Custom Search

Selasa, 10 Februari 2009

Cahaya di Hidupku Oleh Fathia X-3

Cahaya di Hidupku

Gisel Rahardian itu adalah namaku.Aku adalah siswi SMA Tunas Bangsa,sekarang ini aku duduk di kelas 11,di sekolah aku cukup populer..Banyak teman yang iri padaku, mereka berkata aku ini cantik, anggun, manis, dan lagi anak seorang pengusaha kaya raya..Padahal sebenarnya aku tidak begitu bahagia dengan semua ini, orang tuaku sangat sibuk dengan pekerjaannya, itu membuat aku merasa kurang mendapatkan kasih sayang ditambah lagi aku adalah anak tunggal.. Aku pun tumbuh menjadi anak yang cuek..
Di sekolah aku mempunyai banyak teman bermain,aku sering menghabiskan waktuku besama mereka untuk sekedar jalan-jalan dan berfoya-foya.Sahabat dekatku ada empat, mereka adalah Icha, Alya, Bobby, dan Rengga.Aku bisa melakukan apa pun yang ingin ku lakukan sesuka hatiku..
Hari ini ada pelajaran Bahasa Indonesia,huh aku tidak suka dengan gurunya, selain itu menurutku pelajaran ini tidak begitu penting…Hari ini kami pergi ke perpustakaan sekolah, kami ditugaskan mencari unsur instrinsik dari cerpen-cerpen yang ada..
”Males banget nih, ngebosenin…!”ujarku pada Icha dan Alya.
“Iya ya,tugas kok gak penting banget..!”kata Icha.
“Bener banget tuh, emang guru kurang kerjaan..Gimana kalo kita ke kantin aja ?”sahut Alya.
“Setujuu..Lagian bentar lagi kan istirahat..!”jawabku dan Icha.
Kami pun bergegas pergi menuju kantin.Saat hendak keluar dari perpustakaan, aku bertabrakan dengan Nola..
”Gimana si, kalo jalan tu ngeliat dong..!”ujarku memarahi Nola.
“Iya, udah pake kacamata segede itu juga, masih aja nabrak..!”sahut Alya.
“Maaf Gisel, aku bener-bener enggak sengaja..”kata Nola ketakutan.
“Udah lah..Ngapain ngurusin si kutu buku ini..!”sahut Icha.
Kami bertiga pun bergegas pergi meninggalkan Nola..Sambil jalan, kami bertiga membicarakan Nola, aku tidak suka dengan Nola, dia adalah juara kelas,anaknya kuper, lugu, polos, ketinggalan jaman, dan pendiam, dia sering diledek si kutu buku..

“Ya Tuhan, kenapa aku selalu berbuat salah..?Kenapa tadi aku nabrak Gisel..?Kenapa gak ada yang mau temenan sama aku, apa aku ini gak pantes punya temen…?Tuhan, aku iri sama Gisel, dia punya banyak temen,dia punya semua yang enggak aku punya..”kata Nola di dalam hati.
Gisel jarang sekali berada di rumah, malam hari dia baru pulang ke rumah, dia menghabiskan waktunya untuk jalan-jalan dan berfoya-foya dengan teman-temannya.Dia melakukan semua itu hanya untuk menghilangkan rasa kesepiannya saat di rumah..
Pada suatu hari, seperti biasanya sepulang sekolah Gisel pergi jalan-jalan ke Mall bersama Alya, Icha, Rengga, dan Bobby..Pada saat Gisel sedang memilih-milih baju, tiba-tiba handphonenya berbunyi, ternyata itu adalah telepon dari mamanya, ia pun terkejut, ia pun pergi meninggalkan teman-temannya dan mencari tempat yang cukup tenang untuk menerima telpon.
“Tumben telpon mah, ada perlu apa,bukannya Gisel itu gak penting buat mama papa..?!”sindir gisel dengan ketus..
“Gisel maafin mama papa ya, selama ini kami kurang merhatiin kamu..?Tapi kami kan bekerja juga buat kamu..”jawab mama Gisel sambil tersisak-isak.
“Lho mama kenapa, kok suaranya kayak habis nangis, ada masalah apa?”tanya Gisel.
“Kamu bisa pulang sekarang enggak, mama papa mau bicara penting sama kamu..?Sebenarnya papamu kalah tender,perusahaan kita bangkrut!!Jadi semua usaha kami sia-sia, pengorbananmu karena kurang mendapat kasih sayang dari kami juga sia-sia.Maaf ya sayang, kami gagal menjadi orang tua yang baik buat kamu…?”kata mama Gisel.
“Yang bener, mama gak boong khan sama aku..?Mama jangan ngomong gitu, sekarang Gisel sadar kalo Gisel itu egois!!Padahal ternyata kalian sayang banget sama aku..Aku juga jadi ngrasa bersalah, maafin Gisel juga ya mah..?Ya udah sekarang Gisel langsung pulang..”jawab Gisel sambil menangis.
“Makasih ya sayang..”kata mama Gisel mengakhiri pembicaraan.
Gisel pun menutup telponnya, dia sedih mendengar kabar dari mamanya,tapi ia juga senang mendengar kata sayang yang diucapkan mamanya, itu adalah kata-kata yang sangat jarang ia dengar..Ia pun bergegas kembali ke tempat teman-temannya, ia hendak berpamitan kepada teman-temannya.Saat ia mendekat ke Icha, Alya, Bobby, dan Rengga, tanpa sengaja Gisel mendengarkan pembicaraan teman-temannya, Gisel pun bersembunyi, ia mendengarkan pembicaraan temannya itu.
“Gila Cha kamu beli apa aja, banyak banget..?!”kata Bobby.
“Udahlah tenang aja, khan ada Gisel, kamu kalo mau beli ambil aja!”sahut Alya.
“Iya mami papi Gisel itu khan orang kaya, dia pasti banyak uang..!”kata Icha.
“Bener juga ya, kenapa mesti gak enak, Gisel itu khan baik banget sama kita.”kata Bobby.
“Lagian Gisel itu gampang dibodohin, dia nurut aja sama kita.”sambung Rengga.
“Bener banget tuh, hahaha..Kita bisa belanja sepuasnya dong..!”kata Alya.
“Setuju…!!!”sahut semua.
Gisel sangat sedih, ia tidak menyangka kalau teman baiknya selama ini ternyata hanya memanfaatkan kekayaaannya saja.
”Ya Tuhan, kenapa kau berikan semua cobaan ini bertubi-tubi, apa yang harus ku lakukan..?”kata Gisel dalam hatinya.
Gisel pun bergegas pulang ke rumah, ia meninggalkan temannya begitu saja.Sesampainya di rumah, orang tua Gisel langsung menjelaskan semuanya.Untuk mengganti kerugian, rumah mewah, mobil, dan aset-aset berharga lainnya disita.Hanya tersisa sedikit uang..Hari itu juga Gisel dan keluarganya pergi meninggalkan kehidupan mewah mereka selama ini.Kini Gisel tinggal di sebuah rumah kontrakan yang tidak telalu besar.Gisel dan kelurganya sangat sedih, tapi mereka tau ada hikmah di balik ini semua, yaitu berkumpulnya lagi Gisel dengan Orang tuanya.
Ternyata rumah Gisel yang sekarang bersebelahan dengan Nola.Nola sangat terkejut melihat Gisel menjadi tetangga barunya, dia tidak tahu apa yang terjadi pada Gisel.Nola ingin bertanya, tapi dia takut, karena dia tahu kalau Gisel tidak suka dengannya.Akhirnya Nola hanya diam saja..
Keesokan harinya di sekolah, teman-teman Gisel menanyakan tentang menghilangnya Gisel kemarin.
“Sel kemarin kamu kemana, kok ngilang sii..?!”tanya Icha.
“Kemarin kita binggung banget nyariin kamu, iya khan..?”sambung Alya.
“Ia, bener-bener!!”kata Bobby dan Rengga.
“Sorry kemarin aku ada urusan!!Binggung kenapa,gak ada yang bayarin ya..?!”jawab Gisel.
“Kok kamu ngomong gitu..?”tanya Icha.
“Asal kalian tau, kemarin aku denger semua yang kalian omongin, aku kecewa banget sama kaliyan.Sekarang aku udah gak kaya lagi, mama papaku bangkrut, jadi kaliyan gak usah temenan lagi sama aku..”kata Gisel dengan wajah yang dingin.
Gisel pun pergi meninggalkan teman-temannya.
Gisel pergi ke ruang kosong di belakang gedung sekolah, di sana tempatnya sangat sepi, di sana ia menangis untuk melepaskan semua bebannya.Tiba-tiba muncul bayangan seorang anak, Gisel terkejut, ia segera menghapus air matanya.
“Sorry Gisel aku ganggu ya..?Lanjutin aja nangisnya biar kamu lega..Kalo kamu mau kamu bisa curhat sama aku, siapa tau bebanmu bisa lebih ringan..?!”kata Nola.
“Nola…kamu mau dengerin cerita aku..?”tanya Gisel.
“Tentu..”jawab Nola.
Gisel pun memeluk Nola, Ia melupakan semua rasa bencinya pada Nola.Gisel merasa sangat diperhatikan oleh Nola.Gisel juga meminta maaf atas semua perilakunya selama ini pada Nola.Ia menceritakan semua masalahnya pada Nola, mereka saling bertukar pikiran, mereka pun dengan cepat menjadi seorang sahabat.Gisel merasa mendapatkan sahabat baru yang sangat berarti dan tulus.Nola juga bahagia karena sekarang ia memiliki seorang sahabat seperti Gisel.
Esoknya di sekolah, anak-anak gempar,mereka binggung melihat Gisel dan Nola bersahabat.Mereka binggung melihat dua pribadi yang tadinya sangat berbeda itu bersatu.Gisel dan Nola cuek saja, mereka tidak peduli dengan perkataan teman-temannya di sekolah.Mereka saling memahami dan membantu satu sama lain.Nola mengajari Gisel tentang arti kehidupan dan mambantu Gisel beradapatasi di lingkungan yang baru.Sedangkan Gisel mengajari Nola supaya tidak menjadi anak yang pemalu dan membantu Nola bergaul supaya mudah memiliki banyak teman.
Tidak hanya Gisel dan Nola saja, orang tua mereka pun bersahabat.Ayah Nola membantu Papa Gisel mencari pekerjaan baru, walaupun pekerjaanya sangat berbeda dengan profesi lama Papa Gisel dan penghasilannya pas-pasan.Kini Gisel dan keluarganya hidup bahagia dan harmonis,mereka telah mengetahui arti sebuah keluarga yang sesungguhnya.Gisel tidak kesepian lagi, sekarang orang tuanya sangat memperhatikan Gisel.Nola juga menjadi sahabat yang sangat berarti untuk Gisel.Gisel sangat bahagia, kini ia sadar begitu banyak orang yang sayang padanya, ia juga sadar kalau harta bukanlah jaminan kehidupan yang bahagia.
“Tuhan terimakasih..Terimakasih karena engkau telah memberikan cahaya dalam hidupku..Semoga semua kebahagiaan ini akan abadi.”ucap Gisel dalam hati.


- THE END -

1 komentar: