Custom Search

Selasa, 03 Februari 2009

KISAH CINTAKU

Oleh: Bagazz X-1
Saat ini aku duduk dibangku SMA, kutinggalkan semua kenanganku sewaktu SMP dulu. Banyak yang berubah, semuanya berubah. Kini aku manghadapi banyak masalah dan persoalan yang baru, masalah dan persoalan yang aku hadapi menjadi bertambah rumit dan kompleks, tapi ini yang harus aku lakukan untuk menggapai semua harapan dan cita-citaku yang sejak lama ingin aku wujudkan, untuk menjadi orang yang sukses dan berguna bagi diriku sendiri dan juga semuanya.
Aku bersekolah di sebuah sekolah di daerahku. Disini,di sekolah ini aku mendapatkan tempat belajar yang baru, teman-teman yang baru untuk berbagi suka dan duka, dan juga guru-guru baru untuk membimbing aku agar dapat mamahami palajaran-pelajaran yang diberikan, tapi sekolah bagiku bukan cuma tempat untuk belajar, juga tempat bermain serta tempat berkumpul bersama teman-teman, semua hari-hariku aku lalui disekolah.
Sekarang ini aku menginjak remaja ,aku harus pandai-pandai bergaul dan, memilih teman. Jangan sampai aku terjerumus kedalam hal-hal yang negatif, semua itu dapat merusak semua cita-cita dan harapanku, dan juga aku tak mau memparmalukan sekolah dan juga keluarga yang selalu mendukung aku dan memberiku dorongan untuk tetap semangat.
Hari ini hari pertamaku masuk sekolah, sungguh hatiku senang dan gembira untuk menjalaninya. Aku duduk bersama teman baruku Rizal. Dia anak yang cukup rajin dan tidak terlalu buruk untuk menjadi temanku. Hari pertama sekolah adalah hari pertama untuk mengenal lebih jauh tentang semua yang ada di sekolah baruku ini. Hari ini aku berkenalan dengan semua teman-temanku. Kami bersalaman dan saling memperkenalkan diri, sungguh indahnya sebuah persahabatan. Tapi tiba-tiba kurasa ada yang berbeda dengan seseorang yang ada di hadapanku, aku merasakan ada yang berbeda dengan dia, tak seperti teman-temanku yang lain, dia sangat mempesona, aku terpana melihatnya, tak henti aku memandanginya, dia pun tersenyum padaku dan mendekatiku. Hatiku menjadi tak karuan, apa7 yang akan dia lakukan dengan mendekatiku .Diapun duduk disampingku.
“Hai…” ucapnya.
”Hai juga…” kataku.
”Boleh kenalan?” katanya.
Tanpa berpikir panjang akupun langsung berkenalan dengannya ”namaku Bayu,namamu siapa?”.
”Oh…Bayu, aku Meli salam kenal yah…” jawabnya.
Pandanganku masih tertuju padanya, aku tak bisa berhenti memandanginya.
”Hai,kenapa? ada apa denganku?” tanyanya,
”Ga,ga ada “ ucapku.
”Eh,sudah dulu ya, aku pergi dulu, senang berkenalan denganmu”.
Aku hanya diam dan masih memandanginya yang berjalan ke dapan kelas.
”Ketahuan ya, ada apa nih…” ucap Rizal penuh tanya.
”Dia cantik juga ya” ucapku
”Kenapa,suka ya?”, kata Rizal
”Ga,biasa aja” aku tersipu malu
Setelah hari pertama masuk sekolah hari-hari berikutnya pun aku lalui dengan hati riang gembira. Meli yang satu kelas denganku tak bisa berhenti aku pandangi, selain cantik dan manis dia juga pintar, membuat aku tambah terpesona. Hari-hariku disekolah aku lalui dengan bercanda bersama Meli dan teman-teman yang lain, aku ingin tau lebih dalam tentangnya, aku ingin menjadi teman dekatnya. Saat pelajaran fisika, guru fisikaku pak Candra menjelaskan dan menerangkan tentang pembahasan saat itu, tapi aku tak bisa berhenti memandanginya, memandang Meli.
”Bayu! Bayu! perhatikan!” ucap pak Candra dengan lantang.
”Yu, Bayu dipanggil pak candra tuh” ucap Rizal.
”Apa, ada apa?” aku tak sadarkan diri.
”Bapak sedang menjelaskan kamu malah melamun saja, sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan?” Tanya pak candra.
”Ga, ga ada apa-apa pak” jawabku.
”Mikirin Meli tuh pak…ha…ha…” jawab Rizal
.Aku dan Meli pun tersipu malu. Dan kami melanjutkan palajaran kembali.
Saat waktu istirahat tiba.aku mendekati Meli.
”Hai Meli, maaf ya tadi aku buat kamu malu” ucapku.
”Ga perlu minta maaf, kamu kenapa sih kayaknya lihat ke aku terus, ada yang aneh ya denganku?” kata Meli.
”Kamu ga aneh, ga ada yang aneh, oh ya aku boleh minta nomor HP kamu ga?”,
”Oh boleh, nih nomor HPku”.
Saat sampai di rumah aku langsung masuk kamar dan memegang HPku, aku SMS Meli, dari situlah kami menjadi sangat dekat dan lebih dekat. Tanpa terasa setiap hari aku selalu ngobrol dan SMS dia.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, tanpa terasa hari-hariku di SMA sudah berlangsung lama. Tanpa hari yang aku lalui tanpa Meli, ternyata aku tertarik dengannya, dan sepertinya aku jatuh cinta padanya. Dia yang selalu ada dalam bayanganku, dia yang selalu aku pikirkan. Saat di sekolah aku bertanya pada Rizal temanku
”Zal, aku pantas ga dengan Meli?”. Tanyaku.
”Pantas gimana maksudmu?” Tanya rizal.
”Ya pantas, jadi pacarnya…” ucapku dengan berbisik.
”Pacar? kamu ingin jadi pacaran dengan Meli?” Tanya Rizal dengan lantang.
”Hai, jangan keras-keras, nanti dia dengar” ucapku.
”Maaf…kamu ingin jadi pacarnya Meli?” bisik Rizal.
Aku menjawab ”Ya, apa lagi? cocok kan?”
”Boleh tuh, dah tembak aja dia, aku ikut mendukung. mau aku bantu apa?” kata Rizal.
”Ga perlu.aku bisa sendiri” kataku.
Setiap malam aku selalu memikirkan kata-kata temanku Rizal, apakah aku cocok dengannya, apa aku pantas. Hal itu yang selalu ada di pikiranku. Tanpa pikir panjang aku langsung telpon dia.
”Mel, ngomong-ngomong kamu sudah punya pacar belum?”.
”Kenapa sih kamu tanya-tanya gitu?” ucapnya penuh Tanya.
”Ga, aku cuma tanya aja, ga boleh ya?” ucapku yang penuh dengan rasa penasaran.
”Belum, aku kan ga punya pacar” jawabnya.
”Oh…” kataku.
Kini hatiku menjadi tak karuan.
”Ya sudah dulu ya Mel, terima kasih” ucapku.
”Ya sama-sama”. Sambung Meli.
Setelah itu aku masih berfikir aku ingin menjadi pacarnya. Hatiku hanya tertuju padanya, dia yang selalu aku pikirkan dan aku impikan. Aku bertanya pada diriku sendiri apakah aku mempunyai keberanian untuk mengungkapkan isi hatiku padanya, apakah aku sanggup.Itu yang selalu aku tanyakan pada diriku, Hatiku tak tentu jika bertemu dengannya, rasanya dialah segalanya. Aku masih bertanya pada diriku apakah benar apa yang dikatakan Rizal temanku, apakah aku cocok dengannya. Aku ingin mencoba ungkapkan semuanya.
Saat itu waktu istirahat tiba, teman-teman yang lain sedang membeli makanan di kantin sekolah, di kelas hanya tersisa aku dan Meli saja. Akupun mendekatinya.
”Mel, ga ke kantin dengan yang lain?”. Tanyaku.
”Ga, aku masih kenyang”. Jawab Meli.
Aku berfikir apakah ini saatnya aku menyatakan cintaku padanya, saat semua teman-teman tidak ada di kelas, saat aku hanya berdua saja denagnnya
”Mel aku ingin bilang sesuatu” ucapku dengan perlahan.
”Kamu mau bilang apa?” ucapnya.
”Ga,ga jadi” ucapku.
Bel berbunyi semua teman-teman kembali ke kelas.
”Eh,sudah dulu ya? sudah masuk” kataku.
Akupun kembali ke tempat duduk dan memulai pelajaran.
Saat pulang sekolah dan sampai dirumah aku bertanya lagi pada diriku sendiri, betapa bodohnya aku, kenapa aku tak langsung mengatakan padanya. Sampai saat ini aku masih merasa malu pada diriku.
Keesokan harinya saat pulang sekolah tiba, seperti biasa aku pulang dengan mengendarai motorku. Tiba-tiba aku melihat Meli sedang berjalan.
”Mel,kenapa jalan? biasanya kamu dijemput ayah mu?” tanyaku.
”Ya nih, Ayahku ga bisa jemput, ada urusan mendadak” jawabnya.
”Mau ikut denganku? aku antar deh…kebetulan kita satu jalur” kataku.
”Boleh juga, kayaknya juga mau hujan. tapi apa ga ngrepotin sih? ,terima kasih sebelumnya” .jawab Meli
.Dia pun menaiki motorku dan kami pulang. Saat ditengah perjalanan tiba-tiba hujan turun sangat deras.
”Mel, hujan nih…berhenti dulu ya?” kataku.
”Ya hujan nih, dari pada nanti sakit” ucap Meli.
Aku dan dia berhenti di suatu tempat di pinggir jalan yang cukup teduh. Setelah kami berdua berteduh di tempat yang lumayan sepi dan hanya kami berdua yang berada di tempat tersebut. Beberapa menit telah berlalu, tapi diantara kami belum ada yang membuka pembicaraan, akhirnya aku memberanikan diri untuk memulai pembicaran.
”Mel, dingin banget ya, suasananya ko jadi kaya di film-film gini ya…hehe” candaku.
“Iya nih, dingin banget, kamu bisa aja bercandanya” jawab Meli dengan tertawa.
“Aku ga bercanda ko, aku serius. Suasana seperti ini sudah lama aku nantikan” jawabku dengan penuh keyakinan.
“Maksud kamu apa?” Tanya Meli.
“Maksudku gini loh, sebenarnya aku sudah lama pengin mengatakan hal ini tapi aku ga punya kesempatan dan aku masih belum memiliki keberanian yang cukup besar untuk ini.” Sambung aku.
“Ngomong aja, ngga usah takut kita kan udah berteman cukup lama.” Ucapnya dengan penuh rasa ingin tahu.
“Sebenarnya itu, aku suka sama kamu. Aku ga tau kapan perasaan ini muncul, tapi yang jelas jika aku berada disisimu aku ngerasain sesuatu yang beda banget,. Bisikku.
“…………………..” Meli hanya diam.
“Aku sayang kamu mel, aku ngga sanggup lagi untuk menahan rasa yang telah lama aku rasakan ini.” Omongku.
“Apa yang kamu katakan tadi sungguh-sungguh keluar dari hati mu?” sambung Meli.
“Iya Mel, aku sungguh-sungguh berkata dari dalam hatiku yang paling dalam.” Jawabku.
“Gimana ya, sebenernya….???” Kata Meli.
“Jadi apakah kau akan membalas perasaanku ini???” Tanyaku.
“Gimana ya…, aku engga bisa jawab sekarang, gimana kalau besok aja,?” jawab Meli.
“Ya terserah kamu sih, aku akan tunggu jawaban dari melly.” Sambungku.
Setelah hujan mulai reda, kamipun melanjutkan perjalanan kami. Sesampainya dirumah Meli,aku berpamitan dan pulang. Aku pulang dengan hati dan pikiran yang tidak karuan. Baru pertama kali ini aku merasakannya walaupun dulu pernah aku rasakan sebelumnya tapi tidak seperti ini.
Keesokan harinya, aku setelah pulang sekolah tepatnya hari sabtu aku menghampiri meli. Dan bertanya kepadanya tentang pertanyaanku yang kemarin,
“Mel, gimana jawabannya?” tanyaku.
“Nanti lah, nunggu teman-teman yang lainnya pulang, aku malu.” Jawab Meli perlahan.
Akhirnya akupun hanya bisa menuruti apa yang Meli katakana. Setelah teman-teman yang lain pergi, dan hanya kami berdua yang berada didalam ruang kelas. Meli pun mulai berbicara.
“Gimana ya, aku tuh sebenarnya ga bisa…” kata Meli.
“Oh gitu ya, tapi kan kita masih bisa bertemankan?” jawabku dengan ragu.
“Aku itu sebenarnya ga bisa nolak kamu …”kata Meli.
Dengan rasa kegembiraan yang meluap-luap, dan tanpa sadar aku langsung memeluk Meli.
Rizal yang dari tadi mengintip kami berdua dari jendela pun ikut gembira.
“Wah, kita makan-makan neh…hehe” kata Rizal

3 komentar:

  1. bagusssssssssssssssss

    BalasHapus
  2. dari segi kata2 udah bagus, pemilihan judul juga baik, namun lebih bagus lagi kalau bikin sendiri...
    Hehehe...


    Slm...SP...

    BalasHapus