tuanya.

”Luna......bangun nak,sudah jam 6 nanti kamu terlambat ke sekolah” teriak sang ibu dengan memanggil namanya.
”Iya.....Bu......,ni Luna sudah bangun ko Bu” jawab Luna dengan lembut.
”Cepet ya nak,ibu tunggu di bawah”
Luna dengan cepat membereskan kamar dan mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah.
”Bu...Luna berangkat ya Bu....” kata Luna sambil berjabat tangan dengan ibunya.
”Ooo ya nak,ini uang pembayaran SPP untuk 2 bulan jangan lupa di bayar dan ini uang saku untuk kamu”
”Ya Bu makasih,Luna mau cepet-cepet ni takut telat”
”Ya sudah,hati-hati di jalan ya,belajar yang rajin di sekolah”
”Beres Bu”
Luna pun dengan semangat berjalan menuju ke sekolahnya yang jaraknya tak jauh dari rumahnya.
Sesampainya di sekolah,ia disambut oleh kelima orang sahabatnya,yaitu Salsa,Zielda,Melin,Airin dan Popy.Kelima temannya merupakan anak yang cukup populer di kalangan sebayanya.
”Hai....kamu baru berangkat?” sambut Zielda dengan ramah.
”Iya ni tadi aku bangun kesiangan” jawabku dengan melepas lelah.
”Oh....teman kita yang satu ni kan pemalas,liyat saja pasti dia belum mengerjakan tugas liburan?” sindir Melin dengan nada bercanda.
”Ups....ko tau,gimana ya kan da kalian-kalian yang bisa aku contekin” jawab Lola dengan santai.
”Huuh...dasar,kenapa sich kamu jadi berubah begini” tanya Salsa.
”Lah tau lah,ku juga bingung”
”Iya dah mendingan kita mikirin tempat yang mau kita tongkrongin nanti pulang sekolah,Ok ga tu?” sambung Popy.
”Siiip.....Lah”
Akhirnya mereka berenam terlelap dalam omongan antar remaja,dan mereka pun melupakan tugas mereka yang belum mereka kerjakan.
Tak terasa sudah satu jam mereka berdiskusi hal yang tidak penting.Bel pun berbunyi,karena hari ini adalah awal masuk sekolah maka siswa di pulangkan lebih awal.
”Ahh....akhirnya pulang juga”
”Eh tapi jadi kan?
”Iya jadi lah”
”Tapi sepertinya aku hari ini ga ikut dech”
”Kenapa”
”Jangan bilang kalau kamu ga punya uang buat belanja,katanya anak modis,masa belanja saja ga punya uang”
”Iya bukan begitu”
”Y sudah makanya ikut donk”
”Iya dech
Luna pun bingung apa yang harus ia lakukan untuk menolak ajakan temannya itu,ia tidak ingin mengecewakan teman-teman modisnya itu.
Kemudian Luna teringat akan sesuatu di tasnya yaitu uang pembayaran SPP pemberian orang tuanya.Namun ia tak sanggup berbohong kepada orang tuanya.Akhirnya Luna pun mengambil keputusan untuk memakai uang itu untuk berbelanja barang-barang modis.
Hal itulah yang membuat Luna merasa sangat merasa bersalah kepada orang tuanya.
Setelah mereka sampai di sebuah toko barang-barang modis,Luna pun benar-benar melupakan perasaan ragunya untuk memakai uang itu.Ia benar-benar bertekad memakai uang itu untuk berbelanja.
Tiga jam telah mereka habiskan hanya untuk memilih dan memilah barang-barang yang ada di toko itu.
Waktu terbuang dan uang pun melayang.
”Ah...puas sekarang akhirnya tujuanku untuk membeli tas ini pun tercapai”
”Yoi,,,lain kali kesitu lagi y....”
”Beres...nanti aku tinggal minta uang kepada orang tuaku lagi”
”Oh ya gimana La,kamu seneng ga aku ajak kesitu”
”Seneng banget”
”Tapi ko muka kamu ragu-ragu gitu sich”
”Duh ini cuma kecapaian kali”
”Ohhh....iya dah sekarang aku anter kalian pulang”
”Duhh makasih,Your is the best”
“Y iyalah masa y iya donk”
”Huuhh...bahasanya itu lo”
Keenam sahabat pun bercanda ria setelah mereka puas menghabiskan uang saku mereka untuk berbelanja.Begitu juga dengan Luna,ia pun telah melupakan rasa canggungnya untuk berbohong.
Sesampainya di rumah Luna dengan rasa santainya membawa barang belanjaan ke dalam rumah.
”Ehh....anak ibu sudah pulang,bagaimana tadi pelajaran di sekolah?”
”Asyiik ko Bu”
”O...ibu yakin ko anak ibu pasti pinter di sekolah,wah bawa apa itu nak”
”Itu Bu tadi aku di belikan oleh teman-teman yang baru saja pergi berlibur”
”Y sudah,cepat ganti baju,terus makan,sholat,dan istirahat”
”Ok Bu”
”Ahhh....akhirnya bisa juga aku berbong,tak seperti biasanya aku lulus berbohong,Lah sudah lah,ngantuk” bisik Lola.

Ya....begitulah pengalaman seorang Luna berbohong untuk yang pertama kalinya.Namun hal itulah yang menyababkan seorang Luna menjadi senang berbohong.
Setiap harinya ia tak pernah luput dari berbohong,bahkan berbohong telah menjadi kebiasaan.Kebiasaan itulah yang mengubahnya menjadi senang membantah orang tuanya.
Sampai pada suatu hari,Luna menjadi kurang bersemangat untuk berangkat ke sekolah.Itu dikarenakan Luna semakin tidak bisa mengatur waktu.Setiap harinya ia selalu pergi bersama teman-temannya hingga larut malam.Orang tuanya pun sangat khawatir dengannya.Ia selalu pergi tanpa ijin.Kebiasaan itu membuat sang Ayah marah kepadanya.Namun seorang Luna akan dapat mengatasinya dengan kebohongannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi,namun tak seperti biasanya,Luna belum turun dari kamarnya.
”Luna....bangun sudah siang !!!! ”
Namun tak ada jawaban dari Luna.
Sang ibu mulai khawatir ketika panggilannya tak dijawab untuk kedua kalinya.
Setelah ditengok ternyata Luna sakit,untuk pertama kalinya ia tidak masuk ke sekolah.
Tak terasa sudah lima hari Luna istirahat di rumah,namun kondisi Luna tak kunjung membaik.
Setiap harinya Luna hanya bisa beraktivitas di tempat tidurnya,hal itu disebabkan karena Luna belum pulih dari sakitnya.Ia menyesal karena tak pernah mndengar perkataan orang tua,kerjanya hanya main....main....dan main....
Sampai suatu malam ia mendengar percakapan orang tuanya.
”Yah...kenapa sifat anak kita kini berubah,apa karena kita terlalu mengekangnya untuk belajar terus?”
”Ahh...itu cuma perasaan ibu saja,mungkin pengaruh dari teman-temannya”
”Iya ....ibu hanya takut saja kalau-kalau anak kita menjadi brutal,ibu tidak tega”
”Tenang saja nanti kalau Luna sudah membaik akan Ayah nasehati”
”Ya sudahlah terserah Ayah saja”

Mendengar kata-kata ibu yang sangat mengkhawatirkan keadaan Luna,membuat Luna tak tahan mengeluarkan air mata,Ia pun sadar atas kesalahan yang ia lakukan selama ini,ia tak sanggup melihat orang tuanya bersedih.
”Ya ampun apa yang telah aku lakukan,aku telah membuat orang tuaku khawatir,aku tak bisa membuat mereka terus bersedih.... ”
Luna pun teringat akan uang pembayaran sekolah yang telah ia salah gunakan,dia bingung harus berbuat apa....
Ternyata kata hatinya menunjukkan jalan keluar,kata hatinya mengatakan bahwa ia harus berubah dan memulai dari awal lagi.Dia pun berjanji pada hatinya akan mengakui kesalahannya dan mengganti uang itu dengan uang jajannya.
Mulai sejak itulah seorang Luna berubah menjadi seperti yang dulu,dan akhirnya ia mengerti akan arti ”SEBUAH PERUBAHAN”

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar